Percobaan Pertama

1104 Kata
    Dunia serasa berhenti berputar saat Ken mulai melakukan penjelajahan dengan lidahnya sehingga Hanna semakin tidak berdaya dan tanpa sadar dia mencoba menekan kepala Ken dengan tangannya tetapi yang terjadi sungguh di luar dugaan.     “Astaga Hanna! Apa yang kau lakukan?” teriak Ken dengan keras dan kepalanya langsung terangkat merasakan siraman air jeruk di kepalanya.     Terkejut, bingung dan akhirnya tertawa adalah yang dilakukan oleh Hanna sementara Ken memandangnya galak. Darimana ide Hanna menyiram kepalanya dengan air jeruk. Kalau dia tidak suka bukannya dia bisa mengatakannya tanpa harus menyiramnya?     Tetapi reaksi Hanna membuat Ken tidak jadi marah berganti dengan cengiran yang justru membuat Hanna waspada.     “Sekarang kau harus mencucinya.” Dengan mulut tertawa Ken mengangkat tubuh Hanna yang masih mengenakan mantel handuk dan membawanya ke kolam renang dan Ken membawa tubuh Hanna masuk ke air bersama dengan tubuhnya yang mulai terasa sakit.     “Ken! Apa-apaan kamu. Kau membuat mantelku basah,” teriak Hanna yang merasakan tubuhnya sangat berat karena mantel yang dia pakai.     “Kalau begitu kenapa tidak kau lepaskan saja,” saran Ken dengan tatapan rahasia.     Hanna yang tidak mengetahui maksudnya segera melepaskan mantel handuk yang langsung di lemparkan Ken ke pinggir kolam membuat wajah Hanna pucat. Tangannya dengan cepat berusaha menutupi bagian yang sebelumnya di sentuh oleh ledah Ken. Bagaimana dia tidak menyadari kalau bikin bagian atasnya sudah dilepaskan oleh Ken.     Kalau saja Hanna dapat memilih tentu saja dia akan memilih menyudahi berenangnya bersama Bella sehingga tidak perlu merasakan rasa malu dan juga marah.     Ken tidak tahu apa yang dirasakan oleh Hanna, dia mendekati Hanna dan memeluknya sebagai seorang lelaki hingga tubuh mereka yang taelanjung bagian atasnya melekat erat hingga Hanna tidak berdaya.     Mereka adalah pasangan suami istri yang disahkan oleh hukum 2 negara, tetapi mereka bahkan belum melakukan hubungan yang membuatnya sah sebagai istri. Mungkinkah Ken akan melakukannya sekarang setelah seminggu mereka hanya berbincang soal Bella dan juga persiapan untuk menghadapi Lenna.     Hanna tidak tahu dan tidak ingin berkata-kata. Tubuhnya masih terasa kaku karena tidak menyangka akan mengalami nasib seperti sekarang.     Dengan sebelah tangan Ken memeluk pinggang Hanna dengan erang sementara sebelah tangannya lagi terangkat ke atas menyentuh dagu Hanna yang sejak tadi menundukkan wajahnya.     “Kenapa?”     “Kau barengsek Ken. Kenapa masih bertanya?” omel Hanna dengan wajah memerah.     “Jadi aku tidak bisa menahannya Hanna,” jawab Ken dengan suara pelan dan tanpa menunggu jawaban dari Hanna, Mulut Ken menyapu bibir Hanna kembali memberinya pengalaman baru.     Tidak ada seorangpun yang tidak mengenal Ken. Selama ini Ken selalu dikenal sebagai lelaki yang selalu membuat wanita puas dan ketaguhan lalu berusaha untuk mendekatinya lagi. Kini Ken melakukannya pada Hanna yang masih polos, paerwan dan juga belum tersentuh, Ken membuat Hanna tidak bisa berkata tidak dengan semua yang dia lakukan hingga tekanan telapak tangan di bagian paentat Hanna kembali menyadarkan dari pengaruh Ken yang memabukkan.     “Ken, apakah kau akan membuatku malu dengan bercinta di tengah kolam seperti ini? Aku lupa mengatakan padamu kalau Diana dan suaminya akan datang ke sini siang ini,” bisik Hanna yang tiba-tiba sadar lingkungan.     “Siapa yang mengundang mereka? Kalau mereka datang sendiri dan kau tidak mengundangnya, biarkan mereka menyaksikan apa yang kita lakukan,” kata Ken kembali mencium Hanna.     Sayang kesadaran Hanna sudah terkumpul dan dia tidak mau dipermalukan di depan teman dan juga suaminya karena Ken tidak punya perasaan.     “Kau hentikan sekarang atau aku marah padamu!” ancam Hanna.     “Baiklah, tapi biarkan terbuka seperti itu! Aku ingin menikmatinya saat kau berjalan,” kata Ken membuat Hanna memakinya yang ditanggapi Ken dengan suara tawanya yang sangat menarik.     Hanna beruntung mantel handuknya ada di pinggir kolam sehingga dia langsung meraihnya dan memakainya sebelum keluar dari air.     Mata Ken mengikuti langkah kaki Hanna yang berjalan ke arah yang berlawanan. Hanna tidak berjalan menuju pintu melainkan menuju ke arah kamarnya. Astaga…tawa Ken tidak dapat di tahan lagi karena Hanna masuk ke dalam kamarnya dengan cara naik ke jendela kamarnya dan langsung berada di dalam kamarnya.     Entah keberanian dari mana yang membuat Hanna menjadi gila. Di depan jendela yang terbuka dengan Ken yang tertawa melihatnya, Hanna melepaskan mantel yang dia pakai lalu berjalan dengan cara mundur sampai menghilang di balik pintu kamar mandi.     Tidak henti-hentinya Ken memaki dan mengomel pada dirinya sendiri. Dia diperdaya oleh wanita yang menjadi istrinya. Dalam hati dia berjanji akan membuat Hanna berteriak karena Ken tidak akan memberinya ampun.     Suara tawa Hanna masih terdengar saat dia mulai menyabuni tubuhnya, tetapi secara tiba-tiba suara tawanya menghilang begitu tangannya yang memegang sabun tiba pada bagian tubuhnya yang mendapat sentuhan secara berlebihan dari Ken. Suara yang tidak dia kenali keluar dari mulutnya begitu gerakan lidah Ken kembali terasa di kulitnya hingga dia memilih segera mengakhiri kegiatan mandinya.     “Ken barengsek. Dia benar-benar membuatku gila dan tidak bisa berpikir jernih. Bagaimana aku bisa mempertahankan diri sampai Bella resmi menjadi miliknya kalau begini saja sudah membuatku semaput,” omel Hanna terus menerus hingga dia selesai mandi.     Hanna tidak tahu apa yang dilakukan oleh Ken setelah dia masuk ke kamar, apakah tetap berenang atau kembali ke kamarnya. Yang pasti dia tidak berani mencari tahu keberadaan Ken dari pintu penghubung. Tapi…Hanna kembali mengeluh, bagaimana kalau nanti dia bertemu dengan Ken dan dia tidak bisa menolak kemesraan yang dilakukannya? Semoga otak Ken lebih warah setelah mandi air dingin.     Mengenakan rok sutra model circular skirt semata kaki warna salmon gelap yang dipadu dengan bluse warna putih pas badan Hanna begitu berbeda dan sangat menarik. Dengan wajahnya yang begitu segar ia keluar dari kamar dan langsung mencari Bella di kamarnya.     Senyum Hanna masih sering membuat terlihat di bibirnya setiap kali dia teringat ucapan Rossie setelah kembali dari liburannya di Indonesia.     Sehari setelah kepulangannya ke London, tidak hentinya dia memperhatikan perut Hanna membuat wajahnya memerah, apalagi dengan pernyataannya apakah Ken masing ingat kerja setelah Hanna berada di sisinya secara sah? Padahal selama ini mereka belum pernah melakukan apa pun selain menghabiskan waktu di café atau Ken di kantornya.     “Kenapa kau tertawa sendirian? Kau tahu apa kata mereka bila melihatmu seperti itu?” bisik Ken nyaris membuat Hanna melompat kaget.     “Ken!! Kau gila apa? Bagaimana kalau aku jantungan?” teriak Hanna dengan nada tinggi sebelum dia menyadari suaranya membuat Ken sama terkejutnya.     “Astaga Hanna…kau benar melamun rupanya. Apa, sih yang membuatmu melamun sambil jalan?” decak Ken menggelengkan kepala.     “Tidak peduli aku sedang melamun atau tidak. Kau benar-benar membuatku kaget,” omel Hanna meneruskan langkah kakinya.     “Kau mau kemana?” kejar Ken menjajari langkah Hanna.     Hanna melirik Ken yang memakai celana jeans ketat berwarna blue dark dengan kaos leher turtleneck warna putih. Sangat menarik dan lagi-lagi Ken berusaha memamerkan bentuk tubuhnya yang kekar.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN