Selamat membaca!
Sementara itu di rumah sakit, Sandra yang baru saja kembali ke ruangan di mana Alex dan juga Chris mendapatkan perawatan dibuat terkejut. Bagaimana tidak, baru saja ia pergi ke bagian administrasi, setibanya kembali ke ruangan sosok suaminya sudah tak lagi ada di sana.
Kini Sandra hanya bisa termangu, dibalut rasa cemas kian mengusiknya.
"Alex, kenapa dalam kondisi seperti ini kamu harus pergi. Bagaimana jika terjadi sesuatu padamu, bagaimana dengan anak kita? Ya Tuhan, jagalah suamiku selalu. Aku tidak ingin ada sesuatu yang buruk menimpanya. Alex," batin Sandra dengan penuh harap. Tanpa terasa saat ini air mata mulai menetes dari kedua sudut matanya.
()()()()()
Kembali ke roof top, tempat di mana situasi saat ini sedang memanas. Pertarungan yang tak dapat terelakkan antara Alex dan juga Lucas hampir terjadi. Kini sorot mata Alex tampak semakin menajam, bersiap menerima serangan Lucas yang sedang diburu amarah.
"Sepertinya dia bukan lawan yang mudah untuk aku kalahkan. Harusnya tadi aku menembaknya lebih dulu, tapi sayangnya pistol Oscar yang aku dapat dari Mommy hanya menyisakan dua peluru saja," batin Alex masih terus mengamati lawannya yang sudah terlihat bergerak menyerangnya.
Pertarungan antara kedua pria berwajah tegas dengan tubuh yang sama-sama kekar itu mulai berlangsung. Mereka saling menyerang satu sama lain, dipukul, dan memukul adalah hal yang tampak jelas dalam pertarungan keduanya.
"Ternyata kau memang berbeda dari dua rekanmu itu. Kau lumayan kuat ya," puji Lucas yang tampak menikmati pertarungannya dengan Alex.
Sementara Alex, hanya berdecih seolah meremehkan kemampuan Lucas. "Kau beruntung aku sedang terluka. Mungkin kalau tidak, kau bisa aku bunuh dengan mudah!" Perkataan Alex terdengar begitu angkuh. Ia sengaja memancing amarah Lucas agar kian meledak. Berharap itu dapat mempengaruhi semua serangannya hingga mudah dibaca oleh Alex.
Benar saja dugaannya, pria itu kini semakin diburu amarah. Membuat Alex mampu mendikte setiap serangannya.
"Pria ini memang sangat kuat. Aku tidak boleh terlalu lama menghabisinya sebelum tenaganya habis. Mau bagaimanapun, apa yang telah aku alami di pulau itu benar-benar menguras tenagaku," batin Alex mulai mencemaskan dirinya yang berangsur kehilangan tenaga.
Namun, Alex masih dapat mengimbangi serangan Lucas. Satu dua pukulan masih dapat ditepis oleh Alex. Bahkan ketika Lucas melakukan tendangan memutar pun, Alex dengan cekatan berhasil menghindarinya. Di saat itulah, Alex melihat sebuah celah untuk menyerang balik. Sambil melakukan gerakan menyapu aspal dengan sebelah kakinya, Alex coba menjatuhkan Lucas.
"Serangan ini sama dengan pria itu. Serangan yang mudah sekali terbaca. Dasar bodoh!" gumam Lucas sambil melompat menghindari sapuan kaki Alex dengan senyum tipisnya.
Alex yang melihat gerakan Lucas pun langsung merubah sapuan kakinya dengan melakukan sebuah tendangan lurus tepat mengarah pada bagian d**a Lucas. Tendangan yang menggunakan tumpuan kedua tangannya agar menjadi sebuah dorongan untuknya menendang.
"Sial, ternyata ini serangan kombinasi," batin Lucas yang tak dapat lagi menghindari serangan Alex. Membuat pria itu terpelanting akibat tendangan keras tersebut.
"Bagus, serangan ku berhasil." Alex tersenyum semringah sambil berdiri menatap Lucas yang masih berusaha bangkit sambil memegangi area dadanya.
"Kurang ajar, kau!" Lucas kembali memasang kuda-kuda, lalu maju untuk kembali menyerang Alex.
Pertarungan pun tak terhenti cukup lama, walau serangan Alex benar-benar telah mengenai d**a Lucas.
"Pria ini benar-benar seperti bukan manusia. Tendangan itu ternyata tak mampu melukainya," gerutu Alex mulai mencemaskan kondisi tubuhnya yang mulai kehabisan tenaga.
Lucas saat ini terus menyerang Alex dengan pukulan cepatnya. Namun, sejauh ini Alex masih dapat menepis semua serangan Lucas. Bahkan mereka kini saling menahan kedua tangan untuk sama-sama mengunci di depan wajah keduanya.
"Kurang ajar! Aku tidak boleh kalah!" Lucas berdecak kesal karena Alex benar-benar mampu mengimbanginya. Bahkan posisinya saat ini lebih ke arah pada kekalahan.
Kedua tangan yang saling terkunci itu mulai terurai dan mereka kembali saling memukul. Lucas kini berhasil memukul wajah Alex dengan melakukan pukulan dari arah samping yang gagal ditepis oleh Alex. Demikian juga dengan Alex, pria itu berhasil melabuhkan pukulan telak yang tepat mengenai rahang sebelah kiri Lucas.
"Aku akui, kau memang hebat." Kali ini Alex tak dapat menahan diri untuk tak melontarkan pujian pada Lucas.
Kedua pria itu tampak terengah dan masih saling berhadapan dengan sorot mata yang tajam.
"Pertarungan ini harus ada pemenangnya! Dan akulah orang yang akan membunuhmu!" geram Lucas sambil mengeluarkan dua buah keling dari saku celananya. Senjata yang tak digunakannya sewaktu menghadapi Evans maupun Oscar. Sebuah senjata yang terbuat dari logam yang dapat dipasang melingkari keempat buku jari terdepan dari tangan. Senjata yang biasa digunakan dalam pertarungan jarak dekat.
"Tangan kosong sepertinya tak mampu ya membuatmu menang!" ledek Alex dengan nada meremehkan.
"Bagiku yang terpenting kau mati!" Lucas kembali menyerang. Kali ini serangan bertubi-tubi dari pria itu benar-benar sulit untuk dihadapi. Praktis Alex hanya dapat menghindari setiap tinju yang dilesakkan Lucas ke arahnya tanpa bisa ditepisnya.
"Sial, aku harus menghabisinya dengan satu serangan itu. Serangan yang selalu aku latih bersama Evans," batin Alex memiliki sebuah rencana.
Dengan mundur terus ke belakang, Alex benar-benar mengarahkan Lucas ke tepi roof top yang terdapat sebuah dinding yang dapat menjadi sebuah pijakan agar Alex bisa melakukan tendangan sabit sambil berputar dan melompat.
"Ini saatnya." Alex sengaja menepis beberapa pukulan Lucas dengan punggung tangannya. Membuat darah mulai mengalir akibat terkena senjata keling yang digunakan oleh pria itu. Namun, momen itulah yang Alex tunggu sejak tadi. Momen di saat Lucas lengah dan menganggap Alex seolah terpojok karena kalah.
Momen yang langsung Alex gunakan untuk memutar tubuhnya ke arah sebaliknya dengan lugas, lalu ia melompat tepi roof top dan dengan cepat berbalik dengan sebuah tendangan dari samping ke arah wajah Lucas. Tanpa bisa dihindari, tendangan yang dalam ilmu pencak silat biasa disebut tendangan sabit itu pun berhasil membuat tubuh Lucas terpelintir hingga jatuh membentur kerasnya aspal.
"Serangan itu tidak cukup untuk mengalahkannya. Aku harus mengakhiri ini sebelum pria itu bangkit kembali dan bisa mengalahkanku." Alex pun kembali memutar tubuhnya 180 derajat sambil mengarahkan sebuah tendangan ke arah tubuh Lucas yang masih terkapar di aspal.
Serangan pamungkas yang berhasil berlabuh tepat mengenai punggung Lucas yang saat itu jatuh dalam posisi telungkup.
Lucas mengerang kesakitan. Suara yang menggema keras di area roof top. Alex pun masih terjatuh dan belum dapat bangkit. Kini pria itu membalikkan tubuhnya menghadap langit. Pandangannya mulai terlihat kabur. Rasa sakit di sekujur tubuhnya kian terasa begitu menyakitkan. Dilihatnya, sosok pria bernama Lucas itu sudah tak sadarkan diri dengan kedua mata yang terpejam.
"Akhirnya, rencanaku berhasil. Sepertinya setelah ini aku harus liburan bersama Sandra. Maafkan aku ya, sayang. Saat ini kamu pasti sedang mencemaskan kepergianku, tapi kamu tidak perlu cemas lagi sayang karena aku sudah menang," ucap Alex dengan senyuman yang mulai mengembang dari kedua sudut bibirnya.
Bersambung ✍️