Alexander mengerjap lalu bangkit dengan cepat. “Argh!” Pria itu meringis saat matanya bertabrakan dengan cahaya yang masuk lewat celah gordeng. Alex sontak menutup wajah dengan kedua tangan. Cahaya matahari yang bertabrakan dengan matanya membuat kepala pria itu terasa pening. Setelah beberapa saat, Alex berhasil mengumpulkan kesadarannya. Ia kembali mengerjap lalu pelan-pelan membuka kelopak matanya. “Selamat pagi, Alex.” Alex mendongak. Sedikit terkejut melihat tuan Duke sudah berpakaian rapi. Wangi ocean black must begitu tajam dari tubuh tuan Duke. “Semalam aku ingin menyuruhmu tidur di kamar tamu, tapi kau tertidur sangat pulas. Aku jadi ragu membangunkanmu,” ujar tuan Duke. “Ah, maafkan aku tuan Duke,” ucap Alex. Ia mengusap wajahnya dengan kasar. “Apa kau sudah siap untuk har