Satu titik dua koma, Lika cantik Jay yang punya

1265 Kata
"Wise men say, Only fools rush in But I can't help falling in love with you Shall I stay Would it be a sin If I can't help falling in love with you ..." "Lika, oy ..." Jamy masuk ke ruangan Lika, telinga Jamy hampir mengeluarkan darah, karena mendengar Lika yang dari tadi sangat berisik. Dia memasang earphone ke telinga dan terus saja menyanyikan "Can't help falling in love" walau suaranya sungguh Na'uzubillah sumbangnya. "Woy bucin, bisa diem gak sih Lu?" Jamy memukul meja di depan Lika. Lika tersadar, lalu melepaskan earphone dari telinganya. "Ha, apa? kenapa?" "Kenapa, kenapa, Elu berisik tau gak, Lu mau kerja apa mau konser?" "Oh, Gua kerja sambil konser, hehehe." "Liat nih, gara-gara Elu, Gua salah masukin data." "Lah, kok Gua sih, pan Elu yang ngerjain," "Iye, tapi gara-gara Elu berisik, Gua jadi gak fokus." "Idih, padahal suara Gua gak jelek-jelek amat," omel Lika pelan. "Apa Lu bilang? iye suara Lu gak jelek-jelek amat, tapi amat-amat sangat jelek. Anda mengerti Nona Lika?" "Oh, baiklah, Tuan Jamy," Lika menggaruk-garuk kepalanya, Jamy melompat karena gemas. Ingin sekali dia menjambak Lika, tapi takut dilaporkan atas kekerasan rumah tangga. "Jam makan siang yuk," ajak Lika setelah beberapa saat. "Kerjaan Lu udah selesai belum?" "Ya udahlah, nih liat selesai kan?" "Bentar lagi de, gak disiplin banget Lu jadi karyawan, belum waktunya nih," "Setengah jam lagi ya, hari ini ... kayak biasa Elu yang traktir, huahahaha." "Dasar tukang palak, Gua ngerjain desain bentar, awas Lu ya kalau berisik lagi," "Take my hand, Take my whole life too ..." "Eh Jingan, mau makan siang gak Lu?" "Hahaha, iya iye maap, For I can't help falling in love with you ..." "Likaaa!" *** Setengah jam kemudian. Setelah melalui pergulatan yang panjang, akhirnya Lika dan Jamy sudah nangkring di rumah makan, untuk makan siang. "Nah gini donk, nih baru tempat makan siang yang bener, dari pada di cafe, makanannya dikit, mahal lagi." "Tapi enak kan?" "Iya sih enak, Nasi Padang juga enak, porsinya gede lagi," "Dasar, perut Lu lambung semua." Lika cengengesan lalu mereka mulai memesan Makanan, "Bang, nasi satu pake rendang ya. Trus pake kerupuk kuah se porsi. Pergedel dua biji, pilihin yang besar ya bang, telur dadar satu, oh iya banyakin kuahnya. Trus ..." "Woy, woy, Lu mau makan apa mau ngerampok. Gak ada makan banyak, Lu kebiasaan kalo kenyang langsung ngantuk trus tidur. Gak ada! pesennya yang wajar aja." "La, ini pan pesanan wajar Gua. Cacing Gua dah ngamok ni, cepetan Lu pesen," "Gak elit banget cacing di perut Lu, nyium bauh kuah aja ude tereak-tereak." "Ya, gimana, mereka cuman tamat SD." "Serah Elu dah. Bang, aku nasi pake ikan bakar ya, jangan kasi kuah, sambel aja. Nasinya dikit setengah porsi." "Lah, kok setengah porsi sih Jam," "Lu gak liat porsi nasi padang seberapa? mana habis Gua njir." "Kan Gua bisa nyelamatin kalau gak habis." "Itu perut atau karet ban sih? Bang jangan dengerin dia, udah itu aja." Setelah mencatat pesanan, pelayan segera beranjak, "Tunggu dulu, tunggu!" mendengar suara cempreng Lika, pelayan itu terhenti. "Apaan lagi sih Ka? masih kurang?" "Minumannya, minumnya mana?" "Oh iya, hmm ... Jus Mangga satu bang, Lu apaan? cepet!" Jamy menyolek Lika. "Jus ... Mangga, eh tunggu Jus Sirsak aja dah," pelayan segera mencatat pesanan Lika, "Eh tunggu, tunggu, Sirsak atau mangga ya? apaan ya Jam?" "Serah Elu! cepetan anjir," "Teh Es aja dah, nanti Sirsak ama Mangganya dibungkus aja buat di kantor." "Udah Bang, cepetan kabur. Nanti die malah plin plan lagi," si Abang pelayan, langsung cabut ke tempatnya untuk membuat pesanan. Setelah selesai makan, Lika dan Jamy tak langsung beranjak, karena Lika kekenyangan. Bagaimana tidak, dia memasukkan segala yang terlihat ke mulutnya, 1 porsi menu wajar bagi Lika bisa dimakan oleh tiga orang dengan porsi yang benar-benar wajar. Jamy menjitak kepala Lika, tatkala melihat wanita itu menguap, "Udah Gua bilang, jangan makan banyak," omel Jamy. Lika menggosok kepalanya, tapi dia tidak protes, karena terlalu kenyang untuk bicara. Beberapa menit kemudian, setelah perutnya agak normal, Lika dengan antusias memilih foto di gawainya. "Jam, liat nih, yang ini apa yang ini?" Lika menunjukkan dua buah foto Jay kepada Jamy. "Apa bedanya sih, sama aja perasaan," "Aih, kalau yang ini rambutnya ketiup angin ke samping, nah yang satunya enggak." "Ya pan posenya sama aja," "Mana sama ih, ini kepalanya agak miring dikit sekitar sepuluh derajat." "Astagfirullah Lika ... suka suka Elu dah, Gua gak ikut campur." "Ya ude, Gua upload yang ini ah, yang ini ya?" "Iye, iye, suka-suka Lu," Jamy menggelengkan kepalanya tanda menyerah menghadapi Lika. "Caption, "My Prince", tambahin caption di bawahnya "Satu Titik Dua Koma". Ok pasti gak ketahuan pan, kalau dia lagi di chiang rai? terus kasih hestek, #handsome #Jaysuppasit #Isterisahnyakhunsuppasit, Nah, cakep. Ok, Upload." Lika tersenyum gembira. Setelah semalaman bersemedi, akhirnya dia memutuskan untuk mengunggah foto Jay, saat di Chiang Rai, karena foto tersebut sangat keren dan membuat tangannya gatal untuk mengunggah, dia sengaja tak memberikan keterangan tempat, agar para pengikutnya tidak mengetahui bahwa Jay pergi ke Chiang Rai saat itu. "Seneng Lu? apaan coba satu titik dua koma." "Satu titik dua koma, Lika cantik Jay yang punya, Gua kan Isteri Sahnya Khun Suppasit, wah ... cakep, hahaha," "Idih, idih. Week mau muntah Gua dengernya, itu pantun dah dari jaman baholak tau gak, plagiat Lu." "Biarin, Week, iri ya, iri ya?" Lika menoel-noel Jamy dengan jarinya. Jamy menghela nafas lalu kabur dan segera masuk ke mobil, dan ... Lika ditinggal. "Woy, Jamy b******n tengik, tungguin Gua!" *** Jay tak bersemangat untuk melanjutkan pekerjaannya. Dia sangat mengantuk, karena semalaman mencari keberadaan Lika. Dia bahkan membuat akun sosmed demi mencari keberadaan stalker itu. Biasanya, wanita senang sekali menggunakan sosial media. Tapi, berbeda dengan Lika. Tak tanda-tanda keberadaannya di manapun. Jay sangat putus asa, dia menaruh kepalanya di meja seperti biasa, lalu memutar-mutar bulpen di tangannya untuk mengusir kebosanan. Tok, tok, "Tuan Jay, Isteri Sahnya Khun Suppasit ..." "Jangan bahas dia, Gua lagi sakit kepala." Mawes berhenti bicara, sebenarnya dia ingin memberikan laporan bahwa akun fanbase itu telah mengunggah foto baru. Namun, melihat Jay yang kurang semangat, akhirnya dia mengurungkan niat. Bisa-bisa dia dapat ceramah khusus jika mengganggu Jay sekarang. Mawes hendak keluar, namun tiba-tiba entah sejak kapan Jay sudah berada di depannya. Mungkin dia terlalu kusyuk saat melamun. "Mawas," "Mawes Tuan, Mawesra." "Terserah, "Isteri Sahnya Khun Suppasit" itu ... tempat berkumpulnya para fans Gua kan?" "Mereka menyebutnya "Isteri Online" Tuan. Ada beberapa Fanbase, tapi yang ini yang terbesar." "Berarti semua fans Gua, 90% pengikut akun itu?" "Bisa dikatakan begitu." "Sini ..." Jay mengulurkan tangannya, Mawes kebingungan sejenak, sambil melirik kesana-kemari. "Maksudnya Tuan?" "Tablet Lu anjir, akun Isteri Sah atau apalah itu, buka. Cepetan!" Mawes segera mencari akun tersebut, dan menyerahkan tabletnya kepada Jay sesaat setelah ditemukan. "Satu titik dua koma? apaan sih ni. Tunggu dulu, unggahan terbaru ini kan ... Anjir kemeja ini kan cuma Gua pake di Chiang Rai!" Jay menyerahkan tablet kepada Mawes, lalu dia mulai mencari menggunakan gawainya sendiri. Dia masuk dengan tergesa-gesa, menggunakan akun palsu dan segera membuka kotak pesan. "Nih orang stalker tingkat dewa, kalau dia bisa tahu Gua di Chiang Rai, berarti dia tahu kalau Gua bersama Lika." Jay berpikir sejenak lalu mulai mengetik pesan. "Kau pergi ke Chiang Rai?" Jay menunggu, namun dia belum mendapatkan balasan apa-apa. Dia mulai tak sabar lalu mengetik pesan kedua. "Bagaimana kau bisa mendapatkan foto terbaru itu?" Masih tetap tak ada jawaban. Jay mulai geram, lalu mengetik dengan huruf besar sebagai tanda dia sangat kesal. "TUAN JAY AKAN MENUNTUTMU, KAU TAHU, AKU INI SUPIR PRIBADI TUAN JAY SUPPASIT!" Jay menghela nafas frustasi, lalu menghempaskan diri ke kursinya. Beberapa saat kemudian sebuah balasan masuk. "0 Pict = Hoax" TBC
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN