Suasana di butik cukup ramai namun masih kondusif. Semua karyawan sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Tidak ada yang santai, apalagi Lady sedang di butik. Semuanya sangat tunduk dengan wanita itu. Menghargai pekerjaan yang diberikan oleh Lady sehingga tidak mau mengecewakannya. Evelyn duduk di kursi kerjanya dengan mata tertuju pada layar komputer yang menyala. Mencoba fokus sejak tadi pagi, mengerjakan laporan akhir bulan. Sayang, pikirannya terus tersita dengan apa yang terjadi tadi malam. Sungguh, seperti mimpi buruk baginya. Ia bahkan masih bisa merasakan jelas, bagaimana tangan Alex melakukan hal tidak senonoh kepadanya. Selain itu, urusannya dengan Arnesh, menemui babak baru, yang harus ia hadapi dengan kepala tegak. “Tinggal di sini bersama saya.” Kalimat itu terus saja mengus