Ch.05 Untungnya CCTV Rusak

1247 Kata
Kantor CEO Lycus Group menjadi saksi sejarah bagaimana kepala Tuan Muda Lycus terasa nyeri karena terus memikirkan wanita bernama Eleanor Thomason. Di atas meja terdapat berkas karyawan cantik yang keperawanannya telah ia renggut beberapa hari lalu. Saran Christian untuk menjadikan Eleanor sebagai asisten pribadinya bukanlah usul yang buruk. Akan tetapi, itu juga bukan saran terbaik bagi Reagan. Setiap ia melihat foto Eelanor di berkas data dari HRD, degup jantungnya menjadi tidak aman. Berbagai adegan panas mereka terlintas begitu saja hingga membuat berdebar. ‘Bagaimana kalau aku justru jadi tidak bisa bekerja dengan adanya dia di dekatku?’ Pintu dibuka, Christian masuk membawa beberapa map laporan. “Laporan anak perusahaan kita di Mexico sudah kutinjau. Tidak ada masalah yang berat. Hanya sedikit penurunan profit saja dari tiga bulan lalu.” “Hmm,” sahut Reagan terkesan acuh tak acuh. Ia hanya melirik sekali pada map itu, lalu kembali melirik pada berkas Eleanor. Christian bisa menebak apa yang ada di batin kakaknya. “Jadi, kapan dia naik pangkat dari karyawan biasa menjadi asisten pribadi sang CEO?” Tuan Muda Lycus melirik sambil sedikit memicingkan mata. “Kata siapa aku mau mengangkatnya?” “Kamu sudah menatap berkas itu seperti orang linglung sejak satu jam lalu. Sejak saat aku menaruhnya di mejamu hingga sekarang,” gelak Christian. Pemuda bermata sipit lanjut menggoda, “Kalau tidak segera kamu angkat dia, aku tidak yakin kamu akan bisa tidur dengan tenang.” “Damn it. Chris! Apa yang harus kukatakan kepadanya? Bagaimana kalau dia tahu adalah aku yang menidurinya? Bagaimana kalau dia menggila dan mengamuk?” ragu Putra Mahkota Klan Lycus memijit keningnya. Christian mengendikkan bahu. “Kita sudah membuat rencana, bukan? Dekati dia, bersikap baik kepadanya. Kita lihat apa dia mengenalimu? Katamu kemarin dia juga seperti orang mabuk yang terus memejamkan mata, bukan?” “Dekati dan berbaik-baik dengannya, hingga kalau dia hamil, segera buat perjanjian untuk merahasiakan anak kalian. Aku yakin dengan uang yang cukup, dia pasti mau tutup mulut. Atau bahkan, dengan sejumlah uang tertentu mungkin dia mau menggugurkan. Kita lihat saja nanti.” Christian kembali mengingatkan, “Tidak berbuat apa pun hanya akan membuatmu semakin ditenggelamkan oleh kebingungan, Kak! Aku tidak pernah melihatmu sebingung ini! Bahkan saat kiriman barang dagangan dari Italia sempat hilang satu tahun lalu, kamu tidak sepanik ini.” Reagan menghela berat, panjang. Kepala berambut cokelatnya menggeleng lirih. Ia memang sangat bingung sekarang melebihi apa pun. “Aku hanya tidak pernah merasa seperti sekarang. Setiap aku melihat fotonya ada perasaan bersalah,” aku Reagan kembali memandangi foto karyawan pirangnya. “Sudah mana Eleanor ternyata cantik sekali. Aku yakin kamu juga pasti bingung memilih antara dia atau Malika, benar?” kikik Christian. Sang adik tiri tahu sejak awal Reagan tidak ada rasa apa pun terhadap Malika. Mereka sangat dekat karena tinggal bersama selama 17 tahun kehidupannya. “f**k you, Chris!” dengkus Reagan mengacungkan jari tengah. Di mana sang adik semakin tertawa melihatnya. “Ayolah, segera buat dia jadi asisten pribadimu. Katakan saja pada semua orang bahwa aku butuh bantuan untuk menganalisa ini dan itu. Apalagi, sekarang Lycus Group sudah mulai menjajah pasar Asia. Kita membutuhkan orang lebih untuk membantumu membuat data yang tepat sebelum mengambil keputusan,” ujar Christian dengan senyum tampannya. Berbeda dengan Reagan yang menumbuhkan janggut berbentuk kotak rapi di sekitar bibir, adik tirinya itu lebih suka mencukur bersih semua janggut yang ada di wajah. Rambut hitamnya juga tidak diwarna macam-macam. Cukup hanya dipotong rapi. Ini saja sudah cukup membuatnya banyak dilirik wanita ke mana pun pergi. “Kamu pikir orang-orang akan percaya hal itu?” tanya Reagan masih ragu. “Bagaimana kalau ada yang tahu aku tidak sengaja menidurinya?” “Siapa yang tahu? Memangnya ada yang bersamamu ketika kamu salah memasuki kamar? Aku juga sudah mengecek CCTV di lorong lantai tujuh tempat kamar 752. Ternyata, CCTV itu rusak. Tenanglah, tidak ada yang tahu kamu di sana,” kekeh Christian mengacungkan satu ibu jari. Reagan mengangguk, “Lalu, sekarang aku harus apa?” “Kamu cukup diam dan biar aku yang mengatur semuanya. Dalam satu minggu ke depan, Eleanor sudah akan menjadi asisten pribadimu,” seringai Christian penuh keyakinan. *** Di sebuah kondominium mewah bernama One Central Park, seorang wanita berdiri memandangi jendela yang menampilkan pesona kota New York sore hari. Di apartemen seharga jutaan dollar itu hati tetap tidak bisa merasa bahagia. Apa yang ia impikan yaitu mendapat cinta Reagan Aaron Lycus tampak jauh dari kenyataan. Segelas anggur putih di gelas cembung ia teguk perlahan, lalu menghela lesu. “Besok hari ulang tahunku, dan dia sama sekali tidak menghubungi sejak kemarin. Apa yang harus kulakukan untuk mendapat cintamu?” Menatap layar ponsel, chat terakhir mereka hanyalah kemarin pagi. Itu pun sekadar memastikan minggu depan mereka akan berangkat bersama menghadiri acara makan malam yang diadakan oleh salah satu pesohor New York. Benda pipih itu berbunyi dengan nama Black tertulis di layar. “Semoga kamu membawa kabar bagus,” dengkus Malika menerima panggilan. “Ada berita apa?” “CCTV lantai tujuh rusak, Nona Stalqher. Saya tidak bisa mengetahui ke mana Tuan Reagan setelah keluar dari lift.” Lelaki asing di bar yang menuangkan obat perangsang ke dalam minuman ternyata memiliki nama panggilan Black. “You stupid dumb, Black! Aku memberimu satu tugas mudah dan kamu gagal melakukannya! Kenapa kamu tidak mengawalnya kemarin saat dia meninggalkan klub malam, hah! Kamu t***l sekali!” maki Malika terengah. “Saya sudah mengecek CCTV di pintu lobby utama. Tuan Reagan baru meninggalkan lokasi sekitar pukul sembilan pagi. Berarti, semalaman beliau ada di hotel. Hanya saja, kita tidak tahu di kamar mana,” terang Black lagi. “Tidak bisakah kamu mengecek melalui kartu bypass miliknya? Dia tidur di kamar mana?” Malika masih penasaran ke mana tunangannya semalam. Black menggeleng, “Kata bagian keamanan hotel, kartu bypass Tuan Reagan memiliki enkripsi dan kode rahasia. Hanya beliau sendiri yang bisa melihat datanya.” Malika memutar otak terus menerus sembari meremas-remas gelas wine yang ada di tangannya. Sekitar setengah menit berlalu, ia meminta sesuatu. “Cek seluruh penghuni kamar di lantai tujuh. Aku mau tahu siapa saja yang menginap di sana.” “Baik, Nona Malika. Saya akan segera melakukannya.” *** Eleanor datang ke kantor sambil membawa sebuah amplop berisi hasil tes laboratorium yang ia lakukan kemarin. Seperti yang pernah dipikir sebelumnya, ia harus memastikan diri tidak terkena penyakit apa pun setelah ditiduri oleh seorang lelaki asing. Duduk di kursi kantor yang nyaman, napasnya menghela berat, kemudian berkata dalam hati. ‘Aku akan membukanya sekarang. Semoga aku tidak terjangkit penyakit apa pun!’ Sedikit demi sedikit, ia merobek bagian atas amplop. Dengan tangan sedikit gemetar, mengeluarkan secarik kertas dan mulai membacanya. Wajah pucat pasi, napas pun tertahan. Ia benar-benar gugup melihat kata demi kata, angka demi angka. ‘Terima kasih, Tuhan! Terima kasih karena aku tidak terkena penyakit apa pun!’ pekik Eleanor menengadahkan kepalanya ke atas bersama sebuah embusan napas lega. Ia kembali memandangi hasil laboratorium yang menyatakan dirinya bersih dari penyakit seksual apa pun. Saking leganya, ia sampai menyeka satu butir air mata yang turun dari pelupuk. ‘Sekarang aku hanya tinggal menunggu satu bulan lagi dan memastikan apakah aku hamil atau tidak. b******n itu meniduriku tepat di saat aku baru saja selesai haid sekitar tiga hari. Tuhan, semoga aku tidak hamil!’ pintanya, kembali memohon sambil menengadahkan kepala. Mendadak, sebuah suara dari belakang mengagetkannya. “Hey, kamu tes apa di laboratorium? Apa aku tidak salah baca? HIV/AIDS?” Eleanor terkejut, sontak menoleh! Ternyata Sasya sudah ada di belakang dengan mata terbelalak menatap kertas di tangannya. "Apa yang terjadi denganmu, Ella?"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN