Gina nampak sibuk memilihkan gaun untuk Diandra pakai diacara pesta nanti malam. Banyak sekali gaun yang dibawakan Gina ke dalam kamar Diandra. Sampai Diandra tak sanggup berkata-kata.
"Putri ku yang cantik, pilihlah gaun mana yang mau kamu pakai?"
Ujar Gina yang membawakan beberapa gaun lagi.

Diandra kembali tercengang. Diandra tak sanggup memilih
"Di, ayo sayang pilih saja mana yang kamu suka."
"Semua bagus, bu , aku tidak bisa memilih."
Gina tersenyum. "Yasudah nanti ibu yang akan pilihkan. Dan kamu tidak boleh menolak. Oke."
"Oke, Bu ."
Gina tersenyum dan sibuk memilih gaun yang akan dipakai menantunya. Dia akan membuat Diandra menjadi lebih cantik dan elegan. Agar bisa jatuh tempo dengan Diandra.
Gina dan tega melihat Diandra yang selalu diacuhkan oleh kesenangan sendiri. Anaknya memang benar-benar keterlaluan.
Tapi Gina takkan menyerah untuk membuat menantunya menjadi layak di mata Fernando.
Gina tersenyum karena dia telah berhasil menemukan gaun yang cocok untuk Diandra.
"Di, kamu coba ini ya."
Diandra hanya mengangguk. Dia pasrah hanya memakai apa pun terserah, toh dia hanya akan di lirik sebelah mata sama memilih sendiri.
Diandra disetujui diterima dengan Gina. Setelah selesai di pakai, Gina nampak takjub dengan perubahan Diandra.
Istri Fernando sebenarnya sangat cantik, dia juga sangat seksi. Hanya saja cara berpakaian Diandra saja yang kurang menarik. Tak menunjukan lekuk tubuhnya.
Gina yakin Fernando belum pernah melihat bentuk tubuh Diandra secara utuh. Anaknya memang suka mengambil kesimpulan sendiri. Dia akan menyesal nanti malam. Lihat saja. Gumam Gina penuh semangat.
*********
Sore ini Gina sibuk mempersiapkan Diandra. Gina sudah memesan perias handal. Karyawan salon pun ia undang untuk mengurus tubuh Diandra agar nampak lebih kinclong
"Mom, ini berlebihan."
"Tidak sayang, dengar mommy mu ini. Suamimu pasti akan tergila-gila dengan mu. Sudah ikut saja ya."
Diandra hanya mengangguk pasrah.
Sebenarnya pesta macam apa yang akan di gelar kenapa bisa seheboh ini. Gaun yang dipilihkan oleh mertuanya juga terlalu mewah. Apa pantas dia memakai itu.
Diandra hanya mencoba mengikuti semua keinginan Gina biarlah tak apa asal Gina bahagia. Diandra pun bahagia.
Selesai dengan Diandra. Kini Gina mencari Fernando. Karena dia ingin memberikan pakaian yang serasi dengan Diandra.
Fernando terlihat sedang berjalan dari arah belakang rumah menuju kamarnya. Gina dengan cepat mengejar Fernando.
"Fernan!" seru Gina. Fernan menghentikan langkahnya dan menoleh.
"Mom, ada apa?"
"Kau baru pulang ya?"
"Ya."
"Kau tak lupa kan malam ini ada pesta tahunan kita?"
"Iya mom, karena itu aku pulang"
"Bagus kalau begitu."
Fernando nampak bingung karena Gina nampak senang sekali dia di rumah.
"Sebenarnya ada apa, mom?"
"Mom, sudah menyiapkan pakaian untukmu sayang."
Fernando paham sekarang. Pastilah Gina ingin menyerasikan pakaiannya dengan Diandra. Membosankan.
"Ayo, mom, tunjukan."
"Tak peu mom, aku masih ada stok pakaian."
"Fernando...."
"Oke baiklah." Fernan menyerah. Dia mengikuti Gina kesebuah kamar.
Di sana sudah banyak sekali pakaian pria. Dari warna terang hingga gelap.
Gina mengambil satu dan memberikannya pada Fernando.
"Ini cocok untukmu."
"Ini saja?
"Memang ku mau pakai berapa sayang?"
Fernando mengangkat bahunya tanda tak tahu. Gina melihat jamnya sudah hampir jam 6. Dia juga harus bersiap-siap.
"Fernan, dengar jangan bikin malu mom di acara pesta nanti. Paham."
"Heheh... mom tak salah bicara seperti itu padaku?" Fernan terkekeh geli. Gina nampak bingung. Apa yang salah.
"Mom, justru harusnya aku yang berkata seperti itu pada menantu mom. Tolong bilang padanya jangan membuat aku malu di sana," ujar Fernando dan langsung pergi keluar dari kamar. Gina hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Susah sekali mengatur anaknya itu.
**********
Diego kembali ke rumah karena acara pesta akan segera di mulai. Dia bergegas mandi dan mengganti pakaiannya. Dengan pakaian formal miliknya.

Selesai dengan penampilannya dia lantas keluar dan mencari Gina, Diandra dan Fernando.
Karena acara sudah harus dimulai. Tak enak bila ada tamu sang pemilik acara belum datang.
"Mom," panggil Diego saat Gina akan pergi ke kamar Diandra.
"Kau sudah datang Diego."
"Sudah, apa mom sudah siap, kalau sudah ayo kita harus berangkat sekarang."
"Tunggu sebentar, mom mau ke kamar Diandra. Dia sedang bersiap-siap."
"Yasudah aku tunggu di luar ya."
Gina mengangguk dan pergi ke kamar Diandra.
Diego yang menunggu di luar melihat Fernando yang hendak pergi.
"Hey, mau ke mana kau?" Tanya Diego
"Pestalah, mana lagi."
"Kenapa tidak menunggu istrimu?"
"Aku akan menjemput kekasihku. Untuk apa menunggu gadis kampung."
"Astagah ! Kau benar-benar keterlaluan. Kalau mom tahu dia pasti sangat sedih."
"Makanya jangan sampai tahu."
Fernando langsung masuk ke dalam mobil dan pergi begitu saja.
Diego benar-benar tak habis fikir dengan adiknya itu. Kenapa bisa dia bersikap seperti itu. Dia fikir adiknya adalah pria baik-baik. Ternyata cinta bisa membutakan semuanya.
"Diego, ayo kita berangkat!" seru Gina. Diego langsung menatap Gina dan Diandra. Diego langsung melotot begitu melihat penampilan Diandra.
Diego tanpa sadar mengusap matanya
"Kau tak salah Diego. Ini memang Diandra. Cantik kan?"
"Mom, aku jadi malu," ucap Diandra.
"Tidak, Diandra, kau memang cantik," puji Diego tulus. Diandra nampak tersenyum malu.
Mereka pun akhirnya masuk ke dalam mobil. Diego sebagai supirnya.
"Adikmu mana Diego?"
"Dia sudah pergi."
"Anak itu benar-benar keterlaluan."
Diandra menyentuh jemari Gina.
"Sabar, mom," ujar Diandra.
********
Mereka sampai di tempat pesta. Mereka harus bersiap-siap sebelum tamu undangan datang. Diandra nampak takjub dengan dekorasi pesta.

"Mom kagum dengan dekorasimu, Diego," puji Gina. Membuat Diandra langsung menatap Diego tak percaya.
"Ini kakak yang dekor?"
"Ya."
"Astagah kakak, hebat sekali."
"Hahah ini biasa saja. "
Diandra tak menyangka ternyata pesta yang mereka buat benar-benar bukan sembarang pesta. Ini luar biasa. Belum pernah Diandra datang ketempat semewah ini.
"Mom, Di. Kalian masuklah ke ruang vvip. Ketika tamu datang. Barulah kalian keluar. Paham," jelas Diego. Mereka mengangguk dan pergi ke ruang Vvip
Setelah Diandra dan Gina masuk ke ruangan. Fernando datang bersama dengan Viola. Penampilan Viola nampak menakjubkan dan seksi.

Dan serasi dengan penampilan Fernando

"Fernan...."
"Hay kak, sudah kenal kan dengan Viola."
"Hay Diego," sapa Viola. Diego diam saja. Dia memilih menarik Fernando menjauh dari Viola.
"Apa sih kak."
"Apa? Kamu yang apa, apa maksud kamu dengan membawa Viola kemari hah. Ada istrimu di dalam sana, Fer. "
"Aku tak peduli"
"Kau tak peduli juga dengan perasaan malu Mom. Bila melihatmu justru menggandeng gadis lain hah !"
"Kak...."
"Apa kata orang nanti, kau sendiri yang mengatakan kepadaku, kalau aku jalan berdua dengan istrimu apa kata orang. Tapi sekarang lihat. Apa yang kau lakukan. Bahkan ini adalah pesta keluarga kita. Begitu teganya kau Fernan. Aku tak menyangka kau bisa seperti ini. Aku seperti tak mengenalmu."
"Cukup kak ! Cukup !" teriak Fernan. Dia sudah lelah disalahkan terus.
"Kau tak tahu apa yang aku rasakan selama ini kak ! Aku mencintai Viola bukan Diandra. Kau jelas tahu itu. Kalian tahu itu. Tapi kenapa kalian tega menjodohkanku dengan Diandra hah ! Kenapa?"
"Karena Diandra jauh lebih baik dari pada Viola."
"Tau dari mana kau. Jangan asal bicara. Kau tak tahu apa pun tentang Viola."
"Lalu apa maumu sekarang hah !" Tantang Diego. Fernando diam. Tak mungkin dia mengatakan cerai sekarang. Karena pasti Gina akan marah dengannya.
"Lupakan saja," ucap Fernando yang langsung pergi menemui Viola.
"Ada apa, Fer?" Tanya Viola bingung
Fernando menggenggam jemari Viola
"Aku sayang padamu, aku mencintaimu."
"Fer, kau kenapa?"
"Dengar, jangan salah paham dengan apa yang akan kau lihat nanti ya."
"Apa maksudmu?"
"Kau tunggulah di sini. Dengar jangan ke mana-mana. Dan jangan salah paham bila melihat aku dan Diandra bersama nanti"
Deg !
Fernando dan Diandra bersama.
"Viola, sayang hey kau dengar aku."
"Ya aku dengar."
"Bagus. Aku mencintaimu sayang."
"You too."
Cup
Fernando mengecup bibir Viola sebelum dia pergi ke dalam ruangan.
********
"Ayo keluar aku tak punya banyak wak..." Fernando terdiam. Melihat Diandra yang berdiri di sana

"Diandra," gumam Fernando. Diandra menoleh dan menatap Fernando

"Fernando."
Fernando masih mematung ditempatnya. Benarkah itu Diandra istrinya. Gadis kampung nya. Kenapa dia begitu cantik, elegan dan seksi.
Inikah tubuh aslinya bila memakai pakaian mewah. Seindah ini.
"Fernando, mau sampai kapan kau berdiam diri di sana," ucap Gina sembari nahan senyum. Fernando tersadar dan langsung berdehem di sana.
"Ehem.. eh, ya... yasudah kalau begitu ayo kita keluar," ujar Fernando mengajak Diandra.
"Ganti baju mu dulu, karena tak serasi dengan Diandra."
Fernando langsung mengangguk tak membantah sedikit pun.
Dia mengganti pakaiannya di sana. Tak dipedulikannya Diandra yang menutup mata. Gina hanya tersenyum.

"Kau sangat tampan sayang," puji Gina. Fernan tersenyum dan melirik ke arah Diandra. Entahlah dia ingin melihat respon Diandra. Atas penampilannya.
Diandra tersenyum dan mengangguk. Fernando puas dengan jawaban Diandra walau hanya sekedar anggukan.
Fernando menggandeng Lengan Diandra. Karena mereka memang sudah harus keluar dari sana
Menyambut tamu.
"Tersenyumlah Diandra," bisik Fernan
Diandra tersenyum. Mereka berdua tersenyum seakan akan mereka adalah pasangan pengantin yang sedang berbahagia.
Semua orang bertepuk tangan melihat kedatangan Fernando dan Diandra. Mereka menjadi pusat perhatian.
"Para hadirin dipersilahkan duduk."
Mereka pun duduk di kursi masing-masing. Nampak Viola yang sedih karena harus melihat kekasihnya bergandengan tangan dan bahkan tersenyum satu sama lain dengan istrinya.
Yah... sadarlah kau Vi. Kau hanya kekasih gelap Fernando.
"Viola."
Viola menoleh. "Diego."
"Ya ini aku, aku hanya ingin mengatakan hal ini. Lupakanlah Fernando. Karena bagimana pun. Posisi mu tak pernah aman. Bila kau terus mempertahankan Fernan. Kau akan di cap sebagai wanita simpanan. Atau w*************a.
"Dan kalau sampai keluarga mu tahu, bukankah mereka akan marah besar dengan mu?"
Viola menahan air matanya. Kenapa jadi seperti ini kisah cintanya. Kenapa bisa viola menjadi kekasih gelap cintanya sendiri.
Viola tak kuasa menahan luka dihatinya. Diego benar dia hanya akan menambah luka. Karena jalan apa pun yang ia pilih akan menjadi jalan yang penuh duri.
Untuk saat ini. Lebih baik ia pergi. Menjauh dari kehidupan Fernando. Tapi ingat jangan harap Viola akan diam saja dengan apa yang telah terjadi pada dirinya.
Cinta itu sendiri bisa menjadi Benci.