Puas bermain di selangkanngan, Bram langsung menindihku, pennisnya kembali menghunjam dalam di vagginaku, kocokannya begitu nikmat membuatku kembali naik menuju puncak. Kami berpelukan rapat, kakiku menjepit pinggangnya, keringat dan desah napas menyatu dalam irama permainan penuh nafsu. Lidah dan bibirnya tak pernah beranjak dari tubuhku, dari leher, bibir, pipi atau telinga, aku semakin mendesah sambil menggelinjang penuh kenikmatan. Tak perlu waktu lama untuk membawaku kembali ke puncak birahhi, dan untuk ketiga kalinya kuraih kenikmatan itu dari Bram tanpa membuat dia o*****e. Tidak seperti sebelumnya, kali ini Bram tidak menghentikan kocokannya dikala aku sedang menggelinjang penuh kenikmatan, justru dia makin mempercepat kocokannya, karuan saja jeritanku semakin nyaring terdengar