Serangan Ke Pusat

1859 Kata
Pasukan yang ikut dengan Jenderal Mayer sudah berubah menjadi begitu ganas, percaya diri dan tak terkendali. Kesombongan sudah menjadi salah satu sifat mereka karena merasa superior dari lainnya. Inilah sifat alami manusia yang selalu tidak pernah merasa puas dan akan merasa sombong jika merasa lebih kuat daripada lainnya. Oleh karena itu Saara merasa jika sifat - sifat seperti ini bisa membahayakan kehidupan di bumi yang ingin ia perbaiki. Tidak ada yang tahu tujuan utama dari Saara selain menemukan laboratorium agar Aaron bisa menemukan serum penawar virus Em0 adalah memusnahkan siapa pun yang memiliki sifat tamak, sebelum sifat itu menyebabkan perang yang memperparah kerusakan dunia. Sistem di otaknya mengkalkulasi bahwa pemilik sifat tamak dan sombong ini akan menyebabkan manusia berlomba - lomba menjadi lebih kuat dari pada lainnya. Awalnya pemilik kemampuan ini memang tidak berpikir untuk menguasai dunia. Mereka juga bisa bersikap normal seperti lainnya, hanya saja, ketika mereka melihat bagaimana pemilik kemampuan yang lebih kuat menjadi berkuasa --- Saara yakin akan timbul perasaan iri. Sifat loyal mereka akan terkikis, dan begitu tahu cara mengembangkan kekuatan maka rasa iri itu berkembang menjadi sifat serakah. Ketamakan di hati mereka akan menggoda siapapun agar menjadi lebih kuat dari lainnya. Jika bisa menjadi paling kuat di seluruh dunia. Mereka pasti berpikir buat apa tunduk pada perintah orang sedangkan dirinya sendiri bisa lebih kuat. Saara yakin jika teori yang ia analisis ini cepat atau lambat akan terlihat dan merusak. Dan pada saat itu tiba, maka peperangan untuk menjadi orang yang paling kuat dan menjadi pemimpin para manusia dengan sistem diktator tidak akan dihindari. Jika hal tersebut terjadi maka apa gunanya menemukan serum penawar virus Em0 yang mati - matian mereka temukan. Sayangnya, untuk saat ini Saara tidak bisa berbuat apapun. Ada hal yang lebih penting dari pada memusnahkan para manusia yang tamak yaitu menemukan letak laboratorium. Tapi yang perlu diingat oleh siapapun, Saara tidak akan pernah melupakan tujuan keduanya setelah menyelesaikan misinya mengantarkan Aaron membuat serum. Yaitu memusnahkan manusia - manusia serakah itu. . . . Pasukan Jenderal Mayer Akhirnya kembali ke markas Selatan untuk merencanakan pengambilan alih markas pusat yang selama ini dipimpin oleh Robinson. Jenderal Mayer menanamkan pada pasukannya agar menganggap jika Robinson bersenang - senang tanpa memikirkan kehidupan pasukan di markas Selatan ataupun markas lainya. Jadi mereka tidak akan memiliki keraguan untuk mengikuti perintahnya. Para pasukan pun mulai siaga menerima perintah dan bergerak sesuai dengan instruksi Jenderal Mayer. "Ingat, jangan sampai rencana kita bocor. Kesejahteraan manusia yang mengungsi ada di tangan kita. " "Baik." Alasan yang digunakan Jenderal Mayer untuk menyerang markas pusat memang demi kepentingan markas lain. Tapi sifatnya masih rahasia. Jadi tidak ada yang membocorkan rencana mereka kepada pasukan lainnya yang tidak ditunjuk ikut turun serta. Sebab itu menjadi misi khusus rahasia dari pasukan yang dibawa oleh Jenderal mayor. Waaa.... Waaa.... Begitu akan memasuki gerbang markas Selatan, mereka terhindar dari serangan zombie mutasi kedua yang pernah menghadang jalan kelompok Aaron saat pertama kali datang ke markas Selatan. Kedatangan mereka disambut antusias oleh pengungsi di markas Selatan. Mereka semua seperti pahlawan yang menang dari perang. Suara memuja dan juga pujian datang dari berbagai arah. Membuat semangat pasukan Jenderal Mayer semakin menggebu - gebu untuk merebut markas Pusat. Jadi mereka akan menjadi pahlawan sesungguhnya bagi para pengungsi. "Apa kalian dengar itu anak - anak? Mereka menyambut kita dengan penuh antusias. Bayangkan jika mereka tahu kita merebut markas pusat sehingga pengungsi markas Selatan tidak lagi kekurangan pasokan makanan...?" Pasukan Jenderal Mayer menyeringai senang. Jenderal Mayer turut menyeringai karena tahu apa yang dipikirkan anak buahnya. "Sudah pasti mereka menganggap kita pahlawan yang sesungguhnya. " Mereka pun masuk dan beristirahat. Rasa kagum tidak hanya di rasakan oleh para pengungsi, pasukan yang tersisa di markas, yang tidak diajak oleh Jenderal Mayer di markas Selatan. Mereka juga merasa kagum akan aura tangguh yang dikeluarkan oleh Jenderal Mayer dan pasukannya. Mereka tahu jika Jenderal Mayer dan pasukannya menjadi lebih kuat daripada sebelumnya. Mereka cukup bersyukur karena kemungkinan kehidupan di maka Selatan akan lebih baik. Namun tidak ada yang mengira jika kudeta akan dilancarkan oleh Jenderal Mayer berkedok sebagai penyelamat pengungsi markas selatan dari kelaparan. Padahal dia memiliki keserakahan sendiri yaitu menguasai dunia. Seluruh penghuni markas selatan kembali ke baraknya masing - masing. Para pasukan juga melakukan hal serupa. "Pulihkan tenaga kalian. Lalu tunggu perintahku." "Baik. Kami siap menaklukan markas pusat kapanpun." "Bagus... sekarang beristirahatlah. Besok pagi kita menyerang mereka secara mendadak." "Siap." Draco dan Ben adalah orang yang paling setuju dengan rencana Jenderal Mayer. Mereka setuju karena memang markas Selatan selama ini kekurangan makanan dari markas pusat. Padahal mereka memiliki pasokan makanan yang luar biasa besar mengingat terdapat lahan luas dengan sistem hidroponik juga peternakan dan makanan organik lainnya. Akan tetapi mereka keberatan mengirimkan makanan dengan jumlah besar pada markas - markas yang lainnya akhir - akhir ini. Hal tersebut menyebabkan markas Selatan sering kekurangan makanan untuk para pasukannya maupun pengungsi. Jadi mereka berdua menganggap niat Jenderal Mayer adalah niat mulia. Tanpa tahu jika sebenarnya Jenderal Mayer berusaha menjadi raja dari manusia yang tersisa di Bumi. Para pasukan pun kembali ke barak masing - masing. Mereka sangat tidak sabar untuk pertempuran esok hari. Di ruangannya, Jenderal Mayer sangat senang melihat pasukan yang begitu bersemangat menyerang markas pusat. "Hahaha akhirnya aku akan menguasai bumi..." guman Jendela Mayer. Tak lama kemudian, mata Jendral Mayer dipenuhi kebencian. "Bersiaplah Robinson... Kau akan aku jadikan zombie dan aku akan mengambil kristal di kepalamu." Jenderal Mayer tidak sabar membayangkan hidup bersenang - senang dengan para gadis dan juga makanan yang berlimpah. Dia juga ingin hidup layaknya yang dilakukan Robinson selama ini. Jadi omong kosong tentang tujuannya agar pengungsi markas selatan tidak kelaparan. Satu - satunya yang diinginkan adalah menguasai bumi dan menjadi raja. Di sisi lain, rombongan Aaron sudah kembali lagi melanjutkan perjalanan setelah singgah dari markas barat. Meskipun Thomas mati - matian mencegah rombongan Aaron pergi namun semuanya sia - sia. Padahal Thomas ingin sekali mereka tetap berada di markas barat untuk melindungi pengungsi yang hanya berjumlah puluhan. "Tidak bisakah kalian tetap di sini? " tanya Thomas. Tatapan mengiba dari para pengungsi di markas ini hampir meluluhkan hati Aaron. Akan tetapi tugas membuat serum jauh lebih penting. "Kami harus segera menemukan laboratorium profesor Philips untuk membuat serum Zombie. Kau tidak inginkan hidup dalam situasi seperti ini terus menerus? "Ucap Aaron. Thomas mengangguk. Siapa yang tidak ingin kembali ke kehidupan normal sebelum zombie muncul. "Kuharap kalian cepat menemukan laboratorium itu dan berhasil. " "Terima kasih. Aku juga akan berusaha dengan keras. Memangnya siapa yang tidak ingin bumi kembali seperti sedia kala, pasti kita semua menginginkannya. " "Apa yang terjadi jika serum itu berhasil kau buat? Apakah para zombie itu bisa menjadi manusia kembali ataukah serum itu membunuh semua para zombie yang ada di bumi?" Tanya Thomas lagi. Dia tidak tahan untuk tidak bertanya. Aaron yang diberi pertanyaan oleh Thomas tidak tahu sama sekali efektivitas daripada serum yang akan ia buat. Dia pun memusatkan Pikirannya akan mendapatkan ingatan dari Profesor Philips mengenai efektifitas daripada serum yang akan dibuat. Hasil yang ia dapatkan setelah memusatkan pikirannya sangat mengejutkan. Rupanya serum itu akan membunuh semua virus Em0 dan juga menghapus segala kemampuan yang dimiliki oleh manusia yang memakan kristal Zombie. "Serum itu akan membunuh semua Zombie dan juga mencegah penyebarannya pada manusia yang sehat. Lalu jika manusia disuntik serum itu, dia tidak akan berubah menjadi zombie meskipun terkena cakaran atau gigitan dari zombie. " Thomas dan yang lainnya sangat senang mendengar pernyataan dari Aaron. Jika hal itu terjadi pasti zombie akan musnah sepenuhnya dari bumi. Dalam hati mereka berharap jika zombie sudah musnah dari bumi maka langit akan kembali biru seperti dahulu. Bukannya gelap kemerahan dan nampak seperti dunia kegelapan seperti sekarang. "Kuharap kalian segera berhasil menemukan laboratorium itu... " "Kami pergi." Sebelum mereka keluar dari markas, pohon - pohon yang ditumbuhkan oleh Ken terpaksa dipindahkan oleh Sarah dengan kekuatan telekinesis nya. Setelah itu dia menutup kembali gerbang markas barat dengan pohon itu lagi. Kemudian Ken menumbuhkan lagi pohon di bagian depan markas barat sehingga pertahanan markas itu menjadi lebih kuat. Mereka berenam pun kembali menaiki mobil Jeep dan melanjutkan perjalanannya. Dan sekali lagi mobil mereka diikuti oleh zombie mutasi ketiga. Mereka seolah tidak mau menyerah untuk memakan daging segar sehingga sel - sel di tubuh mereka tidak akan mati. "Aku bersyukur bisa tidur di kasur yang empuk tadi malam. Entah kapan lagi kita bisa tidur di kasur yang empuk lagi, "guman Aaron. Sayangnya tidak ada diantara mereka yang menanggapi ucapan Aaron. Sebab mereka tahu jika yang di pikiran Aron hanyalah tidur di kasur yang empuk. "Hey kenapa kalian cuek begitu?" Tanya Aaron cemberut. "Kami tidak memiliki kewajiban menjawab orang yang kerjanya hanya tidur saja," tukas Sean. "Bukan kah wajar jika aku Berbicara masalah tidur di kasur yang empuk? lagipula hanya itu kesulitan kita saat ini. Sedangkan kita sama sekali tidak kesulitan masalah makanan karena bisa mendapatkannya dengan mudah, " jawab Aaron tak mau kalah. "Ya terserah kau saja." ..... Di sisi lain sebuah laporan datang cari mata-mata yang Robinson tempatkan di markas Selatan. Begitu ia membaca laporan dari mata matanya mata Robinson membalas seakan tidak percaya. Hal tersebut menarik perhatian rekan-rekannya yang sedang diapit oleh gadis-gadis cantik di kanan kirinya. Para Gadis itu juga menuangkan wine dan menyuapi kaum jetset itu dengan makanan lezat. "Ada apa Roby?" "Sesuatu yang aneh dan tidak masuk akal terjadi, tapi kita tidak bisa mengabaikannya begitu saja." "Apa itu?" Robinson menjawab dengan cemas. "Beberapa waktu yang lalu muncul sekelompok manusia yang memiliki kemampuan yang luar biasa. Mereka bisa mengeluarkan angin, api dan juga air. Tidak hanya itu salah satu dari mereka bahkan bisa menumbuhkan pohon. " Rekan-rekan Robinson hampir saja tertawa dengan perkataannya. Hanya saja melihat raut serius dari wajah Robinson mereka kini ikut khawatir jika apa yang dia katakan adalah benar adanya. "Lalu jika hal itu benar maka apa yang akan terjadi? " "Aku takut jika para pasukan itu tidak akan lagi mau melindungi kita." Kini mereka mulai merasakan ancaman yang serius dari para pasukan. Rotinsulu menambahkan sesuatu yang semakin mena dugaan menakutkan bagi mereka semua. "Yang terburuk, aku takut jika mereka akan menyerang kita dan mengambil alih semuanya. " "Apa, ini gawat!" Rekan - rekan Robinson segera memerintahkan kepada pasukan yang menjaga di markas pusat untuk memperketat penjagaan nya. Mereka sama sekali tidak ingin segala kemewahan yang mereka nikmati di saat dunia dalam keadaan sakit, direbut oleh orang - orang yang mereka beri makan. "Penjaga, segera lipat gandakan penjagaan!" "Bawa senjata api kalian." Pasukan yang bertugas di markas pusat hanya bisa menurut meski kebingungan. Mereka bingung karena tiba -tiba atasan mereka ini panik seolah zombie akan segera menyerang. Padahal jika zombie menyerang maka markas yang berada di sekeliling markas pusat yaitu markas selatan pasti akan memberitahu adanya serangan. Dugaan Robinson sama sekali tidak meleset sebab saat ini pasukan Jenderal Mayer bergerak diam - diam menuju ke markas Pusat. Perintah dari Jenderal mayor mulai mereka laksanakan demi pemenuhan kebutuhan markas Selatan yang mulai menipis. Semua itu disebabkan karena Robinson yang selalu menganggap rendah Jenderal Mayer ketika meminta bantuan makanan dan justru memamerkan kemewahannya di markas Pusat. Pada saat jenderal Mayer meminta bantuan, Robinson memperlakukannya seperti pengemis. Kini Robinson harus menanggung apa yang ia lakukan. Dia mungkin tidak akan selamat atau saja dia akan dijadikan zombie oleh Jenderal Mayer. Tbc.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN