"Ayah!" Arya segera berdiri, diikuti oleh Aisah. Arya menuju pintu, Aisah masuk ke dalam kamar untuk mengambil hijabnya. Arya dan Pak Malik berdiri berhadapan, Pak Malik menatap putranya dari ujung kaki hingga ujung kepala. Arya juga menatap dirinya sendiri, kaos oblong bergambar calon kepala daerah pada pilkada lalu yang ia kenakan saat ini, karena hanya kaos ini yang muat di tubuhnya. Sedang bagian bawahnya, ia masih menggunakan sarung. "Pakaianku kotor, aku tidak membawa pakaian, jadi terpaksa pinjam punya abah, dan hanya ini yang muat untuk aku pakai" ujar Arya, seakan tahu arti tatapan ayahnya. Pak Malik hanya menganggukan kepalanya. "Silahkan masuk, Ayah" Arya menyingkir dari ambang pintu, memberi jalan bagi ayahnya untuk masuk ke dalam rumah. Pak Malik melepas sepatunya, l