Di lain tempat, di kantor milik keluarga Mahmud. Devira datang ke kantor papinya untuk mengajak maminya makan siang bersama. Tanpa mengetuk pintu lebih dulu, ia membuka pintu ruangan yang dulu ditempati papinya. Tapi ia tertegun di ambang pintu, demi melihat pemandangan di hadapannya. Maminya terlihat bersandar di sandaran sofa, kedua kaki maminya terbuka lebar, pakaian maminya acak-acakan, dan seseorang tampak berlutut di hadapan maminya. Kepala orang itu berada tepat di antara kedua paha Bu Devina, dan kedua tangan orang itu sibuk meremas d**a maminya. Terdengan gumaman dan desahan m***m ke luar dari mulut Bu Devina. "Mami" desis Devira dengan suara bergetar, tubuhnyapun ikut bergetar, ia maju dua langkah dari ambang pintu. "Mami!!" Devira akhirnya mampu berteriak untuk melupakan r