Sayang Papa Jeyek
Adakah yang tak mengenal merek bisnis Dawson, atau kerajaan bisnis Dawson? Mereka ini tak lain dimiliki oleh keluarga fenomenal Dawson, keluarga asal New York yang kini telah berpindah domisili ke Indonesia. Keluarga Dawson adalah pemilik kerajaan bisnis yang menguasai pasar properti hingga fashion Internasional.
Dari kerajaan bisnis yang mereka miliki, tentu saja bisa dibayangkan betapa kaya serta terkenalnya keluarga Dawson ini. Hanya bernapas saja, mereka tetap mendapatkan jutaan dolar yang mengalir masuk ke dalam rekening mereka yang tidak terhitung jumlahnya. Walaupun keluarga kaya raya ini terkenal, keluarga ini sangat pelit dalam membagi informasi pribadi mengenai keluarga mereka. Para awak media hanya bisa mengorek beberapa informasi umum yang mungkin telah diketahui oleh seantero penghuni negeri ini.
Informasi pertama, keluarga Dawson ini terdiri dari lima anggota keluarga. Yaitu, Farrell Alexio Dawson sang raja keluarga Dawson, pebisnis berdarah Belanda yang selalu mennjadi pembincaraan hangat dikalangan kaum hawa karena ketampanannya yang tidak lekang dimakan usia. Lalu ada istrinya, Riri Letia Dawson sang istri manis berdarah asli Indonesia yang sangat dicintai oleh Farrell. Saking cintanya Farrell pada istrinya, kemungkinan pria itu berpaling dari Riri adalah nol persen. Ya, itu sangat tidak mungkin.
Lalu ada tiga pangeran kembar identik yang menjadi primadona para remaja di seluruh dunia. Putra Farrell dan Riri ini dikenal sebagai kembar ABC, kembar emas sepanjang masa. Kembar triplet yang tidak akan ada duanya. Sulung dari triplet tersebut bernama, Achazio Riutha Dawson, atau sering dipanggil dengan nama Aio. Mendapat julukan sebagai pangeran bintang, sebab Aio mengetahui seluk belum astronomi dengan rinci. Karena baginya, luar angkasa adalah dunia lain yang sangat ia cintai. Pribadinya tenang dan dingin, menjadikannya sebagai seorang pemimpin yang tepat diantara adik-adiknya. Menurut kabar, ia digadang-gadang akan menjadi kandidat terkuat sebagai pewaris tampuk kekuasaan kerajaan bisnis keluarga Dawson.
Putra kedua, bernama Benroy Riutha Dawson. Panggilannya Beben atau Beny. Dia mendatak julukan sebagai putra dewi Athena, karena jiwa seni yang kental mengalir dalam nadinya. Tangannya dengan mudah bisa menghasilkan maha karya yang harga jualnya sangat fantastis. Bahkan kini, Beny telah bekerjasama dengan salah satu galeri, dan melangsungkan pameran eksklusif tiap musimnya. Tentu saja Beny sudah memiliki penggemarnya sendiri, sehingga setiap dirinya melangsungkan pameran, pengunjung galeri akan membludak.
Lalu putra yang ketiga, adalah Cendric Riutha Dawson. Si Putra Duyung tampan yang telah berulang kali meraih medali emas sebagai atlet renang nasional. Cencen, itulah panggilan akrabnya. Dari kedua kakak kembarnya, Cendric yang paling eksentrik. Dia tak bisa mengerem mulut serta tingkahnya yang kelewat jahil. Julukan Cendric selain putra duyung memang tak lain adalah si bibir ringan. Cendric selalu berhasil mendapatkan informasi dan terkadang menjadi biang dari gosip yang tersebar.
Namun di luar informasi umum tersebut, ternyata ada satu fakta besar yang berhasil disembunyikan oleh pagar tinggi kediaman Dawson. Ada satu sosok lain yang sebenarnya masuk ke dalam kartu keluarga Dawson, anggota keluarga yang sengaja disembunyikan dari khalayak umum. Sosok itu tak lain adalah putri bungsu dari Farrell dan Riri, Princess Alexia Dawson.
Princess memiliki jarak usia yang cukup jauh dari ketiga kakaknya. Jika Princess masih berusia empat tahun, maka kembar dawson telah menginjak usia empat belas tahun. Pada usianya yang menginjak empat tahun, ada saja tingkah Princess yang membuat seisi mansion keluarga Dawson hampir jungkir balik setiap harinya.
Seperti saat ini, Princess tiba-tiba menghilang sesaat setelah makan siang selesai. Farrell dan kembar ABC yang memang tengah berada di rumah, berbagi tugas. Farrell berusaha menenangkan istrinya yang cemas, sedangkan kembar ABC serta para pelayan mencari keberadaan Princess. Jika pelayan sudah berpencar mencari Princess, maka kembar ABC berkumpul lebih dahulu karena ada sesuatu yang harus mereka diskusikan sebelum mencarik keberadaan Princess.
“Kita berpencar, yang menemukan Princess pertama kali, maka ia yang akan menemani Princess tidur malam ini. Setuju?” Cendric dengan percaya diri membuat taruhan. Karena Cedric percaya dirinya yang akan lebih dulu menemukan adik cantiknya itu.
Beny langsung menjawab, “Bagaimana mungkin aku tidak setuju? Aku pasti setuju, karena aku tidak mungkin kalah darimu.” Beny kini sudah mulai menyusun renacana akan ke mana dan caranya mencari keberadaan Princess-nya yang cantik.
“Lakukan sesuka kalian,” ucap Aio tenang lalu melangkah tak kalah tenangnya. Ia menyusuri lorong dengan langkah anggun yang memesona, seakan-akan dirinya sama sekali tidak peduli denngan taruhan yang dibuat oleh kedua adik kembarnya. Mungkin Aio terlihat tidak peduli dengan taruhan tersebut, tetapi sebenarnya Aio juga berpikir jika taruhan itu sangat menarik. Sedangkan Beny dan Cendric beradu pandang, sebelum mencoba saling mendahului mencari adik kesayangan mereka.
Beny dan Cendric mencari ke sana ke mari. Entah ke dalam semak-semak, ke atas rumah pohon, hingga ke atap mansion. Keduanya mencari dengan sangat gaduh, membuat Aio yang melihat keduanya dari kejauhan hanya bisa menghela napas tak berdaya. Kedua adiknya itu memang tidak bisa bersikap tenang saat dihadapkan dengan adik kecil mereka, Princess. Gadis kecil itu memang memiliki pengaruh besar bagi setiap anggota keluarga Dawson.
Aio kembali melangkah dengan tenang menuju tempat yang ia yakini menjadi tempat persembunyian Princess. Aio memasuki sebuah ruangan yang berada di lantai tiga mansion. Ruangan itu dikhususkan sebagai tempat bersantai dan tempat di mana persediaan camilan di simpan. Di sudut ruangan ada sebuah lemari kayu antik, tanpa banyak kata Aio melangkah menuju lemari tersebut untuk membukanya.
Aio menghela napas saat melihat balita cantik yang tidur berbantalkan tubuh berbulu hewan kesayangannya. Aio mendengkus geli saat melihat pipi serta sekitar bibir adiknya yang kotor karena noda cokelat. Lagi-lagi adiknya ini membbuat ulah karena tak bisa menahan keinginannya melahap cokelat. Ya, Riri—ibu mereka—memang melarang Princess untuk memakan cokelat karena hal itu pada akhirnya selalu membuat Princess menangis karena giginya sakit.
Kini Aio meraih Princess ke dalam pelukannya, dan berusaha untuk tak membangunkan adiknya itu. Namun gerakan lembut Aio tersebut memang dengan mudah membuat Princess terbangun. Kini Princess membuka mata bulatnya dengan lebar-lebar, kilauan yang indah segera menyapa Aio dengan hangat. Aio dan Princess saling tatap untuk beberapa waktu, sebelum Aio angkat bicara, “Princess makan cokelat lagi, nanti Mama marah lho.”
Princess yang memiliki rambut panjang berwarna hitam legam seperti mamanya, menggeleng dengan cepat. Seakan-akan tengah menolak apa yang barusan dikatakan oleh Aio. Dengan sungguh-sungguh dan suara yang berbisik Princess berkata, “Bukan Inces yang mam coko.”
“Lalu?” tanya Aio menahan gemas pada adik cantiknya ini. Sepertinya, Princess tengah mencoba meyakinkannya dengan kebohongan yang ia buat.
Princess menoleh pada lemari yang berada di belakangnya dan menunjuk hewan peliharaannya yang masih berbaring patuh di dalam lemari. Dengan polos Princess menunjuk El—hewan peliharan kesayangannya—sembari menjawab, “El yang mam coko. El nakal!”
Aio menahan tawa. Oh, ayolah. Adik manisnya ini, tampaknya tengah mencoba membuat seekor singa menjadi kambing hitam. Ya, hewan peliharan adik tercinta Aio adalah seekor singa. Tidak perlu kaget, ini masih terlalu awal untuk merasa kaget akan tingkah keluarga Dawson yang di luar akal sehat.
Princess sejak kecil memang memiliki ketertarikan besar pada jenis kucing besar itu, sama seperti Riri—ibunya. Karena itu, hewan peliharaan Princess tak main-main. Farrell kembali mendatangkan seekor bayi singa yang telah mendapat izin dari pihak berwajib, setelah dulu, ketika Riri hamil juga pernah memelihara jenis kucing besar tersebut. Hanya saja, singa peliharaan Riri itu mati karena beberapa masalah yang terjadi di masa lalu. Kini bayi singa peliharaan Princess itu telah tumbuh bersama dengan Princess bahkan ukuran tubuhnya saja sudah hampir sama dengannya.
Baru saja Aio akan menanggapi perkataan adiknya, suara dobrakan pintu membuat Aio dan Princess melonjak kaget. Saat berbalik semua anggota keluarga mereka ternyata telah berkumpul. Aio melihat mamanya yang tampak masih menangis, ia menghela napas. Hal yang paling tak ingin ia lihat adalah, momen di mana mama serta adiknya menangis. Maka Aio dengan pengertian menyerahkan Princess pada Riri.
“Princess kenapa nakal? Lihat, Mama sampai menangis karena Princess,” ucap Farrell sembari menarik istrinya agar duduk di sofa yang berada di ruangan tersebut. Kembar ABC pun ikut duduk tanpa banyak bicara, walaupun Beny dan Cendric terlihat mencibir saat Aio memasang sebuah senyum kemenangan pada mereka. Ya, Aio kembali memenangkan taruhan. Jadi, Aio yang nanti malam akan menemani Princess tidur.
Princess menatap wajah cantik mamanya dan mencium pipinya dengan sayang. “Ma, Inces ndak nakal. Tapi El nakal, dia mam coko,” adu Princess dengan kebohongan yang terlihat jelas. Sepertinya balita itu benar-benar tak sadar jika wajahnya kini belepotan cokelat.
Jelas saja perkataan Princess mengundang tawa keluarga tersebut. Riri menerima tisu basah dari Gwen—pelayan priadinya—lalu menyeka wajah Princess dengan lembut sebelum bertanya, “Princess, Mama enggak pernah mengajarkan Princess untuk berbohong, ya.”
Princess tampak mengamati Riri yang tengah meraih tangannya yang ternoda cokelat. Bibir Princess tampak mengerucut, sebelum dirinya berkata, “Inces ndak boong. El emang mam coko, telus Inces bilang kalo makan coko banyak, bisa bikin cakit gigi.”
“Itu, putri Papa tau. Tapi kenapa Princess selalu mencuri kesempatan untuk makan cokelat?” tanya Farrell sembari mengangkat Princess ke udara, Farrell membuat Princess menggantung di udara.
“Inces Cuma bantu El, bial abisin mam coko. Inces mam dikit aja kok. Incem mam dikit.” Rupanya Princess masih tidak mau mengakui kesalahannya dan tetap berupaya untuk berdalih.
Farrell hampir menggigit pipi putrinya itu, karena selalu saja bisa menemukan alasan. “Ugh, selain membuat gigi sakit. Ternyata cokelat membuat putri Papa semakin berat saja. Lihat, pipi Princess sudah hampi meledak,” ucap Farrell sembari menyentuh pipi Princess yang bulat dan kemerahan. Tampak cantik.
Kembar ABC saling menatap lalu menggeleng. Sepertinya papa mereka sedang cari mati. Benar saja, sedetik kemudian Princess yang masih menggantung di udara karena kedua tangan Farrel yang masih menyangga tubuhnya, meronta dan menangis keras. Kembar ABC berdecak dalam hati, bagaimana bisa papa mereka tidak tahu pantangan kata yang tidak boleh dikatakan pada Princess?
Farrell tampak terkejut saat putrinya tiba-tiba menangis seperti itu. Sementara Princess semakin kuat saja menangisnya, sedangkan Riri memejamkan mata dan menghela napas. Ia sudah bisa menebak jika sesaat lagi akan ada pertunjukan drama harian yang diperankan oleh anak serta suaminya.
“Abang ABC, Inces mau sama Abang ABC!” pekik Princess sembari berontak dengan kuat.
Tapi Farrell tidak mau kalah. Ia mencoba mengatur tenaga tangannya agar tak melukai Princess yang masih belum menyerah untuk melepaskan diri. “Princess sedang dengan Papa, kenapa malah ingin pergi?” tanya Farrell tidak terima.
Farrell melirik ketiga putranya, dan memperingatkan ketiganya agar tak beranjak dari tempat duduk mereka. Aio dan kedua adiknya dengan kompak kembali duduk dengan tenang di tempat mereka, sembari terus mengepal-ngepalkan tangan karena merasa gemas melihat penampilan Princess saat ini. Menyebalkan, jika ada Farrell, ayah mereka itu pasti memonopoli Princess seorang diri. Seakan-akan hanya dirinya yang berhak untuk memomong Princess.
“Ndak mau! Ndak mau sama Papa!” seru Princess dengan suaranya melengking. Tentu saja penolakan Princess tersebut membuat hati Farrell terluka. Ayolah, dirinya juga seorang ayah yang sangat menyangi putrinya ini.
“Princess,” panggil Farrell lemah, ah ia bingung menhadapi Princess yang seperti ini.
Jika pada ketiga putranya, Farrell bisa bertindak tegas bahkan keras, maka lain hal dengan putrinya ini. Princess adalah versi mini dari Riri. Farrell begitu memuja serta mencintai Riri, jadi sangat sulit baginya untuk tak melakukan hal yang sama pada versi mininya. Farrell sangat mengistimewakan putri satu-satunya ini.
“Papa Jeyek!” seru Princess lagi. Farrell membulatkan matanya saat menengar celaan dari putrinya itu. Riri yang masih menonton dengan tenang tak bisa menahan diri untuk tertawa, diikuti kembar ABC yang menetertawakan nasib papa mereka yang sungguh malang. Belum cukup memberikan penolakan, kini Princess bahkan memberikan komentar yang menyakitkan mengenai penampilan ayahnya.
“Incess ndak mau sama Papa, Papa jeyek ndak kayak Abang ABC. El lebih keyen dali Papa,” ucap Princess tanpa sadar jika kini dirinya tengah menyulut sumbu api.
Wajah Farrell terlihat semakin masam. Ia menurunkan Princess dan membuat putrinya itu berdiri sendiri. “Ah, sepertinya El memang harus segera mudik.”
Princess memiringkan kepalanya, saat merasa bingung karena kosakata baru yang tak ia mengerti. “Mudik? Mudik itu apa, Papa? Mamam? Paha bakal? Atau sate?”
Kembar ABC menutup wajah mereka, kenapa Princess hanya memikirkan makanan saja? Bagaimana jadinya Princess saat besar nanti? Sungguh, ketiganya tidak bisa membayangkan.
“Maksud Papa, El harus pulang kampung. Pasti El rindu pada mamanya,” jelas Farrell perlahan, yang tentunya bermaksud agar putrinya itu mengerti dengan apa yang ia katakan.
Princess mengerutkan keningnya. Bibirnya mengerucut tajam, pertanda jika sebentar lagi tangisnya akan kembali pecah. Riri mengurut pelipisnya. Mengerang dalam hati, karena suaminya sangat senang sekali menjahili putrinya ini. Riri dan kembar ABC baru saja akan mencoba mengalihkan perhatian Prrincess agar gadis kecil itu tak menangis lagi, tapi raut wajah Princess berubah seketika. Ia memasang senyumnya yang cantik, membbuat giginya yang berderet rapi mengintip malu-malu. Senyumannya itu membuat kedua matanya menyipit cantik.
Princess dengan gaya malu-malu menggoyangkan kakinya dan berkata, “Papa, salangheo. Papanya Inces, Inces mo gendong!” teriak Princess sembari mengulurkan kedua tangannya meminta gendong. Kembar ABC memasang ekspresi syok. Dari mana Princess belajar tingkah tidak tahu malu ini? Sepertinya kembar ABC memang harus menculik Princess ketika mama mereka akan menonton drama korea.
Farrell memasang senyum kemenangan, tampak senang bukan main saat Princess meminta digendong. Tanpa pikir panjang, Farrell berdiri dan mengangkat Princess ke udara. Princess tertawa geli saat papanya menggoyangkan tubuhnya di udara. Princess terlihat begitu senang dan seakan-akan melupakan kemarahannya beberapa saat yang lalu pada ayahnya.
Riri sendiri hanya bisa menggeleng, Princess memang selalu memiliki tingkah yang mampu membuatnya berdecak gemas. Pada akhirnya Riri lebih memilih bangkit dan menyiapkan kudapan sore untuk suami dan anak-anaknya ini, tentunya tetap dbantu oleh Gwen. Selepas kepergian Riri, binar jahil melintas di kedua manik Princess. Ia menoleh kepada ketiga kakak kembarnya yang masih duduk, dengan wajah masam yang tampak jelas.
“Abang ABC napa?” tanya Princess dari balik bahu Farrell.
“Princess digendong Papa terus, Bang Cencen kan mau gendong Princess juga,” jawab Cendric dan memasang ekspresi menyedihkan, yang biasanya selalu berhasil meluluhkan hati para wanita. Kini, Cendric tengah berusaha meluluhkan hati adik kecilnya.
“Iya, Abang baru pulang dari galeri. Capek, mau peluk Princess,” timpal Beny dengan wajah yang tak kalah menyedihkan. Berusaha menampilkan ekspresi yang memang menunjukkan jika dirinya sangat lelah.
“Sebelum peluk mereka, Princess harus peluk Abang Ai dulu,” pungkas Aio memotong renngekan kedua adiknya, yang sontak saja membuat Cendric dan Beny meradang. Namun keduanya sama sekali tak berani untuk berkomentar. Keduanya lebih memilih untuk menunggu jawaban dari Princess yang kini masih setia memasang tampang dan tatapan polos pada mereka.
Princess masih terlihat tenang. Kedua maniknya yang indah terlihat bergerak lincah, sebelum dirinya menatap wajah Farrell beberapa saat, kemudian kembali menatap kembar ABC dengan wajah serius. “Abang ABC, kata Mama kita halus lendah hati cama olang yang kekulangan,” ucap Princess dengan pelafalan yang belum begitu lancar karena efek usianya yang masih empat tahun.
Farrell dan kembar ABC jelas saja mengerutkan kening mereka, Hendrik yang kini tengah menyeduh teh sama-sama megerutkan kening karena tak mengerti apa yang dimaksud oleh Princess. Melihat semua orang bingung, Princess tak bisa menahan diri memukul pundak Farrell. Tentu saja Princess kesal karena tidak ada yang mengerti dengan apa yang ia sampaikan. Setelah beberapa kali memukuli Farrella, barulah Princess menjelaskan apa yang ia maksud. “Abang ABC itu ganteng, kalo Papa kulang ganteng,” ucap Princess tegas. Ia menoleh pada Farrell yang memasang wajah terkejut.
Sedangkan kembar ABC menahan tawa mereka agar tak menyembur dan membuat sang raja hutan mengamuk. Ah, sungguh kembar ABC sama sekali tidak berbohong, ini sangat menghibur. Princess memang selalu memiliki cara untuk mengalahkan Farrell yang biasanya tampil superior. Princess tersenyum dengan cara yang menggemaskan, matanya yang bulat menyipit lembut, kedua tangan kecil Princess segera melingkari leher Farrell sebelum dirinya melemparkan serangan terakhir.
“Hehe, sayang Papa Jeyek!”