"Apa perasaanmu sudah merasa lebih tenang?" Tanya Fahri. Devira menganggukkan kepalanya. Ditatap wajah Fahri, Fahri tersenyum lembut kepadanya. Devira menundukkan wajahnya, dihela pelan napasnya. Lalu perlahan diangkat kepalanya, ditatapnya kembali Fahri. "Ini tentang Mami" ujar Devira, ia menyusut air mata yang kembali membasahi pipinya. Fahri diam, menunggu rangkaian kalimat berikutnya yang akan ke luar dari mulut Devira. Ia tidak kaget mendengar ucapan Devira, ia sudah menduga, kalau ini pasti tentang Bu Devina. Devira menghela napasnya, tatapan jauh ke depan, meski yang ada di depannya hanyalah tembok pagar yang mengelilingi rumah Fahri. "Aku sudah memikirkan, dan mempertimbangkan ucapan Mas Fahri." "Ucapan yang mana?" Tanya Fahri pura-pura lupa. Devira menolehkan kepalanya, dit