Penjelasan yang tertunda

1195 Kata
    Seperti masa lalu, Hanna duduk di depan kedua orang tuanya menunggu setiap pertanyaan yang harus dia jawab tanpa ada yang dia sembunyikan.     “Pertanyaan mom masih sama, seberapa jauh hubungan kalian?”     “Hanna ga ngerti maksud Mom. Hubungan kami sebagai teman dan sebagai pengasuh keponakannya,” jawab Hanna pelan.     “Awalnya pengasuh lalu sekarang kau dilamar olehnya. Seperti itu?”     “Benar, tapi Hanna belum memberikan jawaban sama Ken,” jawab Hanna menunduk.     “Kenapa? Karena alasannya?” tanya Nara lagi sementara Ardian hanya memperhatikan istrinya bertanya pada putri bungsunya.     “Benar.”     “Ken tadi menjelaskan pada kami kalau dia melakukannya karena kau yang sudah membuatnya harus mengambil langkah tersebut. Bisa jelaskan?”     “Mom….” Rengek Hanna karena kedua orang tuanya terus menuntut jawaban darinya.     “Kau hanya perlu menjawabnya. Semakin cepat kau menjawab maka mom tidak akan menjawab lagi.”     “Baiklah. Mom ingat klien pertamaku? Yang menyebabkan aku datang ke Londong?”     “Apa hubungannya?”     “Keponakan Ken yang aku asuh adalah anak yang di menangkan oleh Ken dari Lenna. Hanna yang merasa bersalah tidak bisa membela Lenna lalu mengajukan permintaan pada hakim, apa bila dalam 2 tahun Keanu Whittaker tidak bisa membuktikan dia bisa memberikan pengasuhan yang baik seperti yang dilakukan oleh orang tua yang lengkap maka Bella akan diserahkan pada negara menunggu keadaan Lenna membaik.”     “Dan dia berpikir karena permintaanmu maka kau harus bertanggung jawab?”     “Seperti itulah. Padahal Hanna sengaja kuliah di sini untuk membuktikan padanya bahwa Hanna bisa memperjuangkan kembali hak Lenna,” gumam Hanna pelan.     “Senjata makan tuan, heh,” komentar ayahnya membuat wajah Hanna cemberut.     “Sebelum Hanna tiba, Ken sudah menjelaskan pada kami kalau dia serius dengan menjadikan Hanna sebagai istrinya, terlepas dari kebutuhannya mengenai Bella. Mom tidak tahu kalau kalian sudah saling mengenal sejak kau masih SMA. Dengan waktu yang sudah begitu lama, tidak salah kalau Ken tertarik padamu, apalagi Diana juga melihat niat tulus sepupunya padamu. Makanya mom tadi bertanya padamu bagaimana perasaan Hanna pada Ken?”     “Kami hanya mengikuti keputusan Hanna dan akan memberi peringatan bila Hanna melakukan kesalahan.”     Tidak pernah Hanna sebingung ini. Apakah dia memang benar tidak ada perasaan pada Ken atau dia hanya mengagumi saja.     “Hanna tidak tahu. Hanna akui kalau pernah mengagumi Ken dan perasaan Hanna menjadi berbeda bila melihat Ken. Kedekatan Hanna dengan Bella terjadi tanpa sengaja. Hanna tidak tahu kalau keluarga Antoilter adalah keluarganya Ken.”     “Kalau begitu kami serahkan pada Hanna. Hanna sudah dewasa dan bukan anak kecil lagi. Kami yakin setiap keputusan yang Hanna ambil pasti bisa dipertanggung jawabkan. Lalu bagaimana dengan kepercayaan Ken sendiri?”     “Hanna belum bertanya padanya langsung, tetapi dari penjelasan Scott, Ken adalah seorang muslim,” jawab Hanna.     “Keyakinan dan kepercayaan kita sudah sama, jadi hanya tinggal perasaan diantara kalian saja,” ujar Ardian mulai bersikap menerima.     “Cinta dan segala jenis perasaan dapat tumbuh dan berkembang seiring berjalannya waktu. Kau menerima lamaran Ken, kami ikut menerimanya. Kalau kau menolak pun, kami akan menerimanya. Kau yang menjalani semuanya.”     “Hanna mengerti Mom.”    “Bagus, kau adalah anak perempuan kami satu-satunya, kehormatan keluarga kami ada padamu.”     “Hanna berusaha tidak akan membuat kalian kecewa,” jawab Hanna setelah diam cukup lama.     Setelah jawaban yang diberikan Hanna, akhirnya Ardian dan Nara tidak lagi bertanya pada Hanna, tetapi giliran Hanna yang bertanya pada mereka. Khususnya mengapa mereka melarang dirinya sekamar dengan Kendra.     “Perasaan orang tua yang berharap putrinya mendapat teman yang baik,” jawab Nara.     “Kenapa? Selama ini Kendra adalah teman sekamar yang baik. Dia tidak pernah melalukan apa pun yang merugikan Hanna,” sahut Hanna dengan wajah bingung.     “Kami melihat sikapnya tidak wajar begitu mendengar kami adalah perwira tinggi dan ketidak wajaran tersebut semakin terbukti begitu mendengar dirimu adalah seorang wanita yang pernah menjadi atlet menembak dan memanah. Hanna sendiri apa mengenal Kendra?” tanya Ardian dengan suaranya yang tenang.     “Tidak. Kendra adalah teman sekamar yang tertutup kecuali dia adalah mahasiswa hukum yang sangat kritis. Dia selalu mengikuti setiap kegiatan yang berhubungan dengan hukum maupun penegakkan keadilan,” jawab Hanna.     “Jadi keputusan kami sudah tepat dengan menyuruhmu keluar dari asrama,” ucap Nara dengan suaranya yang tenang.     “Lalu? Bagaimana dengan Hanna, sampai sekarang Hanna belum cari apartemen.”     “Ken sudah mengatakan pada kami kalau dia bekerja di bidang konstruksi dan arsitek, jadi mom yakin kalau dia mengetahui dimana bisa mendapatkan apartement yang aman.”     “Aku akan menghubungi Diana saja, Mom. Saat ini lebih baik kalau aku meminta bantuan padanya.”     Tidak mau didahului oleh Nara, Hanna segera menghubungi Diana, dan wajahnya begitu bahagia karena Diana bersedia memberikan apartemen miliknya untuk di tempati oleh Hanna.     “Diana memberikan ijin agar Hanna tinggal di apartemennya. Keamanan di sana sangat terjamin dan berada di lingkungan yang aman.”     “Bagaimana biaya sewanya?”     “Diana tidak menyewakannya. Dia hanya minta Hanna menjaga apartemennya. Sejak dia menikah apartemennya kosong. Jadi waktu Hanna minta dicarikan dia langsung minta Hanna tinggal di tempatnya.”     “Menurut Hanna, apa bisa kami melihatnya sekarang? Mumpung belum malam, jadi Mom dan Daddy bisa tahu keadaannya.”     “Hanna tanyakan dulu.”     Dengan wajah bersemangat, Hanna menghubungi Diana kembali tetapi Diana mengatakan bahwa da baru bisa menemui mereka besok jam 9 pagi. Sehingga Hanna menyetujui untuk bertemu di apartemennya besok.     Banyak tugas yang harus dikerjakan yang berhubungan dengan kepindahannya dari asrama ke apartemen milik Diana sementara orang tuanya hanya mempunyai waktu 3 hari sebelum kembali ke Indonesia.     Untunglah barang-barang Hanna tidak banyak di asrama sehingga dia bisa berkemas dengan cepat. Memberi tanda tanya pada Kendra yang melihatnya setelah semua barang Hanna sudah berada di mobil van milik Diana.     “Jadi kau tidak tinggal di asrama lagi karena permintaan orang tuamu?” tanya Kendra dengan tangan terlipat di daedanya.     “Benar. Mereka pikir kalau aku tinggal di apartemen, mereka bisa sering berkunjung. Aku permisi dulu ya,” ucap Hanna karena sudah tidak ada lagi yang akan dia kerjakan, sementara berpamitan pada ketua asrama sudah dilakukan oleh orang tuanya.     Berdiri menyaksikan kopernya masuk ke ruangan yang begitu nyaman membuat Hanna tersenyum sendiri. Teringat pertama kali dia berada di sini dan mendengar Ken menyapanya seperti ada sebuah janji yang akan dia sampaikan.     “Kenapa kau ingat Ken? Dia lelaki yang baik walaupun agak kaku. Dan aku memaklumi sifatnya tersebut. Ken memang tidak mudah memberi kepercayaan pada orang lain tidak seperti beberapa tahun lalu ketika Ken begitu terbuka pada semua orang,” suara Diana memasuki pendengar Hanna yang berdiri di tempat dia menerima sapaan dari Ken.     “Apa kau tahu kalau Ken melamarku?” tanya Hanna dengan mata tertuju pada orang tuanya yang berada cukup jauh.     “Sudah. Scott yang mengatakan padaku, Dia bilang bahwa kemungkinan besar Ken akan melamarmu tetapi dia belum mendapatkan waktu yang tepat untuk mengatakannya.”     “Kapan Scott bicara padamu?”     “Ketika aku bertanya padanya dalam perjalanan pulang setelah pertemuan kita. Lalu bagaimana hasilnya. Sudah kau putuskan?”     “Belum. Aku tidak tahu siapa Ken. Aku memang mengagumi dan ada rasa yang berbeda setiap kali melihatnya, tetapi yang terjadi kemarin membuatku ragu.”     “Apa yang membuatmu ragu?”     “Sikapnya yang tertutup.”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN