“Terima kasih sudah menungguku. Sekarang penantianmu akan berakhir. Mari kita hidup bahagia.” Sudut bibir Letty semakin naik. Ia tersenyum lalu menganggukkan kepala. “Terima kasih, telah kembali untukku, Sayangku.” Letty kembali membawa tubuhnya pada Alex dan pria itu langsung merangkul tubuh gadisnya dengan kedua tangan. Ia tertawa walau masih saja air mata mengalir di wajahnya. Alex mengelus-elus rambut Letty sambil menempelkan bibirnya pada puncak kepala Letty. Ingin sekali Alexander menghentikan waktu. Jika saja ia bisa. Demi Tuhan, pria itu merasa telah hidup kembali. Lima tahun belakangan ini menjadi titik terberat dalam kehidupannya. Bagai mayat hidup. Tubuh tanpa jiwa. Hati yang mengering dengan perasaan yang terkekang. Namun hari ini, stelah sekian lama Alex seolah baru merasa