Pinky Promise

2505 Kata
"Abang! Abang Ai, Abang Beben, Bang Cen?! Huh, mana sih? Gililan dicali malah ilang." Princess yang menaiki El-el tampak kesal karena ketiga kakak kembarnya sejak tadi pagi tak ia temukan. Padahal ia tengah sangat senang karena sebentar lagi ia akan masuk TK. Dan Princess berniat mengajak ketiga kakak kembarnya itu mempersiapkan peralatan sekolahnya. Bahkan untuk melancarkan rencananya, Princess harus menolak Farrell serta Riri yang berniat membantunya menyiapkan semuanya. Ia hanya ingin dibantu oleh ketiga abang kembarnya. Dan kini Princess tengah memasuki satu persatu kamar kakaknya yang memang terhubung dengan kamarnya sendiri. Namun sayangnya, hingga El-el kelelahan, ketiga kakak kembarnya belum juga bisa ditemukan. Saat Princess akan ke luar dari kamar kakaknya yang ketiga, Princess melihat celah di rak video game Cendric. Princess mengarahkan El-el untuk melangkah ke sana. Dan Princess mendorong rak buku tersebut hingga membuat celah yang cukup besar agar El-el dan dirinya bisa masuk. Seketika Princess berteriak dengan girangnya saat menemukan ketiga kakak kembarnya. "Abang ABC!" seru Princess. Aio, Benny, serta Cendric yang memang tengah mendiskusikan sesuatu yang serius, menoleh serentak pada sumber suara tersebut. Terlihat Princess yang bertubuh mungil nan berisi, tengah duduk dengan manis di punggung El-el yang berpenampilan sangar. Bagaimana tidak? Ingat, El-el adalah singa yang beranjak dewasa. Bahkan sudah dewasa, dan tinggal menunggu waktu hingga Farrell kembali mengirimkannya ke habitat aslinya untuk berkembang biak. "Ih tau ndak, Inces nyali kakak dali tadi. Inces sampe capek." Cara bicara Princess memang telah lebih baik diumurnya yang menginjak lima tahun. Namun, memang ada satu huruf yang belum ia lafalkan dengan benar. "Pri-Princess, kenapa di sini? Maksud kakak, kenapa Princess bisa masuk ke sini?" tanya Benny agak panik karena Princess berhasil menemukan dan masuk ke dalam ruangan rahasia yang hanya bisa dimasuki oleh kembar ABC. Princess mengerucutkan bibirnya dan menatap kesal pada kakaknya itu. "Jadi, Inces ndak boleh masuk sini?" tanya Princess merasa kecewa dengan apa yang ditanyakan oleh Benny tadi. Padahal, biasanya kembar ABC tidak pernah membuat Princess sedih. Setiap saat, kembar ABC bahkan selalu berusaha memenuhi setiap keinginan Princess. "Bukan begitu, hanya saja tidak sembarang orang yang bisa masuk ke sini. Dan hanya kami bertiga yang bisa masuk. Abang hanya bingung, kenapa Princess bisa masuk ke sini?" Kini Cendric yang bersuara dan menanyakan apa yang sebelumnya sudah ditanyakan oleh Benny. Kembar ABC memang benar-benar terkejut dengan kehadiran Princess di sana. "Belalti Inces emang ndak boleh masuk ke sini?" Princess sudah akan menangis, sebelum Aio mengangkatnya ke dalam gendongannya. "Maksud abang Cencen bukan seperti itu. Sudahlah, Princess mau apa?" Aio melirik pada El-el dan membuat singa tersebut mengkerut takut. Tentu saja, El-el bisa merasakan tatapan tajam yang memberikan ancaman yang membuat nyawanya terancam. Bukan rahasia lagi, kalau kembar ABC memang tidak menyukai EL-el. Aio kemudian memberikan isyarat pada Cendric untuk segera membawa El-el keluar dari ruangan pribadi mereka. Dan setelah El-el berhasil diusir, Cendric menyusul duduk di samping Aio yang tengah memangku Princess. Benny tampak segera membereskan kertas-kertas yang memuat hasil diskusi mereka. Mata Princess yang bulat dan bening, kini terpaku pada layar laptop Cendric yang menayangkan seorang gadis cantik yang tengah melangsungkan acara makan besar atau sering disebut dengan mukbang. Princess menelan ludah saat melihat begitu banyak makanan yang tersaji di sana. Cendric menghentikan tayangan dan berniat menutup laptop tersebut. Namun Princess menahan tangannya dan bertanya polos, "Itu siapa? Kok makannya banyak, dipidioin lagi. Makanannya kayak enak." Aio dan Benny yang mendengarnya segera memberikan kode pada Cendric agar menjelaskan. Hal ini lebih baik dari pada Princess kembali menangis dan bertanya hal-hal yang sulit mereka jelaskan. Cedric yang mengerti dengan isyarat yang diberikan oleh Aio, segera melakukan tugasnya dengan baik. "Itu namanya mukbang. Jadi, makan besar gitu. Bisa makan buanyak banget. Ada ayam, ada sosis. Banyak pokoknya, Princess mau liat lagi?" tanya Cendric. Princess mengangguk begitu antusiasnya. Bahkan ia segera merangkak berpindah dari pangkuan Aio menuju pangkuan Cendric. Aio menekan bibirnya, merasa kesal karena Princess lebih memilih Cendric daripada dirinya. Ah, jika saja Princess tertarik dengan buku astronomi atau masalah perbintangan yang lainnya, Aio tidak akan segan-segan untuk menceritakan dan memamerkan semua yang ia ketahui pada adik kecilnya itu. "Mau, mau! Inces mau liat. Ih kakaknya cantik, kayak Inces ya. Wah makan, makan, makan!" seru Princess dengan begitu antusias dengan netra yang masih teruju pada layar tipis yang menayangkan video acara makan-makan tersebut. Kembar ABC hanya bisa tersenyum melihat tingkah Princess. Untung saja Cendric memang sering menonton acara mukbang. Bukan karena suka melihat acara makan seperti itu, melainkan ia senang sekali melihat sang pelaku mukbang yang berwajah cantik. Ya, sejak kecil Cendric memang memiliki bakat menjadi pria genit. Ingat, dari ketiga kembar ABC, Cendric lah yang terkenal sebagai kang kerdus tahun ini. Alias, tukang modus dan playboy yang terkenal di kalangan kaum hawa. Tanpa terasa, hingga waktu makan siang, Princess masih asik menatap layar laptop yang menayangkan acara makan tersebut. Kembar ABC sejak tadi sudah mengajak Princess untuk berhenti menonton, bukan apa-apa, itu tidak akan baik untuk kesehatan mata Princess. "Princess, udahan dulu ya nontonnya. Sekarang waktunya makan siang. Papa sebentar lagi pulang, kita harus ke ruang makan," bujuk Aio saat Benny dan Cendric tak berhasil membujuk Princess. "Makan siangnya kayak gitu gak? Inces mau makan begitu!" Princess menunjuk-nunjuk seorang wanita yang tengah mengunyah paha ayam goreng dengan lumuran keju yang menggunggah selera. Princess lagi-lagi menelan ludah saat melihat paha ayam lainnya yang dilumuri saus merah dan taburan biji wijen. Cendric menoleh dan mengembangkan senyumnya pada kedua kakaknya. Mengapa? Karena seketika diskusi mereka tadi yang terasa buntu, telah mendapatkan jalan keluarnya. Kembar ABC mengangguk samar, setelah berpandangan beberapa detik, ketiganya segera menjalankan rencananya.  "Princess mau makan begitu?" tanya Benny sembari menunjuk layar. "Iya Bang Beben. Inces mau makan itu, telus mau makan buah yang dies-esin gitu!" Kembar ABC mengangguk dan tersenyum, walaupun mereka tak paham dengan permintaan Princess yang terakhir.  "Kalo gitu, Princess mau barter?" tanya Aio pada adiknya yang kini masih menatap layar dengan tatapan yang antusias dan tergiur. "Baltel itu apa? Hm sejenis kue? Atau lasa mie goleng balu? Inces mau dong." Kening Princess mengerut, tanda jika dirinya memang tidak mengerti denga apa yang tengah dibicarakan oleh kakaknya itu. Kembar ABC lagi-lagi harus menggigit lidah mereka karena tingkah Princess yang sangat menggemaskan.  Bagaimana bisa Princess menghubungkan segala hal yang baru ia dengar dengan makanan? Namun tingkah Princess memang sangat menggemaskan bagi kembar ABC. Benny berdeham. "Bukan. Yang abang maksud, Princess kalo mau makan itu, Princess harus lakuin sesuatu. Gimana? Setuju?" Benny menyodorkan jari kelingking kanannya kepada Princess, berniat untuk membuat pinky promise dengan Princess.  Princess terdiam. Ia melihat jari kelingking Benny, lalu mengalihkan pandangannya pada layar laptop. Kemudian menoleh lagi pada jari Benny, dan kembali menoleh pada layar laptop. Tingkah Princess memang sangat menggemaskan. Kembar ABC hampir tak tahan untuk tidak menyergap Princess kecil dan menyiumi sekujur wajah adik mereka itu. "Oke. Kalena Inces cantik, Inces mau." Princess mengaitkan jari kelingkingnya yang terlihat mungil pada jari kelingking Benny. "Nah kalo gitu, dengerin Abang ya!" seru kembar ABC dengan kompak. Kembar ABC lalu menyeringai saat Princess mengangguk dan memasang ekspresi wajah yang serius, siap mendengar apa yang akan dibicarakan oleh ketiga kakak kembarnya. *** "Papa!" Princess berlari dan melompat pada Farrell yang baru memasuki mansion. Farrell dengan gemas segera menciumi pipi gembil Princess. Tentu saja Farrell senang saat dirinya pulang dan mendapatkan sambutan dari putri bungsunya ini. Riri muncul dengan senyum mengembang. "Ayo makan, Princess pasti sudah lapar ya?" Riri mencubit pelan pipi Princess. Putrinya ini memang sangat menggemaskan dengan segala tingkah polosnya yang manis. "Iya, Inces lapal. Papa udah pulang, jadi Inces bisa makan!" Princess berseru riang. Farrell memeluk pinggang Riri dang mengecup keningn istrinya itu dengan sayang. Setelah itu mereka segera melangkah menuju ruang makan. Ternyata kembar ABC sudah menunggu di sana. Farrell mengambil tempat di kepala meja. Princess yang biasanya akan meloncat dan duduk di kursinya sendiri, tampak menyamankan diri di atas pangkuan Farrell. Farrell sendiri tak merasa keberatan. Ia hanya meminta Riri untuk mengisi piringnya lebih banyak karena ia akan menyuapi Princess. Riri hanya bisa mengangguk. Merasa sedikit heran karena tingkah putra kembarnya yang berbeda seperti biasanya. Biasanya jika Farrell memonopoli Princess, mereka akan bekerja sama untuk menarik perhatian Princess. Namun kini? Mereka tampak tenang dan hanya meminta dirinya untuk menyendokkan lauk. Meskipun merasa hal ini mencurigakan, Riri tak memikirkan lebih jauh, ia segera menyendokkan nasi dan lauk untuk suami dan anak kembarnya. Setelah itu, Riri kembali duduk ditempatnya. Ia menatap Princess dan berkata, "Princess, sini sama Mama makannya. Kasian Papa, Sayang." Namun, si cantik Princess menggeleng. "Ma, Princess mau disuapin Papa. Papa mau kan? Ya, ya?" rengek Princess dengan manisnya. "Apa yang enggak buat cantiknya Papa. Ayo aaa!" Princess segera membuka mulutnya saat Farrell mulai menyuapinya. Dengan antusias, Princess makan sepiring berdua dengan Farrell. Riri hanya bisa pasrah. Princess memang sulit ditebak.  "Pa," panggil Princess pelan.  "Hm?" Farrell menunduk sembari kembali menyuapi Princess.  "Inches ndhok mo shekulah," ucap Princess dengan mulut penuh makanan. Aksinya memang sangat menggemaskan bagi orang-orang yang menyayanginya. Namun, sikap itu adalah tindakan tidak sopan yang tentunya tidak boleh Princess lakukan di hadapan orang lain. Karena itulah Riri berkata, "Princess, habiskan dulu makanannya. Nanti bicara lagi, ya." Riri menyeka noda disudut bibir putro cantiknya itu. Mendengar apa yang diperintahkan oleh ibunya, Princess mengangguk paham dan menghabiskan makanan yang berada dalam mulutnya. Sedangkan kembar ABC masih setia dengan sikap tenang mereka, dan fokus untuk menghabiskan makan siang mereka yang terasa sangat lezat. Tentu saja karena makan siang kali ini adalah buatan Riri. Gwen dan Hendrik berdiri di sudut ruang makan, minanti jika bila bantuan mereka dibutuhkan.  "Pa, Inces ndak mau sekolah," ucap Princess lagi. Suasana tiba-tiba hening. Riri menatap putrinya bingung. Padahal tadi pagi, Princess sangat bersemangat ketika mendengar bahwa dirinya akan masuk play group esok hari. Lalu mengapa hari ini, Princess malah tak mau sekolah? Ini sangat aneh. Seketika Riri mengalihkan pandangannya dan menatap putra kembarnya. Matanya menyipit seakan-akan tengah mengintrogasi ketiga putranya tersebut. Namun kembar ABC hanya mengangkat bahu mereka serempak, menunjukkan bahwa mereka tak tahu apa-apa. Kini, Riri kembali menatap Princess. "Princess kenapa gak mau sekolah? Kan tadi pagi Princess semangat, pengen ketemu temen baru, guru baru, dan sekolah baru," ucap Riri pelan-pelan mencoba mengorek alasan sebenarnya dari apa yang diinginkan oleh putrinya ini. Princess berkedip dan menoleh pada kakak kembarnya yang tampak sedikit kaku. "Inces ndak mau sekolah. Mau belajar di lumah aja. Sama abang ABC, sama Mama juga," jawab Princess polos. Netranya yang indah terlihat membulat dengan cantiknya. Princess terlihat tidak memiliki satu pun kekhawatiran. "Terus Papa?" tanya Farrell setengah protes karena tidak disebutkan oleh Princess. Princess mendongak dan menjawab, "Kalo Papa, halus kelja. Cali uang yang banyak, buat kasih makan Inces." "Pfft!!" Semua orang menahan tawa mereka. Jawaban Princess sungguh di luar dugaan semua orang.  Mungkin, Farrell yang telihat paling tidak menyangka. Pria itu kini sudah memasang ekspresi masamnya. "Princess tetap harus sekolah. Tidak boleh menolak atau Papa akan marah," ucap Farrell agak kesal.  Princess mengerucutkan bibirnya. "Tuh kan! Papa emang jelek. Jelek. Saking jeleknya jadi pelit. Inces gak suka. Pokoknya Papa ndak boleh cium-cium Inces lagi, maap ya Inces ndak semulah itu. Huh!" Princess membuang muka dan berniat turun dari pangkuan Farrell. Namun Farrell lebih dulu menepikan piring dan mengangkat Princess agar duduk di meja makan. "Hm, Princessnya Papa udah pinter mengancam, ya? Belajar dari siapa? Kok pinter banget." "Sama Mama. Papa kan jelek, jadi Inces gak mau belajal sama Papa," jawab Princess dengan polosnya. Farrell hanya bisa tersenyum pasrah.  "Baik, untuk saat ini Princess tidak perlu sekolah," putus Farrell pada akhirnya. "Kang Mas!" Riri menyela. Ia bahkan sudah menggunakan panggilan keramat tersebut. Tentu saja Riri tidak senang dengan apa yang telah diputuskan oleh suaminya itu. Sekarang memang sudah waktunya Princess ke luar dan bersosialisasi denga lingkungan baru. Tidak mungkin jika selamanya Princess hanya berada di rumah dan hanya mengenal orang-orang rumah saja. Farrell yang menyadari kecemasan istrinya, segera mengulurkan tangan dan menepuk-nepuk punggung tangan Riri dengan lembut, menenangkan istri mungilnya tersebut. "Tapi, ini untuk sementara. Princess harus tetap bersekolah dan mempunyai teman yang banyak nantinya. Princess mau punya banyak teman, bukan?"  Princess mengangguk, poninya berantakan karena aksinya tersebut. "Inces mau punya banyak temen cewe. Telus nanti, Inces buat glup. Glup gel ben. Nanti Inces nyanyi sama nali. Adain konsel gede. Papa, Mama, Opah, Auntie, sama Abang ABC halus nonton konsel Inces. Pasti kelen! Nanti Inces nyanyi Du, du, du!!" *Princes mau punya banyak teman cewek. Terus nanti, Inces buat grup. Grup girl band. Nanti, Inces nyanyi sama nari. Adai konser gede. Papa, Mama, Opah, Auntie, sama Abang ABC harus nonton konser Inces. Pasti keren! Nanti, Inces nyanyi Du, du, du!! Seketika ruang makan berubah riuh karena para penghuninya tertawa. Ucapan Princess memang terdengar sangat menghibur. Dan Farrell yang terlihat paling terhibur. Ia menangkup pipi lembut Princess dan berkata, "Tapi Papa gak usah beli tiket ya? Papa bayar pake cium kayak gini!" Kini giliran Princess yang tertawa kegelian, karena Farrell menyerangnya dengan ciuman bertubi-tubi. *** "Nah, sekalang, mana janji Bang ABC?!" Princess berteriak saat memasuki ruangan pribadi kembar ABC yang sekarang telah bebas ia masuki. Jam telah menunjukkan pukul delapan malam, dan sebenarnya telah masuk waktu tidur untuk Princess. Sepertinya Princess berpura-pura tidur saat Riri mengeloni dirinya. Dan melarikan diri ke sini setelah Riri pergi. "Wah, ayam goleng! Paha ayam. Inces suka paha!" Princess berlari dan duduk bersimpuh di depan meja yang telah dipenuhi oleh empat baki ayam goreng. Perhatian Princess saat ini hanya tertuju pada ayam-ayam goreng tersebut. Princess menelan ludah saat melihat satu baki ayam original. Satu baki ayam goreng dibaluri keju pedas manis. Satu baki ayam goreng pedas wijen. Dan satu baki ayam bumbu barbeque.  Aio menangkap tangan Princess yang akan meraih paha ayam keju. "Princess cuci tangan dulu sama bang Cencen, ya." Princess mengangguk dan segera mengikuti Cendric untuk mencuci tangannya. Sedangkan Benny tengah menyiapkan kamera yang baru-baru ini baru saja dibeli oleh Cendric. Benny menyiapkan kamera tersebut untuk merekam aksi makan besar Princess nanti. Ah ia sudah tak sabar melihat Princess melakukan mukbang ala-ala nanti. Pasti sangat menggemaskan. Dan benar saja, setelah Princess mencuci tangannya. Gadis kecil tersebut berlari dengan riang dan menyerbu potongan ayam goreng berbagai rasa tersebut. Bibir serta pipi Princess berubah menjadi belepotan karena aksi makannya tersebut. Princess makan sangat lahap dan dengan cara yang menggemaskan. Membuat kembar ABC yang duduk dibalik kamera yang tengah merekam aksi Princess tersebut, harus menggigit jari mereka untuk menahan diri agar tak menarik Princess serta menciumi adik mereka tersebut. Inilah yang tadi menjadi bahan barter mereka. Kembar ABC menawarkan untuk membelikam makanan yang Princess mau. Asalkan, Princess harus mau sekolah di rumah. Artinya, Princess harus menunda rencana awal dimana Princess yang akan masuk TK. Dan jadilah, Princess dengan polos ya menyetujui hal tersebut.  Kembar ABC tentu saja senang bukan main dengan keputusan Farrell tersebut. Kenapa? Karena itu artinya, mereka bisa memiliki waktu lebih banyak bersama Princess. Mereka telah membuat sebuah rencana jangka panjang, untuk kedepannya. Dan semua rencana itu, tak lain bertujuan agar mereka bisa terus bersama Princess, serta meminimalisir Farrell agar bisa memonopoli Princess.  Acara makan tersebut terus berlanjut. Tiap malamnya, Princess pasti akan meminta bermacam-macam makanan pada kembar ABC. Dan kembar ABC memenuhinya tanpa sepengetahuan kedua orang tua mereka. Tanpa sadar, hal tersebutlah yang akan membawa bencana bagi hidup Princess nantinya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN