Memaafkan

1258 Kata
Selamat membaca! Sandra masih menatap lekat wajah Alex penuh kebahagiaan. Ada senyuman terulas dari kedua sudut bibirnya yang sejak tadi hanya terkunci rapat oleh kesedihan. Kini melihat Alex mulai membuka matanya, membuat ia dapat bernapas dengan lega. Napas yang sejak tadi terasa begitu sesak menghimpit dadaanya. "Alex, aku minta maaf ya." Hanya kata itu yang terlontar dari mulut Sandra. Ia merasa takut jika Alex sampai membencinya atas apa yang telah dilakukannya. Namun, Sandra coba menguatkan hati karena ia tahu bahwa kesalahannya memang sulit untuk dimaafkan. Suara lirih dari setiap ucapan Sandra yang menelusup masuk ke dalam rongga telinga Alex, membuat pria itu menemukan jalannya untuk kembali. Jalan dari ketidaksadarannya ketika ia tersesat, seolah terombang-ambing oleh trauma atas apa yang dilewatinya. Rasa trauma yang membekas luka ketika wanita yang dicintainya dengan begitu kejam menusuk punggungnya menggunakan sebilah pisau. Bukan hanya itu saja, Sandra pun pergi begitu saja meninggalkannya dalam kondisi yang lemah tak berdaya. "San-dra," ucap Alex setelah kesadarannya mulai menyatu. Manik matanya kini dapat melihat sosok Sandra dengan linangan air mata di kedua pipinya. "Iya Alex, ini aku. Aku ada di sini." Sandra mengusap air mata yang terus menetes tiada henti. Kesedihan yang dibalut rasa bahagia karena mendengar Alex memanggil namanya. Alex yang masih terlihat lemah coba mengangkat sebelah tangannya. Ia ingin membantu Sandra, mengusap air mata yang tak dapat ditahan oleh wanita itu untuk tak kembali menetes. Melihat akan hal itu, Sandra pun menggapai tangan suaminya dan menggenggamnya dengan erat. "Sudah jangan menangis lagi ya!" titah Alex masih terdengar lemah. Suara yang begitu terbata, membuat siapapun pasti tahu bahwa kondisi Alex saat ini memang masih sangat lemah. "Iya Alex, ini air mata penyesalanku. Aku minta maaf. Aku salah, aku minta maaf." Sandra terus menciumi punggung tangan suaminya yang masih terus digenggamnya. Ia begitu sungguh-sungguh meminta maaf kepada Alex yang telah disakitinya. Bahkan saat ini, ia telah mempersiapkan hatinya bila nantinya Alex berubah membenci dirinya. "Aku sudah memaafkanmu. Aku tahu, kamu tidak mungkin melakukan itu tanpa alasan." Perkataan Alex sungguh membuat hati wanita itu kian merasa bersalah. Pria yang dulunya ia anggap kejam, ternyata dapat memaafkan kesalahan yang menurutnya sangat tidak pantas untuk dimaafkan. Terlebih Alex adalah seorang mafia yang memiliki sisi kelam dalam dirinya. Namun, tanpa diketahui olehnya, sisi kelam dalam diri pria itu kini telah dipenuhi oleh cahaya cinta yang berasal dari ketulusan hati Sandra. Sandra pun seketika melabuhkan tubuhnya untuk memeluk Alex. Dekapan yang hati-hati karena ia tak ingin membuat Alex merasa kesakitan. "Terima kasih ya, Alex. Maafkan aku, aku janji setelah ini, aku akan selalu mempercayaimu tak peduli apa pun itu," ungkap Sandra dengan haru. Momen bahagia yang ternyata juga disaksikan oleh Chris dan Sierra yang sudah kembali dari ruang perawatan. Chris kini menatap dengan senyuman, begitu pun dengan Sierra yang ikut bahagia, saat melihat Alex sudah kembali sadar. Namun, hal itu tak dirasakan oleh Alex yang tengah menatap sinis sang ayah. Sorot mata yang tajam, menjadi sebuah isyarat bahwa Alex kini sangat membenci Chris. "Aku tidak akan pernah memaafkanmu, Dad. Semua masalah ini berasal dari keegoisanmu! Seandainya kamu tidak egois menyembunyikan masa lalumu, mungkin hal ini tidak akan pernah terjadi. Pasti aku sudah bahagia bersama Sierra," batin Alex masih menyimpan dendam yang mendalam di hatinya terhadap kebohongan sang ayah. Kebencian Alex ternyata dapat dirasakan oleh Chris yang mulai membaca raut wajah dingin dari putranya. Ia tahu betul, Alex adalah tipikal orang yang sulit memaafkan suatu kesalahan. Terutama kesalahan yang memang disengaja dan itu sangat melukai hatinya. Bahkan yang membuatnya sulit untuk memaafkan sang ayah adalah karena kebohongan Chris pasti akan sangat melukai hati Grace, seorang wanita yang sangat dicintai oleh Alex. "Aku tahu, kamu pasti sangat sulit memaafkan Daddy, Alex, tapi semoga kamu tahu apa yang Daddy lakukan ini bukan bermaksud untuk melukaimu ataupun ibumu. Daddy justru menjaga hati kalian agar tidak terluka karena ketidakberanianku untuk berkata jujur pada kalian. Andai kalian tahu hidup yang aku miliki sekarang bukan lagi milikku sepenuhnya karena tanpa pertolongan Edward, aku pasti sudah mati waktu itu," batin Chris masih menatap nanar putranya yang terus menatap sinis ke arahnya. ()()()()() Sinar matahari mulai menyongsong semesta. Menghangatkan setiap jengkal bumi yang dilewatinya. Suasana di kota London kala itu tampak begitu cerah. London Eye terlihat megah dengan gedung parlemen Inggris yang menawan. Pagi itu, tepatnya 3 bulan setelah Alex sadar dari komanya. Di sebuah apartemen mewah, Sandra terlihat sibuk menyiapkan berbagai hidangan makanan di atas meja makan. Wajah semringah dengan senyum manisnya, menjadi pertanda bahwa hari ini adalah hari yang paling membahagiakan untuknya. Bagaimana tidak, subuh tadi ia akhirnya mendapatkan kepastian bahwa gejala mual-mual yang dialaminya ternyata adalah tanda bahwa saat ini rahimnya tak lagi kosong. Ya, Sandra tengah mengandung anak dari seorang Alex Decker. Pensiunan mafia itu kini memimpin perusahaannya di kota London. Perusahaan yang baru ia rintis dalam satu bulan ini bersama rekannya yang tak lain adalah Evans. Pria yang akhirnya mempersunting Sierra menjadi istrinya dan sepakat untuk ikut pindah ke London bersama Alex juga Sandra. Bahkan apartemen mereka saling berdekatan letaknya. Tak hanya Evans dan juga Sierra yang Alex ajak ikut menetap di kota London, Grace pun memilih untuk ikut bersama putranya setelah kebohongan Chris sangat melukai hatinya. Walaupun dengan berat hati, wanita paruh baya itu memilih berpisah dari laki-laki yang selama puluhan tahun menjadi suaminya. Seorang suami yang selalu ia banggakan akan kesetiaannya. Namun, ternyata semua itu bagai fatamorgana yang seketika hilang tanpa tersisa. "Morning, Mom," sapa Sandra, saat melihat Grace datang ke ruang makan. "Iya, pagi juga, sayang. Kamu kelihatan bahagia banget, ada apa sih?" tanya Grace merasa aneh atas sikap menantunya yang sejak kedatangannya terus mengulas senyuman. "Coba tebak, Mom!" titah Sandra mengajak Grace bermain teka-teki hingga membuat wanita paruh baya itu penasaran. "Apa ya? Mommy bingung deh." Grace sejenak diam. Tiba-tiba pikirannya teringat akan keanehan Sandra yang dalam beberapa hari ini selalu saja mual-mual di setiap paginya. Bahkan baru saja Sandra melontarkan sebuah pertanyaan kepada Grace, wanita itu cantik itu mendadak pergi meninggalkan Grace menuju wastafel. "Jangan-jangan Sandra sedang hamil," ucap Grace masih terdengar ragu karena belum sepenuhnya yakin dengan tebakannya. Tak berapa lama kemudian, Sandra kembali ke meja makan. "Maafkan aku ya Mom, akhir-akhir ini aku memang mual-mual terus." "Mommy tahu sekarang, kamu hamil ya!" seru Grace dengan suara yang terdengar keras. Bahkan suara Grace terdengar sampai ke telinga Alex yang baru saja menuruni anak tangga. "Sandra hamil." Alex seketika memacu langkah kakinya. Ia tak kuasa menahan kebahagiaan yang saat ini tengah membuncah dalam dirinya. Kebahagiaan yang pastinya akan dirasakan oleh setiap pria di saat mendengar berita kehamilan anak pertamanya. Setibanya di ruang makan yang letaknya tidak terlalu jauh dari anak tangga, Alex langsung bersimpuh di hadapan Sandra yang saat ini sedang duduk di salah satu kursi di meja makan. Tanpa aba-aba, ia mendekap tubuh istrinya dengan hati-hati. Walaupun sangat bahagia, tapi Alex tak ingin dekapan yang terlalu erat bisa menyakiti calon anaknya. "Kamu hamil ya, sayang?" tanya Alex memastikan apa yang didengarnya. Sandra yang tengah diliputi rasa haru hanya bisa mengangguk, mengiyakan pertanyaan Alex dihiasi senyum yang mengembang dari kedua sudut bibirnya. Kebahagiaan mereka begitu sempurna kala itu. Namun, tiba-tiba saja ingatan Grace langsung tertuju pada mantan suaminya yang kini masih menetap di kota Paris. "Andai kamu tidak mengkhianatiku, mungkin kita sampai saat ini masih terus bersama Chris. Aku yang selalu membanggakan kesetiaanmu kini harus menelan pahitnya kenyataan bahwa ternyata kamu tidak ada bedanya seperti pria bajingaan di luaran sana," batin Grace mengingat kenangan menyakitkan dalam hidupnya. Membuat kedua matanya memerah dengan bulir bening yang mulai menganak di pelupuk matanya. ()()()()() Bersambung ✍️ Berikan komentar positif kalian. Terima kasih banyak. Follow i********: Author : ekapradita_87 Baca juga Forced Married ya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN