Bab 5

626 Kata
Sudah cantik dengan gaun pengantinnya. Tapi Fernando masih belum datang ke acara pernikahan. Semua keluarga sibuk mencari Fernando "Ke mana sih anak itu, cari masalah terus !!" dumel Gina. Yang kesal karena putaran tak kunjung datang. "Diego, bagaimana ini, adikmu belum juga datang." "Sebentar lagi, bu . Aku yakin dia pasti datang, bu tenang ya." Gina sudah sangat kesal dengan Fernando. "Kalau sampai Fernando tidak datang juga, kamu harus menerima dia menikahi Diandra." "Apa, bu ?" Gina menatap Diego. "Aku serius." Gina pergi meninggalkan Diego yang senang pergi dan pergi. Senang karena masih ada menunggu untuk menikahi Diandra. Sedih karena mengambil calon adiknya sendiri. Tidak, Diego tetap yakin Fernando akan datang. Anak nakal itu tetap bertanggung jawab walau dia tak disukai. Diandra sudah keluar dari kamarnya. Semua tamu undangan takjub melihat kecantikan Diandra. Senyum Diandra hilang karena pengantin pria tak ada di altar "Diego," bisik Gina. Diego menoleh "Cepat gantikan adikmu. Mom sudah tak ada muka lagi sekarang," bisiknya kesal. Malu setengah mati. Diego bingung. Antara memilih menunggu atau menggantikan adiknya. Terlihat Diandra yang sudah mengeluarkan air mata karena malu. Dia berdiri di altar seorang diri. Semua orang mulai bisik bisik di sana. Tak tega melihat hal itu. Diego maju. Namun saat baru satu langkah. Fernando datang. Semua orang bertepuk tangan. Ketegangan hilang.  Fernando nampak percaya diri dengan langkahnya. Dan melewati Diego di sana. "Aku menepati janji kan?" ucap Fernando sembari terus berjalan menuju altar. Dan bersanding dengan Diandra. Air mata Diandra dihapus oleh Fernando. "Tidak usah menangis, aku akan tetap datang. Jangan cengeng. Dan lihat ke depan," ucap Fernando pada Diandra. Diandra berhenti menangis dan mengikuti ucapan Fernando. Mereka saling ucap janji di sana. Ucap janji palsu bagi Fernando. Setelah resmi menjadi suami istri. Fernando membungkuk bukan untuk mencium Diandra. Tapi untuk berbisik. Mungkin orang mengira mereka berciuman. "Dengar, tak ada malam pertama atau apa pun itu setelah pernikahan, pernikahan ini hanya status. Tak lebih paham." Diandra mengangguk menahan tangisnya. "Bagus. Dan jangan harap aku akan menciummu. Memegang tanganmu pun aku enggan," bisiknya lagi. Membuat Diandra benar-benar tak bisa lagi menahan air matanya. Dia menangis di sana. Fernando sudah tak peduli. Tamu undangan pasti mengira itu adalah air mata kebahagiaan. ********* Setelah pernikahan mereka masuk ke dalam kamar. Fernando dengan cuek mengganti baju di sana. Diandra hanya menunduk dan menunggu giliran ganti baju. "Aku sudah selesai, dan aku akan pergi. Jadi ingat ucapan ku. Pernikahan ini hanya status. Jangan pernah menuntut apa pun dari ku. Paham?" Fernando pergi setelah memakai jaket nya.  Diandra lemas setelah Fernando menutup pintu kamar. Dia merosot ke bawah ranjang. Menangis sesegukan. Kenapa nasibnya seperti ini. Menikah dengan pria sedingin es seperti itu. "Diandra, kau di dalam!" seru Diego dari depan pintu. Diandra buru-buru mengusap air matanya. "Ya, masuklah." Diego masuk dan terkejut melihat wajah Diandra yang belepotan make-up. Terlihat sekali dia habis mengusap air matanya. "Kau menangis?" Diandra menggeleng. Diego duduk di samping Diandra. Memeluk nya. "Menangislah kalau kau ingin menangis. Siapa tahu bisa mengurangi kepedihan hatimu." Akhirnya Diandra menangis sesegukan dalam pelukan kakak iparnya. ******* "Viola," panggil Fernando. Viola menoleh dan tersenyum sedih. "Kau kenapa?" Tanya nya. "Kau sudah menikah bukan, dan sekarang aku hanya kekasih gelapmu saja," jawab Viola. Fernando tersentak di sana. Viola adalah kekasih gelapnya. Fernando langsung menarik tubuh ramping Vio dan memeluknya erat. "Aku hanya mencintaimu. Aku tak peduli orang bilang apa pun tentang kita. Aku hanya menuruti kemauan orang tua. Hanya berbakti saja. Tak lebih." "Fer, apa benar kau takkan menyentuh istrimu?" "Jangan sebut dia istriku, aku tidak suka mendengarnya." Viola menatap Fernando mengecup bibirnya. "Tapi dia tetap istrimu, Fer." "Ya, dan aku tidak peduli." "Lalu apa yang kau pedulikan?" "Tentu saja dirimu. Menikmati tubuhmu di malam pengantinku." Fernando langsung melumat bibir Viola. Dan membawanya ke ranjang. Mereka bercinta hingga berjam-jam lamanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN