Apakah itu tanda?

483 Kata
Malam yang telah usai berakhir dengan isak tangis, di penghujung hari Mia benar-benar merasakan goresan lukanya tertoreh kembali, takdir selalu mempermainkan hidupnya. Lantas apakah ia juga akan menyerah begitu saja, mengingat saat ini tidak ada siapapun yang dapat menguatkan dirinya. Dahulu waktu masih tinggal di pesantren, Vio selalu ada untuknya, selalu menenangkannya, tapi kini hal itu tidak terjadi lagi, sebab dirinya sudah tidak lagi di sana. Mia sudah menikah maka ia pun harus mengikuti apa kata suaminya. Waktu telah berganti pagi, jam menunjukkan pukul 04:30, Mia sudah terbangun dari tidurnya, ia pun langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan mengambil air wudhu. Seperti biasa ia akan menunaikan kewajibannya sebagai wanita muslimah. Usai membersihkan dirinya ia pun langsung mengambil mukenah dan melaksanakan sholatnya. Berserah diri kepada Sang pemilik alam semesta, mencurahkan segala isi hati lewat rangkaian doa yang dipanjatkan. "Tidak ada Sholat yang lebih berat (dilakukan) bagi orang munafik daripada sholat Subuh dan juga sholat Isya. Seandainya mereka mengetahui (keutamaan) yang terdapat di dalamnya, niscaya mereka akan melakukannya kendati dengan merangkak. Sungguh aku telah hendak memerintahkan kepada petugas azan untuk iqamat (Shalat) kemudian aku mengambil bara api dan kemudian membakar (rumah) orang yang belum tidak keluar melaksanakan shalat (di masjid)." (HR. Bukhari-Muslim, dari Abu Hurairah). "Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Shubuh. Sesungguhnya sholat Shubuh itu disaksikan (oleh malaikat)." (Qs. Al-Isra’: 78) Sholat subuh menjadi hal yang begitu berat untuk dilakukan. Butuh perjuangan ekstra untuk dapat melakukan kewajiban tersebut. Terkadang, beberapa orang melewati waktu subuh karena tidak bangun pagi untuk melakukannya. Padahal sholat subuh menjadi salah satu kewajiban bagi setiap umat Islam dan memiliki keutamaan yang luar biasa. ⏺️⏺️⏺️⏺️⏺️ Usai melaksanakan sholatnya Mia langsung melakukan kegiatannya sebagai seorang istri, berkecimpung dengan dunia masak setiap pagi meskipun nanti makanannya tak terjamah sekalipun oleh sang suami. Mia tak pernah menyerah akan hal itu. Ia akan tetap terus memasak dan belajar memasak dengan varian yang serba baru agar sang suami tidak merasa bosan saat melihat makanannya. Dua jam lebih Mia bergulat dengan wajan dan teman-teman lainnya. Akhirnya ia pun telah selesai memasak. Melihat jam di dinding masih setengah tujuh maka ia memutuskan untuk membersihkan dirinya lagi dan berganti baju, dan sedikit berdandan terkhusus untuk area pada bagian matanya agar terlihat memukau. Tidak butuh waktu lama untuk Mia mandi dan mengganti pakaiannya. Hanya sekitar dua puluh menit saja ia sudah selesai. Mia pun kembali ke meja makan, untuk menunggu kedatangan sang suami dan seperti biasa ia akan mengajaknya untuk sarapan pagi bersama. Tapi … setelah Mia menuju meja makan suatu hal mengejutkan dirinya. Di sana seorang pria tengah duduk santai di depan meja makan sambil memainkan ponselnya. Sebenarnya itu hal yang biasa, tapi hal lain yang mengejutkannya ialah pria tersebut sedang memakan masakannya. Sudut bibir Mia kini terangkat, mungkin ini tanda dari jawaban yang tadi pagi ia panjatkan. Pria itu … ya pria itu adalah Fero suaminya sendiri.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN