Sore bertengkar, lalu malamnya ... Badai melihat Aruna masih dengan cekatan menyiapkan hidangan, padahal jelas cewek itu sedang marah. Niat hati mau makan di luar, tetapi jika Aruna lakukan itu, kan, Badai jadi urung. Kalau disuruh jujur, iya, Badai merasa bersalah atas kata-katanya tadi. Eum ... sedikit. Tapi nggak mau bilang sorry. "Lo kalo nggak ikhlas, gak usah nyiapin makan malem, Run." Sambil duduk di kursi makan, tanpa menatap Aruna yang ke sana kemari menata makanan. "Ikhlas." Jawabannya super singkat. Badai pun melirik Aruna, tampak matanya sembap di sana. Iya, tahu, tadi Aruna menangis. "Mau ke mana?" Detik di mana langkah Aruna melewatinya, hendak meninggalkan meja makan ini. Saat itu, Badai refleks mencekal lengan Aruna hingga sosoknya alih menatap ke sini, pada sosok Bada