Part 5

2301 Kata
Ada yang nungguin up? 5- Just Married? Beberapa tahun yang lalu... "Ini sulungku, Alden Barnard. "Seorang lelaki paruh baya berusia 49 tahun menepuk bahu sosok putranya berusia 25 tahun yang duduk di sampingnya. Alden menjulurkan tangannya untuk menyalami teman ayahnya. Di hadapan mereka ada seorang lelaki paruh baya berusia 50 tahun tengah terbaring di atas brangkar rumah sakit. Dia tersenyum lemah dan mengangguk paham. "Putramu tumbuh dewasa dan sangat tampan. Dulu om pernah main ke rumah ayahmu dan kamu masih berusia 5 tahun. Adam, kau melahirkan putra yang berprestasi meski dalam kondisi kurang mampu. Aku ikut bangga atas pencapaian putramu. " " Iya, Alden sedang merintis karir dari bawah. Dia ingin jadi pengusaha besar nantinya "Adam--ayah Alden merasa bangga pada apa yang dicapai anaknya ditambah lagi ia mendapat pujian dari teman akrab sekolahannya. " Amin, semoga beneran terjadi dan putramu adalah kriteria mantu idamanku. "Heru---Dia adalah teman akrab Adam. " Wah sayangnya putraku kuminta untuk fokus mengejar karirnya dan senang-senang di masa lajangnya. "Muncul perasaan tak enak pada diri Adam, entahlah ia merasa ucapan Heru ada maksud tertentu. " Baguslah itu. "Heru mengangguk mengerti. Tak lama terdengar suara pintu terbuka, sontak hal itu mereka bertiga langsung menatap kompak ke arah pintu. " Ayah. "Sosok gadis berambut panjang dan berponi melengkung ke dalam berusia 20 tahun mendekati ayahnya yang berada dibrangkar. " Naomi. " " Ayah, mereka siapa? "tanya Naomi bingung namun ia tersenyum ramah pada Adam dan Alden. " Ini namanya om Adam, teman akrab ayah dan di sebelahnya itu anaknya namanya Alden tapi kamu manggilnya mas lho ya. "Heru menyuruh putrinya untuk menjabat tangan mereka. Naomi menyalami mereka berdua bergantian dan ia seolah terhipnotis ketampanan Alden yang sangat jarang ia temukan seperti sosok Alden itu limited edition. Rahang yang tegas, mata elang dan tubuhnya begitu tegap layaknya atletis. Sampai ia disadarkan oleh Heru barulah Naomi langsung merubah wajahnya yang tadinya memasang muka penuh kekaguman memandang wajah Alden. "Senang bertemu denganmu, mas Alden. "Naomi tersenyum malu-malu sembari menyelinapkan untaian rambutnya ke belakang daun telinga yang sebelumnya berantakkan di depan. " Senang bertemu denganmu juga, Naomi. "Alden tersenyum lebar sampai menunjukkan giginya yang rapi. " Oh Naomi, ajak Mas Alden ini di taman rumah sakit. Ayah mau ngobrol sama Om Adam. "Heru menepuk pundak putrinya dan mengode Naomi melalui sorotan matanya. " Oke yah. Mas Alden ayo ikut aku!"ajak Naomi pada Alden. Alden menatap Adam terlebih dahulu, setelah mendapat ijin dari Adam kemudian Alden mengikuti Naomi dari belakang. "Mas Alden umur berapa? "tanya Naomi basa-basi. " 25 tahun, "jawa Alden. " Kak Alden pendiam ya? "tanya Naomi penasaran. Keduanya tak terasa sudah sampai ke taman rumah sakit yang letaknya di belakang gedung rumah sakit ini. Mereka berdua duduk di dekat pohon besar dan pemandangannya sekarang ialah anak-anak yang tengah dirawat sedang menghibur diri dari rasa jenuh di ruang inap. "Bisa dibilang begitu. "Alden mengulas senyum tipis. "Pantes sih. "Naomi mengulum senyum simpul dan melirik Alden sejenak. " Apa? " " Mas Alden sedikit culun tapi tampan kok. "Naomi menyengir lebar membuat Alden terkekeh pelan mendengar pujian dari Naomi. " Masak sih aku culun? Apa karena tampilanku terlalu rapi ya? " " Hehe iya. " " Aku emang suka kerapian dan gak hanya kamu doang sebenarnya yang bilang begitu tapi banyak perempuan juga, "jelas Alden. " Sayangnya aku suka cowok yang badboy gitu sih, menantang kalau dilihat. "Naomi menghela napas pelan. " Badboy? Temenku banyak kok yang seperti itu. " " Tapi kamu kok gak badboy sih, biasanya cowok seksi yang kayak badboy. Tapi gapapa deh, kamu itu ganteng banget kok dan apapun tampilanmu tidak akan mengubah ketampananmu yang sudah sejak lahir. "komentar Naomi. " Anak muda sekarang memang nyarinya dari tampilannya ya ternyata? "Alden tertawa pendek. " Menurutku tampilan nomer satu dan kedua itu materi. " " Kamu pemilih berarti ya? " " Iya dong. Eh btw kita kok ngomongin gini ya? "Naomi menggaruk tekuknya tak terasa gatal. " Kamu duluan yang mancing? Lucu deh. "Alden tanpa sadar mencubit pipi Naomi. " Aww, suka nyubit? Kita baru kenal kok agak nyambung ya? Kan aku jadi gak bosen. "Naomi menepuk tangan Alden yang mencubit pipinya. " Kamu itu gak malu gitu, baru ketemu sudah banyak omongnya. " " Aku suka bergaul banyak teman. " " Kamu kuliah dimana? "tanya Alden kepo. " Kuliah di Surabaya. " " Wah sama dong. " " Heemm jadi kita bisa ketemu lagi tanpa harus di Kediri? "Naomi tersenyum lebar. " Kamu berharap kita bertemu lagi? " " Pastinya. "Naomi mengangguk cepat. " Umurmu 20 tahun kan? "tebak Alden. " Eh kok tau sih. " " Nebak aja dan ternyata benar. Gimana kuliahmu? Jurusan apa? " " Kuliahku sedang tidak baik-baik saja. Aku jurusan Desain Fashion dan Produk Lifestyle (selanjutnya disingkat DFP). " "Wah calon model ya tapi maksudmu sedang tidak baik-baik saja, kenapa? " Ada orang yang menyukaiku dan dia berusaha melecehkanku. "Naomi menundukkan wajahnya. Ia merasa ingin mengutarakan unek-unek yang dipendam selama ini. " Melecehkanmu? Kenapa kamu gak lapor polisi atau keluargamu? " " Dia kabur, tapi masih jadi buronan dan dia juga suka merampok barang mewah milik orang. " " Wah bahaya, gila ya orang itu. Kamu juga harus hati-hati, yaudah kalau kita ketemu nanti aku akan melindungimu dari orang-orang jahat. " " Beneran? "tanya Naomi terbata-bata. " Iya, aku ingin menjagamu dan anggap aja ini soal balas budi tentang ayahmu yang selalu membantu keluargaku. "Alden tersenyum lebar dan menepuk pundak Naomi sebentar. " Terima kasih, aku merasa lebih lega. "Naomi langsung memeluk Alden dari samping, seketika tubuh Alden menegang karena pertama kalinya mendapatkan pelukan dari seorang wanita kecuali ibunya. " Ah iya, sama-sama. Senang bisa membantumu juga. "Alden menepuk punggung Naomi. " Kamu kaget ya aku peluk? "tanya Naomi seraya tersenyum menggoda. " Iya, aku gak pernah dipeluk wanita kecuali mamiku dan saudariku. " " Jadi aku yang pertama dong? "Mata Naomi berbinar-binar. " Benar, kamu wanita pertama setelah keluargaku. "Alden merasa malu dan mengusap tekuknya untuk mengurangi rasa malunya. " Wajah kamu merah, ih kamu pasti salting kan? "goda Naomi sambil mencolek dagu Alden. "Eh siapa yang salting? Kamu tuh." Alden pun tak tinggal diam dan ia membalas dengan mencubit pipi Naomi. "Ihh sakit tau. "Naomi mengerucutkan bibirnya kesal sembari memegang pipinya. " Eh terlalu kuat ya? Maaf. "Alden pun mengusap lembut pipi Naomi dan terjadilah saling memandang satu sama lain. " Kamu itu manis banget, "kata Naomi saat pipinya dielus oleh Alden. " Aku bukan makanan manis. " " Ihh maksudku bukan itu. "Naomi memukul bahu Alden dan bibirnya mencebik kesal. " Terus? "Alden menurunkan tangannya tapi Naomi menahannya dan menggerakkan tangan Alden untuk kembali mengusap pipinya lagi. " Sikapmu itu manis padahal kamu culun. " " Siapa yang bilang culun? Aku enggak culun, hanya saja pendiam karena aku sebetulnya gak suka banyak bicara. "Alden tertawa dan menuruti Naomi untuk mengusap pipinya lagi. Mungkin Naomi merasa nyaman diperlakukan seperti itu. " Tapi sama aku tadi, kamu banyak bicara. "Naomi mengkerutkan dahinya heran. " Karena kamu anak dari seseorang yang sudah berjasa bagi keluargaku. "Alden berganti menepuk puncuk rambut Naomi. " Apa emang sudah jadi takdir kita? " " Takdir kita? " " Ah lupakan saja, oh ya kamu punya pacar atau mantan gitu? "tanya Naomu kepo. " Aku gak pernah pacaran sama sekali. "Alden menggelengkan kepalanya tiga kali. " Wow gak nyangka, tapi kamu tipikal orang yang romantis. " " Kok bisa? Temenku bilang, aku itu robot karena kaku dekat sama cewek. "Alden teringat komentar temannya tentang dirinya. " Kamu gak kaku kok, dekat sama aku gini malah sikapmu manis. Mungkin temanmu belum mengenal kamu secara baik dan lebih dalam mengetahui infonya. Biasanya tipikal temanmu itu kayak orang yang sering kemakan gosip palsu. "Naomi merogoh ponselnya disaku celananya saat dirasa ponseknya bergetar bertanda ada pesan masuk. " Mungkin saja. "Alden menganggukkan kepalanya lalu ia melirik Naomi yang baru saja mendapat pesan dan mulai membaca pesan diponselnya. " Ah aku ada acara sama temenku. "Naomi menepuk jidatnya baru ingat setelah diberi pesan oleh temannya. " Yaudah kamu berangkat sana. Temenmu pasti sudah menanti kedatanganmu. " " Iya nih, aku duluan ya. Maaf kita mengakhirinya sampai disini doang. " " Ah gapapa, kamu hati-hati ya. "Alden membalas lambaian tangan dari Naomi. Alden menatap punggung Naomi hingga hilang dari pandangannya. Ia tersenyum lebar dan ada degupan dengan ritme yang lebih cepat dari biasanya. Alden menatap dadanya dan mengusapnya pelan. " Sebenarnya aku banyak bicara karena kamu orangnya asyik, biasanya wanita mendekatiku hanya untuk menggodaku saja dan itu malah membuatku tak nyaman tapi saat berada didekat Naomi perasaanku malah jadi nyaman. " ... " Manda! "teriak Luna saat melihat Amanda yang baru keluar dari gang Melati. " Luna. "Amanda menghentikkan langkahnya karena arah jalannya dihadang oleh Luna. " Kamu dicariin sama Jessi lho, kamu udah gak jualan lagi di TK? "tanya Luna yang butuh penjelasan dari Amanda secara langsung. " Bentar lagi aku keluar dari pekerjaan itu, aku kerja malam buat bazar nanti sampai dua hari kedepannya. " " Kamu dicariin sama Jessi, kasihan dia murung terus di sekolah dan cuman natepin latar sekolah doang. Berharap kamu datang disana dan berjualan. "Luna merasa ada yang tak beres dan ia melihat Amanda yang sepertinya merasa bersalah pada Jessi. "Luna, aku minta tolong. Buatlah Jessi lupa sama aku."Amanda memegang tangan Luna dan menatap penuh mohon pada tetangganya itu yang berprofesi guru di sekolahan Jessi. " Jessi gak mungkin lupa kalau udah anggap kamu itu seperti mamanya, dia bakal nyariin kamu Manda. Temuilah Jessi daripada nanti nyesel sendiri lho. " " Aku gak bisa. " " Why? Kamu itu sebenarnya kenapa sih Man? Apa yang menbuatmu sengaja menjauhi Jessi. " " Papanya, papanya memperingatkanku untuk menjauhi Jessi. Dia bahkan membuatku dipecat jadi pengantar minuman pagi di perusahaannya dan ada peringatan untuk tidak mendekati Jessi. Aku takut sama papanya Jessi yang baru saja mengancamku, aku juga ingin bertemu Jessi tapi papanya menganggap aku itu hanya melabui Jessi agar aku bisa mendapatkannya. "Amanda menundukkan sedih dan bahu merosot ke bawah setelah bercerita apa yang ia rasakan pada Luna. " Emang sih aku gak kaget kalau urusan begitu tapi ini Jessi sendiri lho yang milih kamu kalau dia pengen kamu jadi mamanya. Soalnya yang ku lihat selama ini mengajar Jessi di sekolah, banyak wanita yang mendekati Jessi dengan maskud tujuan ingin memiliki pak Alden karena pengusaha kaya dan tampan juga. " " Beneran cuman milih aku doang? " " iya, Man. Jessi gak salah milih karena terkadang feeling anak kecil itu kuat. Dia tau apa yang membuatnya senang melalui hati kecilnya. "Luna tersenyum lebar. " Ah itu gak mungkin kalau aku jadi mamanya, kamu tau sendiri kan keadaan keluargaku itu kayak apa. Pasti keluarga Jessi merasa malu mengenaliku berasal dari keluarga yang jauh derajatnya dari mereka. "Amanda tersenyum masam. " Susah sih emang masalah derajat keluarga, tapi tolong jangan hindari Jessi dan kamu kan bisa jadi teman untuk Jessi. " " Iya aku tau, kamu pasti memikirkan Jessi. Masalahnya itu dari papanya, dia gak mau aku deket Jessi lagi. Aku sebenarnya merasa nyaman-nyaman saja dekat sama Jessi, anak lucu dan menggemaskan. "Raut wajah Amanda cemas. " Kalau gitu aku akan bilang ke Pak Alden soal Jessi, aku gak nyangka dia sejahat itu sama kamu sampai kamu kehilangan pekerjaannya. " " Enggak papa, masih ada pekerjaan lain. " " Aku tau keadaan keluargamu seperti apa, apalagi ibumu. Kamu yang sabar ya dan kamu emang wanita tangguh sih bisa bekerja seharian demi keluarga. "Luna tersenyum, ia tau semuanya karena rumahnya mereka sangat dekat dan Luna sering melihat apa yang terjadi di keluarga Amanda. " Aku begini karena keadaan. " " Terkadang ada yang gak kuat sampai mutusin jual diri, kamu jangan sampai lho ya. " " Haha enggak kok, aku menikmati hidupku yang apa adanya ini. Kan ada pepatah ada pelangi setelah hujan dan aku yakin suatu saat nanti aku bakal bahagia. " " Aminn, yaudah aku pulang dulu ya. " " Iya. "Amanda mengangguk saja. Hari ini Amanda absen tak kerja di mall tapi besoknya ia berangkat pagi bekerja cleanning servis di mall, sebelumnya ia memang meminta pertukaran waktu jam kerja dengan temannya dan untunglah ada yang mau. Saatnya Amanda pergi ke supermarket untuk menggantikan temannya yang tidak masuk siang ini. ... "Kenapa mami menelponku? Aku lagi sibuk banget. "Alden baru saja pulang ke rumah dan sedari tadi Iris--ibunya terus menerus menyuruhnya pulang ke rumah. " Kamu itu ya jadi ayah kok egois! "Iris bersedekap d**a dan tatapan menajam ke arah putranya. Kini mereka berada di depan anak tangga dan Alden bertemu Iris tepat di sini. " Egois apanya mi? "tanya Alden yang masih bingung. " Jessi murung di kamar terus dan dia minta mama. Tapi kamu malah gak nurutin dia, susah banget ya ngabulin keinginan Jessi yang ini? "tanya Iris seraya menghembuskan napasnya kasar. " Mi menikah itu gak mudah untuk Alden lakukan, Alden belum siap menikah kembali. " " Mangkanya jangan tertutup jadi laki-laki, kamu harus membuka hati ke wanita diluaran sana kan banyak. " " Mi---" "Sudah cukup Alden! Lanjutkan saja sikapmu yang egois, mami hanya memikirikan Jessi. Cucu kesayangan mami yang suka cerewet sekarang malah murung mulu. Lihatnya ikut sakit hati, mami ini. "Iris memegang dadanya dadanya yang terasa sesak mengetahui cucunya yang mudah sekali menangis akhir-akhir ini. Iris menghentakkan kedua kakinya lalu pergi berlalu di hadapan Alden. Alden menghela napasnya lelah kemudian menaiki anak tangga untuk menuju kamar putrinya yang katanya tengah murung di dalam kamar. Setiba di depan pintu kamar anaknya, ia membuka pintu sedikit dan mengintip Jessi dari celah pintu. Hati Alden mencelos seketika mendengar putrinya berbicara sendiri dengan boneka berukuran besar di depanya dan di tengahnya ada meja berukuran kecil berwarna pink. Kamar serba pink dan ungu yang menjadi warna favorit Jessi. "Mama, hali ini Jessi lagi sedih. Papa jahat dan bohong sama Jessi. Jessi kan gak bisa ditipu. "Jessi meraih tangan boneka beruang tersebut dan menciuminya. " Jessi ingin mama yang asli, bukan beruang kayak boneka ini. Bial Jessi bisa didongengin, diusapin, telus buanyak pokoknya. Kalau punya mama kan Jessi gak sendili telus, kata temen-temennya Jessi punya mama itu enak bisa ditemenin waktu di sekolah. Jessi kan pengen, hiks hiks. "Jessi mulai menangis namun wajahnya tetap menempel ditangan bonekanya. " Jessi. "Alden langsung membuka lebar pintu kamar anaknya. " Papa. "Jessi mendongak wajahnya dan melihat papanya berdiri di sampingnya. " Papa jahat huaaa! "Satu detik kemudian Jessi menjerit dan menangis. " Maafin papa sayang. "Alden yang akan mendekat ke anaknya berniat menggendong Jessi namun Jessi sudah menghindar dengan secepat kilatnya dan sekarang berada di kasur. Jessi menyelimuti seluruh tubuhnya dan menangis tersendu-sendu sesekali Jessi berteriak kalau papanya itu jahat. Alden mengusap wajahnya dan berdecak kesal tak bisa menuruti permintaan anaknya. ... Nah lho Jessi ngambek:(
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN