Suara dering ponsel berhasil membangunkannya dari tidur nyenyaknya. Ia meraba nakas di samping ranjang untuk mengambil ponselnya yang berisik itu. Dengan enggan, ia membuka kedua kelopak matanya. Namun, seketika kedua matanya membulat melihat nama penelepon yang terpampang di layar ponsel. “Pagi, kakak ipar kesayangan aku,” ujarnya menjawab panggilan telepon. “Pagi, adik iparku yang pemalas,” balas si penelepon. “Kenapa nelepon jam segini? Kangen, ya?” “Emangnya gue kurang kerjaan kangen sama makhluk jelek kayak lo?!” “Lah, terus? Ngapain nelepon?” “Biar lo cepet bangun. Jadi, lo punya waktu untuk berdoa dulu biar tangan lo cepet sembuh, jadinya lo gak setiap hari gangguin gue. Udah ya, bye!” Sambungan telepon pun berakhir. Revano merengek kesal. Kondisi tangannya yang menjadi korba