19. HADIAH PERPISAHAN

1279 Kata

Cahaya matahari sedang malu-malu menampakkan diri melalui celah gorden jendela yang tidak tertutup rapat. Seperti tidak mau mengganggu si empunya kamar. Namun pada kenyataannya, bukan cahaya keemasan itu yang membuat Denallie bangun sepagi ini, tetapi sakit kepala yang sulit untuk diabaikan. Denallie menatap langit-langit kamar kos yang ditempati. Satu tangannya memijit pelipis, dengan pikiran menerawang. Ia masih mencerna apa yang terjadi semalam. Ya, Denallie memang mabuk tapi sejujurnya ia masih ingat kalau Gentala yang membawanya pulang ke kos. Hanya saja ia berpura-pura tidak sadarkan diri dan ingin tahu bagaimana laki-laki itu memperlakukannya. Suara embusan napas kasar terdengar diantara heningnya kamar. Denallie merasakan perasaan yang tidak nyaman, gundah serta gelisah. Bagaiman

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN