Part 6

2468 Kata
6-Just Married? "Sayang, bangun yuk sekolah. Papa anter. "Besok paginya, Alden rela jam paginya tersita demi membujuk anaknya agar tak marah padanya lagi. Alden menggoyangkan bahu Jessi ketika anaknya itu merubah posisi tubuhnya menjadi tengkurap. " Emmhh gak mau! "bantah Jessi sambil tangannya menepis tangan Alden. " Gak mau sekolah gitu? " " Iya gak mau!" "Yaudah gak sekolah aja. " " Huaaa Oma Opa, papa jahat! "Teriak Jessi sangat lantang seraya melompat dari kasur dan berlari keluar dari kamar. " Jessi astaga, jangan lari! "Alden panik seketika melihat tingkah Jessi tiba-tiba lalu menyusul langkah kakinya Jessi yang begitu cepat. Saat Jessi sudah turun dari tangga, tepat kakinya menginjak lantai bawah tak disangka Jessi terjatuh dan kakinya membentur sangat keras di lantai hingga membuat Jessi menjerit kesakitan. "Jessi! "teriak Oma dan Opanya setiba di tempat Jessi terjatuh. " Huaaa kaki Jessi sakit! "Jessi melihat kakinya membiru dan sangat sakit digerakkan. " Jessi, putri Papa. "Alden akan menggendong Jessi namun Jessi lagi-lagi menepis tangannya dan memilih digendong oleh Iris selaku omanya. Sebenarnya bukan satu kali ini saja Jessi terjatuh, mungkin beberapa kali bahkan Alden berniat memiliki rumah yang luas saja tanpa tingkat nantinya demi kenyamanan putri kecilnya itu. "Cucu kesayangan oma, kenapa? Habis nangis kejer ya sampai sesenggukan gini? "Iris menyeka air matanya Jessi, hidung dan pipi gembul Jessi memerah. "Jessi pengen ketemu tante Amanda." "Tante Amanda? Siapa itu? "tanya Iris bingung dan menatap bergantian pada Alden dan Jessi. Alden terdiam dan perasaannya campur aduk kala tatapan kedua orang tuanya menajam padanya. " Jawab Alden! "perintah Adam pada putranya. " Napa Oma Opa? "tanya Jessi yang juga bingung melihat oma dan opanya menatap papanya. " Enggak papa sayang, sini oma obatin ya. " "Tapi Jessi ingin ketemu Tante Amanda." "Emm iya ya nanti." "Jangan bohong oma, papa udah bohong sama Jessi kan Jessi gak mau pelcaya lho. Jessi tidak suka dibohongin lho. "Suara centil Jessi itu membuat Oma menganggukkan kepalanya beberapa kali. " Oke deh, Oma nanya ke Jessi dulu. Emang Tante Amanda itu siapa? "tanya Iris dengan suara yang lembut pada Jessi. Gadis kecil itu malah tangannya sibuk mengeluarkan rambut sang nenek dari tali kuncir yang menggulung rambut neneknya tadi. " Nanti tante Amanda jadi mamanya Jessi, tante Amanda baik olangnya dan suka jualan di TK tapi tadi gak jualan kan Jessi kangen gitu. Pengen ke lumahnya tante Amanda, tapi gak dibolehin sama papa. Papa nakal dan jahat, Oma. "celoteh Jessi sambil menbayangkan tante Amanda yang begitu perhatian padanya entahlah ada rasa nyaman berada di sisi sosok wanita yang baru saja ia kenal. " Oalah. "Iris mengangguk lagi lalu melirik tajam ke arah Alden. " Sudah sana, Jessi kakinya diobatin dulu!"suruh Adam pada Jessi . " Jessi gak bisa jalan, kaki Jessi sakit digelakin Opa. "Jessi mengerucutkan bibirnya. " Sini sama papa, papa bawa ke rumah sakit supaya diobatin sama dokter atau papa panggilkan dokter ke sini. Bentar ya. "Alden akan pergi dari tempat berdiri namun suara Adam menghentikkan langkah kakinya. " Papi butuh penjelasan darimu, biarlah mamimu yang mengurusi Jessi. "Adam menyuruh istrinya mengurus Jessi yang mulai kembali menangis. ... " Jadi siapa itu Amanda yang dimaksud Jessi? "tanya Adam penasaran. " Bukan siapa-siapa, Pi. Dia cuman pedagang doang di TK. " " Papi dengerin nama Amanda dari Jessi itu gak cuman sekali doang, beberapa kali dan diwaktu sebelum tidur Jessi suka nyebutin nama Amanda. Sepertinya Jessi menyukai wanita tersebut. " " Mau suka atau tidak nantinya Jessi juga lupa sama wanita itu. Lagian tidak penting, Pi. "Alden menghembuskan napasnya begitu berat dan lelah menghadapi tingkah putrinya akhir-akhir. 'Ini semua gara-gara wanita itu, pasti putriku dipengaruhi oleh dia'--ucap Alden yakin dalam hatinya. " Bawalah wanita itu ke rumah. " Sontak permintaan dari papinya membuatnya tercengang dan tak percaya Adam langsung berkata seperti itu padahal hal tersebut yang ia hindari. Sama saja papinya mendukung Jessi. " Papi.. " " Papi berhak mengetahui Amanda, kelak nantinya bisa jadi mamanya Jessi. Kamu tau tidak, Jessi sudah mengindam-idamkan mama dan sudah beberapa kali pula ada wanita yang mencoba kujodohkan padamu ditolak mentah-mentah oleh Jessi. Sekarang sudah saatnya kamu berhak hidup bahagia, jangan mengungkit masa lalumu dan waktu terus berjalan maju bukan ke belakang, "tutur Adam yang merasa anaknya itu terlalu egois dan tak memikirkan keinginan Jessi dari dulu soal mama. " Aku belum siap untuk menikah lagi, Pi. "Suara Alden berubah parau, terbayang-bayang dirinya dulu disakiti berulang kali oleh wanita yang pernah singgah dihatinya. " Kenapa belum siap? Masih mengingat mantan istrimu itu? Haduh dibilang kamu itu keras kepala sekali sih, ya ya papi tau apa yang kamu rasakan. Kamu takut dikhianati lagi oleh seorang wanita, kan papi sudah bilang kalau gak semua wanita itu sama. Maka dari itu, bawalah wanita bernama Amanda ke rumah karena papi ingin tau dia siapa dan apa yang membuat Jessi sangat menyukainya. Papi yakin dia itu orang baik, hanya saja matamu terlalu buta mungkin. " " Sulit Pi membawanya kemari. " " Kok bisa? " " Aku baru saja menyuruh Pak Iwan untuk memecatnya. Dia kerja menjadi pengantar minuman. " " Mengapa kamu tega menyuruh pak Iwan untuk memecatnya? Pasti wanita itu marah besar kepadamu karena kehilangan pekerjaannya. Bodoh sekali kamu nak, tidak suka boleh tapi jangan keterlaluan begitu. " " Itu peringatanku agar dia tidak dekat di areaku, aku takut nantinya Jessi kesana dan melihatnya. Aku yang malu. " " Malu? " " Dia wanita miskin, aku menebak dia itu cuman pura-pura baik saja pada Jessi dan jika nantinya sudah mendapatkanku, dia akan menguasai hartaku lalu pergi meninggalkanku. Aku harus selektif memilih wanita pi, ditambah sekarang ada Jessi dan aku tidak kuat membayangkan raut wajah putriku yang kecewa ditinggal seseorang yang sudah ia sayangi. "Alden menangkupkan wajahnya, selalu ada saja rasa ketakutan yang mendalam jika dirinya salah pilih wanita bahkan ia rela menjadi duda seumur hidup agar putrinya tidak merasa dikecewakan oleh seorang yang sudah ia anggap sebagai mama. " Tenanglah, Alden. Pikiranmu terlalu negatif, cobalah kamu itu berpikir positif padahal kamu itu seorang direktur dan tugasmu pun ada yang diharuskan memikirkan hal-hal positif dan sering mengambil keputusan yang beresiko tinggi tapi lihatlah sekarang kamu bisa membangun perusahaan milik adikku menjadi maju. Ingatlah, sebentar lagi kamu menjadi CEO dan pekerjaanmu tak terlalu berat pula. " " Oke pi, tapi tolong beri waktu aku untuk berpikir lebih tenang. Aku capek. " " Ya sudah kamu istirahat dulu gih, tetaplah kebahagiaan Jessi yang utama. Papi ingin sekali juga bertemu wanita itu. " Alden hanya mengangguk malas dan beranjak pergi dari ruang keluarga. " Alden Alden, susah sekali kamu move on dari Naomi. Namun papi juga berharap, kamu bisa bahagia kelak dan membangun keluarga kecil kembali. Papi dan mami selalu memikirkanmu ditambah usiamu semakin tua pula. Terakhir, papi juga ingin punya cucu laki-laki. "Adam menyengir lebar setelah mengatakan harapan terakhirnya. ... " Kakak ke sekolah, kebiasaan gak bilang-bilang deh. "Aric menghampiri kakaknya yang duduk di koridor depan kelasnya. " Hehe iya, habis nganterin pesenan di kantin. Sini duduk dulu, kakak mau ngasih sesuatu. "Amanda tersenyum lebar lalu menuntun adiknya duduk di sebelahnya. " Apa kak? "tanya Aric penasaran. " Ini kakak cicil buat bayar study tour kamu, Alhamdulillah berkat lembur juga ada tambahan untuk uang sakumu. Disimpan ya. "Amanda memberikan beberapa helai lembaran uang pada adiknya. "Wah Alhamdulillah, terima kasih kak." Aric merasa senang diberi uang oleh sang kakak namun ketika memandang raut wajah kakaknya yang letih walau tersenyum lebar membuat hatinya tersentuh. "Sama-sama dek, harus sekolah yang rajin, "pesan Amanda pada Aric. "Kakak gapapa kan?" tanya Aric khawatir pada keadaan kakaknya, ia tau semaleman kakaknya begadang demi mencari rupiah. "Gapapa kok, santai aja nih kakak. " " Wajah kakak kelihatan pucat, habis ini kakak istirahat aja ya. " " Habis ini kakak ke supermarket, gak bisa istirahat karena bentar lagi kamu juga study tour ditambah hutang-hutang yang bikin kakak gak bisa hidup tenang. " " Apa aku juga ikut bantu gitu kak? Aku khawatir sama kesehatan kakak kalau kakak kerjanya gak ada istirahatnya gini. " " Kakak bakal marah sama kamu kalau kamu bekerja, bekerja itu urusan kakak dan kamu harus belajar sebagai balasannya. "Amanda menepuk puncuk kepala adiknya dan mengusaknya pelan. " Oke kalau gitu, kakak pergi dulu ya. Bentar lagi masuk kelas kayaknya kamu. "Amanda beranjak berdiri disusul oleh Aric. " Ya kakak pergi dulu, Aric memantau dari sini, "ujar Aric. Amanda tersenyum saja kemudian pergi dari sini. " Ya Tuhan, berilah kebahagiaan pada kakakku. Kakakku telah lama sudah merasakan penderitaan, aku akan bahagia sekali melihat kakakku nantinya hidup bahagia bersama seseorang. Sudah waktunya kakak berkeluarga diusianya yang sekarang. "Itulah doa Aric setiap hari tatkala melihat perjuangan sang kakak dari dulu sampai sekarang. Aric sangat begitu menyayangi sang kakak karena hanya kakaknyalah yang mengerti dirinya sedari dulu. ... " Ganti shift kerja, Man. "Seseorang baru saja masuk ke area kasir dan disana Amanda membereskan apa barang-barang yang berserakan di meja kasir. " Iya mbak, ini udah selesai kok. "Amanda mengangguk mengerti lantas segera masuk ke ruang belakang untuk berganti pakaian yang lebih nyaman. Selesai sudah barulah dirinya pulang dan tak lupa berpamitan kepada teman kerjanya yang shift kerjanya waktu malam. Tanpa disadari oleh Amanda, ada seseorang yang mengamatinya sedari tadi bahkan mengambil sesuatu yang jatuh yang diduga barang itu milik Amanda. "Pak saya punya ide. "Orang itu langsung menelpon seseorang dari seberang sana. Amanda berjalan gontai di pinggir jalan, sudah biasa ia berjalan kaki saat pualng bekerja maupun berangkat bekerja. Dulu ia sempat mempunyai motor pemberian dari saudara jauhnya namun karena hutang ayahnya yang membludak akhirnya dengan terpaksa motor itu dijual digunakan sebagai cicilan hutang ayahnya. Di tengah perjalanan pulang, Amanda dihadang oleh tiga orang pria paruh baya bertubuh kekar dan menatapnya tajam. "Mana uangnya! "sentak salah satu dari ketiga orang tersebut dan disusul yang lainnya. Amanda segera membuka tas selempangnya namun belum sempat dibuka seseorang dari arah belakang memanggilnya. " Hey kau! "Amanda menolehkan wajahnya ke belakang dan seketika melotot melihat siapa orang yang memanggilnya. " Ah bukan akulah yang dipanggil, PD sekali diriku ini. "Amanda kembali membuka tasnya kembali tapu lagi-lagi orang itu seperti memanggilnya dan terdengar suaranya sangat dekat padanya sekarang. " Bapak.. "cicit Amanda yang merasa tubuhnya menegang seketika saat tangannya dipegang oleh orang tersebut. " Aku tidak bisa basa-basi. Jessi menunggu kedatanganmu di rumah. "Dialah Alden Barnard, pria dingin tak tersentuh tapi saat ini tengah memegang tangan Amanda. " Heh hey hey utangnya ini lho, enak saja kalian malah berpacaran. "ketiga pria tadi yang sibuk menonton itu berdecak kesal karena diabaikan. " Iya pak sebentar--" "---aku tidak mau ikut! "Amanda menepis tangan Alden secara kasar. Alden hanya diam saja dan menunggu waktu yang tepat. " Lho dompetku mana?!"Amanda panik seketika mengetahui dompetnya tidak ada di dalam tad selempangnya. "Duh gimana ini? "Amanda menggigit bibir bagian bawahnya dan tangannya bergetar mencoba mencari dompetnya yang jelas-jelas tidak ada di dalam tasnya. " Ayolah, lama sekali kau membayar hutang! "Ketiga pria itu merasa tidak sabaran sekali. " Sabar ya pak, saya cari di supermarket. Saya habis pulang kerja dari sana. " " Halah alesan, bilang saja kalau kau tidak mampu membayar. Makanya jangan menghutang, menyusahkan sekali! "Salah satu dari mereka bergerak maju seraya mengangkat salah satu tangannya bersiap memukul Amanda. Amanda yang ketakutan itu langsung bersembunyi di belakang Alden yang sedari tadi hanya diam sambil menyimak saja. Alden dengan santai menyodorkan sebuah kartu namanya pada orang yang berada tepat di hadapannya. "K-kau direktur utama BN'S Entertainment? "orang itu terbata-bata membaca kartu namanya. " Kau tidak mengenaliku? "Alden menghembuskan napasnya pelan lalu merogoh ponselnya yang berada di dalam saku celananya. " Maaf pak, tapi tolong pak jangan ikut campur urusan kita. "orang itu menelan ludahnya susah payah menatap mata tajam Alden yang begitu menakutkan. " Aku tidak ikut campur. Hanya memberi nasehat kecil untukmu supaya kau tidak main tangan pada wanita. " " Baiklah saya tidak melakukan itu pada dia. "Ketiga pria itu menurut pada Alden begitu mudah membuat Amanda tercengang dibuatnya. " Mana ponselmu, buat nyicil hutang!"Akhirnya ketiga pria itu menemukan jalur alternatif lain. "Ponselku. "gumam Amanda sambil memandang ponselnya yang baru saja diberi oleh Freya di hari ulang tahunnya beberapa waktu yang lalu. Jika ia berikan ponsel itu pada mereka, Amansa yakin pasti Freya akan sedih meski Freya mengatakan itu tak apa jika ponselnya yang ia berikan itu dijual untuk membayar hutang. "Ayolah cepat! Kau itu kebanyakan mikir! "teriak ketiga orang tersebut bergantian sebab tak ada waktu lagi untuk menunggu juga. Alden melirik Amanda sekilas lalu berkata, " Aku bisa membantumu, asal kau ikut aku. " " Bapak jangan bikin saya susah lagi, saya sudah kehilangan pekerjaan karena berada di dekat bapak dan kalau ikut bapak itu sama saja saya ingin mati. " " Bicaramu melatur, tinggal jawab ya atau tidak padaku. Ponselmu masih bagus, sayang sekali kalau diberikan pada mereka. " " Kalau saya ikut bapak, apa bapak mau menghilangkan pekerjaan saya? "tanya Amanda dengan suara lirih. " Aku melakukan ini demi putriku. Pekerjaanmu aman saja, kalau tidak mau saya akan pergi. "Alden bergerak sedikit langsung Amanda berkata 'ya' padanya. " Saya yang melunasi semua hutangnya, itu asisten saya. " Amanda membuka mulut dan matanya lebar kemudian berlari menyusul langkah kaki Alden yang lebar. " Pak kenapa semuanya? Pak haduh, aku jadi menghutang ke bapak. Pak gimana ya saya mau bilang, hmm caranya melunasinya gimana pak? Nyicil juga kah? Berapa nyicilnya dalam satu bulan? Pak bapak! "Amanda geregetan sendiri saaat Alden malah mengabaikannya dan asyik pada ponselnya. " Masuk! "perintah Alden setelah sepuluh menit Amanda menjadi patung di sebelahnya. " Capek *lambeku ngomong terus, ora direken*. "Amanda lalu masuk ke dalam mobil bagian penumpang. - Mulutku ngomong terus, diabaikan- " Aku bukan sopirmu! "tegur Alden pada Amanda padahal baru saja Amanda menghela napasnya lelah. " Haishh. "Amanda kembali keluar mobil lalu duduk di samping pengemudi. " Ini dompetmu. "Alden memberikan sebuah barang yang tadi membuat Amanda panik sekali. " Apa? Ada dibapak? Terus kenapa baru dikasih sih! "teriak Amanda kesal. " Sengaja. " ... Flashback on " Jadi kau itu temannya Amanda? "tanya Alden pada seorang karyawan kantornya yang baru saja habis kontrak kerja dengannya. " Iya pak. " " Namamu Freya kan? " " Iya pak. "Freya menundukkan wajahnya dan kedua kakinya bergetar. Ia merasa takut merasakan aura yang kuat sekali di dalam ruangan ini. Pertama kalinya dipanggil langsung oleh seorang direktur utama padahal ia hanyalah seorang karyawan biasa. " Aku akan memperpanjang kontrak kerjamu jika kau mau menceritakan tentang Amanda dan keluarganya. " "Oh tentang Amanda ya pak?" "Iya. " " Tapi saya tidak mau menyebar aib keluarganya, saya gapapa kok kalau tidak kerja disini. Bagi saya, menjaga aib seorang teman itu yang utama. " " Baiklah, keputusanmu sangat baik. Sebenernya saya hanya ingin tau sedikit tentang Amanda karena anak saya menyukainya, siapa tau saya... " " Saya.. "beo Freya. " Saya menikahi Amanda. " " A-papa. "Freya tak menyangka atasannya mengutarakan hal yang sangat membuatnya terkejut. " Saya telah membuat kesalahan padanya dan mungkin sulit sekali membujuk Amanda untuk menemui anak saya. Saya perlu bantuan, Anda nona Freya. " " Sekali lagi saya tegaskan, saya tidak bermaksud buruk pada Amanda. Jika saya melakukan itu, sama saja saya merusak masa depan perusahaan saya ini karena hukum di negara ini ada kan? Ucapan saya ini tidak main-main. "lanjutAlden. Flashback off ... Jangan nanya kapan nikahnya, santai dulu ya. Author tidak suka membuat alur yang buru-buru, lebih baik menikmati alurnya secara perlahan-lahan Follow ig bagi yang ingin nanya² @nitaw12 (ig pribadi) @Believe_nw Yang minta follback tinggal dm aja ya, fast respon kok kalau author lagi online^^ Jadi teman juga boleh, author itu orangnya santai *
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN