Serangan mendadak dan serentak, dilancarkan oleh pasukan Jenderal Mayer yang sudah memiliki kemampuan istimewa--- tepat di pagi buta. Mereka melumpuhkan satu persatu pasukan yang yang berjaga di markas pusat sebelum sempat bertindak. Mereka merangsek masuk ke lorong - lorong yang menghubungkan gerbang menuju ke pusat dimana Robinson dan juga para rekannya yang lain berada.
Pasti mendapat perlawanan yang sengit dari pasukan yang menjaga markas Pusat, namun perlawanan itu tidak cukup kuat untuk menahan pasukan Jenderal Mayer yang memiliki kemampuan khusus.
Dor.
Dor.
Suara tembakan mulai terdengar di sana - sini. Hal tersebut menjadikan pasukan markas pusat menjadi lebih waspada dan bersiap akan serangan.
"Kode merah! Kita diserang!" Teriak pemimpin pasukan markas Pusat bernama Kendal.
Itu saja mereka semua sebenarnya kebingungan dengan serangan yang terjadi. Seharusnya mereka merasa aman karena dilindungi oleh mereka Selatan yang berjaga di barisan paling depan. Namun yang terjadi justru mereka yang diserang lebih dahulu.
Zzzt.
Zzzt.
"Akh!"
Bruk.
Bruk.
Satu persatu pasukan markas pusat yang diserang oleh pasukan Jenderal mayor pingsan. Itu karena pasukan Jenderal Mayer menyerang pasukan markas pusat dengan listrik yang merupakan kemampuan istimewa mereka. Tentu saja mereka menyerang dengan tegangan rendah karena tidak ingin menyakiti sesama pasukan. Pasukan Jenderal Mayer hanya membuat mereka pingsan tanpa membuat mereka cedera parah.
"Kenapa kalian berkhianat!? " seru salah satu pasukan markas pusat. Dia tidak percaya melihat penghianatan dari rekan yang berprofesi.
Draco yang mendengar pertanyaan dari salah satu pasukan markas Selatan mulai menjelaskan alasan kenapa mereka menyerang markas Pusat. "Karena kami tidak bisa menahan tindakan semena - mena Robinson dan teman- temannya."
"Omong kosong! Kalian seharusnya berterima kasih karena---" belum sempat orang itu membantah pernyataan Draco, alarm sudah berbunyi.
Triiiing.
Bunyi alarm menggema ke seluruh markas.
Pada saat mereka berdebat, salah satu dari penjaga markas pusat berhasil memberi kode bahaya sehingga membuat seluruh pasukan yang lain siaga dan mengeluarkan senjata api. Namun itu adalah hal yang sia - sia sebab sejak tadi seluruh pasukan sudah tahu jika akan ada penyerangan.
"Serangan!"
Reaksi yang berbeda terlihat dari seluruh penghuni markas Pusat. Jelas hal tersebut mengakibatkan seluruh penghuni markas pusat yang terdiri dari orang - orang kaya dan biasanya hidup dengan damai menjadi gempar.
"Apa yang terjadi!?"
"Apakah zombie menyerang!"
"Tidak, pasukan markas selatan yang memberontak, " jawab salah satu prajurit.
"Tu - tidak mungkin..."
Mereka yang biasanya hidup tenang dan juga berpesta meski dunia dalam keadaan sakit tidak akan menyangka jika markas Selatan akan memberontak dengan menyerang mereka di pagi buta seperti ini.
"Semua siaga dan bersiap dengan datangnya serangan!" Pekik pemimpin mereka.
Teriakan itu mengakibatkan kekacauan dan kemarahan para pengawal yang berada di markas pusat. Mereka pun menyerang ke arah pasukan Jenderal Mayer dengan cara membabi buta.
Akan tetapi serangan mereka sama sekali tidak mempan terhadap pasukan Jenderal Mayer yang memiliki kemampuan khusus. Mereka semua dengan mudah menaklukan serangan peluru yang mengarah ke arah mereka.
Dor.
Buagh!
Dor.
Dor.
Suara tembakan peluru tidak berhenti selama beberapa jam. Pasukan markas pusat telah berusaha mati - matian mempertahankan atasan mereka yaitu Robinson dan juga yang lain. Mereka menyembunyikan semuanya di ruang bawah tanah yang menjadi alternatif jika ada serangan.
"Apa semua pemimpin sudah diamankan?" Tanya Kendal.
"Sudah!" Jawab pasukannya.
"Bagus, jika demikian kita harus mati - matian melawan pengkhianat.
Akan tetapi sebuah seruan dari Jenderal Mayer menghentikan gerakan para pasukan yang ingin mati - matian membela Robinson dan jumlah petinggi yang bersembunyi di bawah tanah itu. Jenderal mayor merasa tidak ada gunanya membela orang-orang itu. Jadi dia mulai membujuk masukkan markas pusat agar ikut menjadi bagian dari pasukannya.
"Berhentilah. Sebab tidak ada gunanya kalian melawan kami. Seharusnya orang yang harus kita lawan adalah orang yang kalian lindungi mati-matian itu. Sebab aku tahu benar kelakuan mereka kepada kalian. "
Ucapan Jenderal Mayer membuat mereka bimbang. Namun hal itu tidak cukup untuk membuat mereka berpaling ke pihaknya.
"Kalian adalah pasukan khusus tapi kenapa kalian diperlakukan tidak hormat. Apa yang kalian dapatkan dengan melindungi Robinson dan para pengikutnya selain hanya dijadikan alat menjaga keamanan sedangkan mereka bersenang-senang? "Seru Jenderal Mayer. "Aku tahu benar perlakuan mereka kepada kalian selama ini... mereka menganggap kalian pengemis."
Hening.
Apa yang dikatakan oleh Jenderal Mayer memang tidak salah. Selama ini mereka memang diperlakukan tidak hormat dan seolah - olah menjadi pengemis makanan. Selain berkata kasar, Robinson dan rekan - rekannya sering mencaci maki dan melemparkan makanan pada mereka. Satu demi satu ingatan akan perlakuan para orang kaya itu bermunculan. Rasa sakit hati yang terpendam karena tidak berdaya melawan mulai meluap ke permukaan.
Mereka pun kini mulai bimbang untuk membela Robinson dan juga rekan - rekannya. Apa gunanya membela orang yang memperlakukan mereka seperti b***k.
Kebimbangan itu bisa ditangkap Jendral Mayer dengan mudah. Jadi dia meneruskan ucapannya sehingga mereka benar - benar berada di pihaknya.
"Jadi sudah waktunya kalian mendapatkan harga diri kalian kembali!" Teriak Jenderal Mayer. " Apakah kalian rela hidup seperti anjing?! " ucapan keras terakhir Jendral Mayer menghantam kepala pasukan khusus itu.
Pidato terakhir Jenderal Mayer membuat mereka menjatuhkan senjatanya dan menghentikan segala serangan mereka. Mereka juga mulai berpikir jika selama ini tidak mendapatkan apapun selain makanan, itu saja. Tidak ada rasa hormat sama sekali kepada mereka baik dari Robinson maupun rekan - rekannya. Mereka memperlakukan pasukan yang melindungi markas pusat seperti pelayan yang bisa dibuang, diinjak kapanpun mereka inginkan.
"Aku tahu kalian juga tersiksa, jadi bergabunglah denganku. Kita akan menguasai semua ini dan mencegah kelaparan akibat dipermainkan oleh Robinson!"
"Kau benar, sudah saatnya kita mendapatkan harga diri kita. Aku tidak ingin menjadi anjing penjaga Robinson dan teman - temannya!"
"Yeaah!" Sahut para pasukan markas pusat. Nasib mereka sebenarnya tidak lebih baik dari markas selatan. Justru nasib pasukan markas selatan lebih baik karena mereka mendapatkan rasa hormat dari para pengungsi.
Akhirnya, mereka semua berbalik arah untuk melawan Robinson dan juga rekan-rekannya yang sedang bersembunyi di ruang bawah tanah. Mereka berniat membiarkan orang - orang sombong itu membusuk di sana.
"Jadi apa yang ingin kau lakukan pada mereka, Komandan Kendal?" Tanya Jenderal Mayer.
Komandan itu tertegun karena sudah lama pangkatnya tidak disebut dengan hormat.
"Aku akan membiarkan mereka berada di sana dalam ketakutan."
Jenderal Mayer mengangguk puas. Akan tetapi dia ingin melihat rupa orang - orang sombong itu.
"Bolehkah aku melihat mereka?" Tanya Jenderal Mayer.
"Tentu saja."
Komandan Kendal membawa Jenderal Mayor menuju ruang bawah tanah di mana provinsi dan rekan-rekannya terkunci. Sementara pasukan yang lain sedang membersihkan segala hal yang rusak akibat pertempuran tadi. Tak lupa mereka mengisi perut karena sudah lama tidak makan dengan kenyang. Selama ini yang mereka makan hanyalah makanan kaleng dan juga buah dari Ken. Jelas hal itu tidak dapat mengenyangkan perut mereka.
Tap.
Tap.
Menunjukkan lorong yang tersembunyi dari balik lemari geser. Di balik lemari geser itu terdapat tangga yang menuju ke bawah di mana terdapat sebuah ruangan yang memiliki pintu ganda tertutup rapat dari dalam. Jenderal Mayer tertawa senang. Dia pun mengambil rantai dan mengunci pintu itu sehingga tidak bisa dibuka.
"Jadi ini persembunyian mereka?" Tanya Jenderal Mayer.
"Ya."
Jenderal Meyer menawan lima orang tersebut di sana sesuai dengan keinginannya. Misi menguasai markas pusat pun berjalan lancar. Kini merekalah yang berkuasa atas keempat markas yang berada di bawah kepemimpinan markas Pusat.
Dok.
Dok.
Robinson dan yang lainnya terkejut mendengar suara rantai dari luar. Mereka segera membuka pintu tapi terlambat. Mereka ternyata sudah mengunci dari luar pintu ganda yang menjadi satu - satunya itu keluar ruang bawah tanah.
"Buka pintunya!"
"Buka!"
Ternyata mereka berdua putus asa dari dalam ruangan. Namun Kendal dan juga Mayer hanya mendengus. Mereka pun meninggalkan tempat itu, membiarkan orang yang sudah menginjak - injak harga dirinya terkurung dengan putus asa.
Para gadis yang biasanya melayani Robinson dan teman - temannya kebingungan melihat perubahan kondisi yang sedang terjadi. Mereka pun bertanya kepada Jenderal Mayer tentang apa yang terjadi.
"Apa kalian akan menahan kami?" Tanya salah satu wanita yang rela menjadi penghibur di markas pusat demi bisa bertahan hidup dan makan.
"Tidak. Kalian bebas. " Jenderal Mayer membiarkan para gadis itu memilih apa yang mereka inginkan.
"Benarkah?"
Para wanita itu tidak percaya jika mendapatkan kebebasan. Hal tersebut disambut isak tangis dari para gadis itu.
"Kalian bebas memilih siapa yang kalian sukai, berpacaran dan lainnya... Kalian juga tidak dipaksa untuk melakukan apapun," ucap Jenderal Mayer yang saat ini sosoknya sekarang nampak seperti berusia 40-an. Dia nampak gagah dan kuat. Tidak seperti Robinson yang gemuk dan tambun.
"Aku jamin mereka tidak akan menolak karena mereka sudah lama kesepian," ucap Mayer.
Para gadis langsung berpencar ke para pasukan. Namun secara mengejutkan beberapa di antara mereka justru memilih Jenderal Mayer.
Para pasukan yang melihat hal tersebut hanya bertanya melihat jika jenderalnya yang menjadi favorit para gadis. Begitu pula Jenderal Mayer, kini ruangan markas selatan sudah menjadi tempat bersenang - senang pasukan untuk merayakan pengambil alihan markas yang penuh dengan makanan ini.
***
Di sisi lainnya rombongan Aaron secara tidak sengaja bertemu dengan Devos. Tentu saja Sarah langsung bereaksi, tanpa berpikir lama ia menghadapi pria itu. Kelima pria yang memiliki kemampuan juga turut membantu Saara di belakangnya. Kini mereka berenam menghadapi Devos yang sendirian.
"Ternyata pengikutmu bertambah. Huh...?"
Tanpa basa - basi Saara segera menyerang Devos dengan energi telekinesis - nya. Sama halnya dengan Devos dia juga menyerang Saara dengan kekuatan penuh. Ternyata kekuatan Devos jauh meningkat daripada terakhir kali saat mereka berhadapan.
Hantaman kedua orang itupun kembali mengeluarkan energi kejut yang besar. Energi itu juga menghempaskan kelima orang di belakang Saara. Akan tetapi kali ini mereka tidak terpental seperti dahulu. Mereka bisa bertahan dari gelombang energi dan kedua orang zombie mutasi keempat itu.
Begitu gelombang energi itu reda, Aaron terlebih dahulu mengambil inisiatif dengan menyerang Devos yang sedang mengarahkan energinya ke arah Saara. Dia sudah mengantisipasi serangan Aaron yang pria itu luncurkan.
Devos dengan satu tangan menghempaskan pisau es Aaron. Yang membuat anak - anak yang lainnya juga ikut menyerang ke arah Devos. Saga yang tidak tahu apa yang terjadi juga ikut - ikutan mengerahkan tenaga petir di tangannya. Jadi semuanya dengan serempak menyerang ke arah Devos hingga membuat pria itu mundur. Namun di luar dugaan, biasanya Devos melarikan diri setelah mendapatkan serangan dari orang yang membantu Saara-- Kini dia malah menyerang kelima orang itu dengan kecepatan tinggi. Mereka bahkan terpental jauh karena hantaman dari Devos yang menghantamnya satu persatu.
Buagh.
Buagh.
Bruk!
Saara jelas tidak membiarkan hal itu terjadi. Dia juga turut melawan Devos yang menghajar rekannya. Semuanya seperti gerakan slow motion padahal Devos dan juga Saara bergerak sangat cepat. Kecepatan mereka bahkan tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Pertempuran sengit di antara mereka pun tidak terhindarkan. Devos mati - matian melawan Saara dan juga rekan-rekannya. Dia tidak ingin menghindar dan mencoba mengalahkan mereka semua agar tidak ada lagi yang menghalanginya mendapatkan kristal emas.
"Berapa zombie yang kau bantai?" Tanya Saara.
"Bukan urusanmu!"
Devos kembali menyerang Saara dengan gelombang telekinesis. Saara juga turut mengeluarkan kemampuannya. Aaron dan yang lain juga ikut menyerang dengan kekuatan penuh. Alhasil sebuah ledakan terjadi di titik pertemuan kedelapan energi itu. Mereka semua terlempar jauh akibat benturan energi itu.
Tbc