Rasanya baru kemarin Ken dan Scott membuat rencana menjadikan Hanna sebagai istri Keanu Whittaker. Hari ini Ken menemui Scott untuk menyampaikan berita yang menurutnya sangat menggembirakan. Awalnya Ken akan menemui di kantornya, tetapi dari sekretarisnya ternyata Scott masih berada di pengadilan.
Ken memutuskan untuk menemuinya dan berbicara langsung dengannya setelah pria itu keluar dari ruang siding.
Melihat Ken, bagi Scott sudah biasa, tetapi melihatnya menunggu dirinya di gedung pengadilan membuat dia heran dan bertanya-tanya.
“Ada apa? Apa ada yang terjadi dengan Bella?” tanya Scott terus berjalan sementara Ken menjajari langngkahnya.
“Bella baik-baik saja. Aku hanya ingin mengatakan padamu bahwa aku dan Hanna sudah sepakat melakukan pernikahan,” jawab Ken sementara satu tangannya dia msukkan ke dalam saku celana panjangnya yang berwarna abu-abu.
Ken berhenti melangkah. Sesaat dia mencoba melihat ke dalam mata Ken mencari kebenaran sebelum melanjutkan kembali langkahnya.
“Selamat.”
Mereka tiba di salah satu ruangan yang berada di gedung pengadilan.
“Aku minta maaf kita tidak bisa langsung pergi dan berbicara di luar. Karena aku masih ada persidangan lagi. Kau tadi mengatakan bahwa kalian sudah sepakat? Apa kau memaksa Hanna?”
Scott mengambil kursi dan duduk di belakang mejanya sementara Ken duduk di depannya. Scott begitu tenang saat dia maju kedapan dengan kedua sikutkan dia sandarkan di atas meja kemudian menyangga dagunya dengan jari-jarinya. Memperhatikan Ken seolah-olah berpikir dengan keras. Gaya yang sering kali mengecoh lawannya.
“Jadi kau tetap meneruskan rencanamu? Aku tidak percaya lelaki yang menolak komitmen akhirnya bersedia menikah, bersedia melakukan komitmen seumur hidup dengan wanita yang sama? Aku salut padamu,” ucap Scott bangga.
“Tidak. Aku rasa kau salah mengartikannya. Aku tidak akan menjalani pernihakan seumur hidup dengan wanita yang sama. Pernikahan kami hanya berlaku selama 6 bulan. Selanjutnya aku sudah menunjuk pengacara khusus perceraian agar kami bisa menyelesaikan perkara dengan mudah,” jawab Ken.
Suara bentakan dan teriakan yang diikuti gebrakan kedua tangan Scott di atas meja mengantarkan kemarahan yang dia miliki.
“Kau baejingan. Katakan padaku, apakah Hanna tahu kalau kau tidak berencana menikah seumur hidup? Aku pikir kau sudah melupakan rencanamu karena Hanna seringkali menolaknya. Kau tahu resikonya bila Hanna atau keluarganya mengetahui rencanamu yang sebenarnya? Kau mengorbankan persahabatan. Bukan saja denganmu tetapi dengan kami semua.” Scott kembali menggebrak meja dengan kekuatan penuh.
“Kau benar-benar b******n sejati, Ken!”
“Kenapa harus marah. Aku melakukannya seperti yang sudah kita rencanakan. Aku yakin Hanna juga mendengar pernyataanmu saat itu.”
Scott mengusap kepalanya kasar seolah dengan tindakannya dapat melupakan setiap kata untuk menjadikan Hanna sebagai istri Keanu Whittaker.
“Kau tahu bahwa aku tidak pernah rela kalau Hanna di sakiti. Bukan saja karena aku mengganggapnya sebagai adik tetapi juga karena orang tuanya yang sudah menitipkan dia padaku,” ucap Scott tidak berdaya.
“Aku tahu kau tidak rela, tetapi aku sangat berharap kau tidak mengatakan apa pun pada hanna dan juga keluarganya. Aku sangat berharap padamu Scott. Lagipula tidak ada yang tidak mungkin. Siapa tahu seiring berjalannya waktu aku bisa jatuh cinta pada Hanna dan serius menjalani pernikahan tersebut.”
“Percaya padamu? Untuk masalah satu itu, aku tidak akan pernah percaya Ken. Siapa saja yang tahu tentang perkawinan ini?”
“Aku, kau dan pengacara pernikahan.”
“Diana?”
“Aku masih memakai otakku dengan benar Scott. Kau pikir Diana akan diam saja kalau dia tahu?”
“Bagaimana denganku. Kau tidak berpikir bahwa aku bisa saja mengatakan pada Hanna?”
“Kau adalah sahabat sekaligus pengacaraku. Dan aku sangat berharap kau tidak akan melakukannya.”
“Kau membuatku terjebak Ken.”
“Kau salah. Tidak ada yang tahu seperti yang aku katakan semua selalu ada kemungkinan.”
“Kau benar. Aku berharap kau tidak menjadi baejingan begitu kau bosan padanya. Semoga kau masih memiliki hati untuk menyakiti perasaan Hanna. Karena kau bukan hanya menyakitinya tetapi menyakiti semua orang. Syukur-sukur kau bisa jatuh cinta padanya dan hanya dia yang bisa membuatmu tetap terjaga,” pesan Scott pada Ken walaupun berat untuk di ucapkan.
“Terima kasih. Dan aku harap kau bersedia menemani keluargaku ketika kami berkunjung ke rumah keluarga Hanna.”
“Kapan?”
“Pada musim panas ini.”
“Akan aku usahakan dan semoga tidak ada persidangan pada saat itu.”
“Terima kasih.”
Semua persiapan sudah sesuai. Wajah gembira dan bahagia Ken sangat berbanding terbalik ketika mereka masih berada di rumah Whittaker. Dan Diana melihat sikap mereka yang seperti dua binatang yang menjadi musuh bebuyutan.
“Apakah roman wajah kalian akan bertahan terus seperti itu? Kalian tidak malu kalau keluarga Hanna melihatnya?” tanya Diana ketus/
“Kau tidak perlu khawatir Di. Aku terlalu percaya dan baik pada sepupumu,” balas Scott tajam.
Scott dan Ken pada akhirnya kembali akrab karena menyadari bahwa mereka harus bisa mengatasi masalah mereka sebelum bertemu dengan keluarga Wangsa di Indonesia.
Hari Raya baru saja lewat seminggu ketika keluarga Ardian Wangsa dan Narasita kedatangan tamu yang berasal dari Negara Eropa. Walaupun Hanna sudah mengetakan sebelumnya, mereka tetap saja terkejut melihat rombongan yang datang ke rumah mereka dengan mobil mewah. Kejadian langka yang terjadi di komplek Perumahan Perwira Tinggi.
Sebelumnya Keluarga Whittaker akan datang melamar Hanna pada awal musim panas, tetapi rencana mereka tertunda karena awal musin panas ternyata berbarengan dengan Bulan Ramadhan sehingga Keluarga Wangsa meminta mereka mengatur ulang rencana tersebut dan mereka sepakat melakukannya seminggu setelah lebaran.
Keluarga Whittaker dipimpin pamannya yaitu adik Rossie. Pandangan mata tidak percaya tentang keluarga Hanna dimulai ketika pesawat jet pribadi Keluarga Whittaker mendarat di bandara yang berada tidak jauh dari komplek perumahan tersebut.
“Kau yakin rumah yang akan kita kunjungi berada di lingkungan tersebut?” tanya Eric yang merupakan pamannya.
“Benar Uncle. Hanna sudah mengatakan sebelumnya bahwa rumah mereka memang berada di lingkungan tersebut,” jawab Ken.
Mobil mewah yang disediakan oleh anak perusahaan Ken yang berada di Jakarta berhenti ketika berada di pintu gerbang utama. Tempat dilakukan pemeriksaan oleh prajurit yang berjaga.
“Selamat Siang Pak. Kalau boleh kami tahu apa tujuan bapak masuk ke sini?” tanya salah satu prajurit dengan nada tegas dan sikap sempurna.
“Selamat siang Pak. Kami adalah rombongan yang akan bertamu ke rumah Laksamana Madya Ardian Wangsa,” jawab Scott.
“Maaf, kami harap bapak bersabar, kami akan mengubungi kediaman beliau.”
Prajurit yang baru saja bertanya pada mereka berjalan menuju pos penjagaan yang berada di sebelah kiri dan tidak memerlukan waktu lama untuk kembali dengan seorang prajurit yang sudah siap di sepeda motornya.
“Maaf kalau kami sudah menunda perjalanan bapak semua. Salah satu rekan kami akan memandu bapak menuju kediaman beliau.”
“Terima kasih Pak.”
Mobil rombongan kembali melaju dan mereka yang berada di dalam mobil tersebut tanpa sadar menghembuskan napas dengan lega.
“Ya Tuhan…kenapa rasanya sangat berbeda. Aku tidak mengira dan sungguh tidak bisa berpikir bagaimana Ken bisa mendapatkan seorang wanita yang berasal dari lingkungan militer seperti ini,” suara Eric kembali menari perhatian Ken.
“Aku memang tahu kalau Hanna berasal dari keluarga militer, tetapi melihat dan mengalami secara nyata bagaimana untuk bertemu dengan keluarganya, tentu saja aku juga terkejut,” jawab Ken meringis.
“Bagaimana denganmu Scott? Aku melihatmu tidak gugup dan tetap tenang,” kata Rossie.
“Aku tidak terlalu terkejut karena sebelumnya aku juga pernah berkunjung ke rumah tersebut. Tentu saja sebagai teman dari kakak ketiganya Hanna. Kau ingat dengan Angga, bukan?”
“Benar. Kau memang lebih lama berada di klub dan memiliki hubungan yang lebih akrab dengan Angga,” guman Ken seperti tidak rela karena Scott lebih mengenal keluarga Hanna dibandingkan dirinya.