Siska berjalan semakin jauh dari tempat duduknya dengan Dani tadi. Wanita itu bahkan kembali menuruni anak tangga dan kemudian menuju sebuah pintu khusus karyawan. Baru saja Siska membuka pintu itu, tangannya sudah ditarik kencang dan tubuhnya disandarkan pada dinding yang menjadi tembok untuk tangga darurat itu. Sebuah lumatan terasa mendarat di bibirnya dan saat Siska menyadari siapa pelakunya, dia tersenyum bahagia dan dengan senang hati membalas cumbuan itu. “Hmmpp ...,” desah Siska tertahan karena tidak ingin ada yang mendengar suaranya di tempat itu. “Ssstt ... jangan berisik, Sayang.” Pria yang tak lain adalah Farel itu berbisik dengan sangat lembut di telinga Siska. “Kamu nakal banget sih! Main tarik paksa dan langsung nyerang aja. Aku kan belum ada persiapan,” ketus Siska deng