Jadi Fero?

456 Kata
Sinar cahaya masuk melalui celah-celah jendela, sisa hujan kemarin malam masih menempel di daun pepohonan, seorang pria yang masih terlelap di balik selimutnya kini tengah menggeliat kecil, matanya yang terasa masih berat dipaksa untuk membuka segera, sinar cahaya minim itu sedikit demi sedikit mulai menyinari kamar dan akan terus bergerak ke atas untuk dapat menyinari permukaan bumi dengan keseluruhan. Dan diharapkan agar perkotaan tersebut tidak gersang lagi. Feroka Mahardika, pemilik nama dari pria yang berada di dalam selimut tersebut. Kepalanya yang pening akibat banyaknya Alkohol yang ia konsumsi membuat dirinya hampir kehilangan kesadaran, beruntung ada Friska yang membantunya membawa ia pulang ke rumah. Friska sendiri adalah sosok wanita yang sering keluar masuk club hanya untuk mencari kesenangannya. Bergonta-ganti pasangan sering ia lakukan, dan untuk masalah cinta ia tak pernah percaya, makanya ia selalu menanamkan pada dirinya untuk tidak akan menikah. Ucapan yang sangat konyol nyatanya setiap orang hidup butuh yang namanya pasangan untuk menemani dirinya sampai hari tua. Sedangkan Friska ia bersedia untuk tinggal bersama dan melakukan semuanya sebagai pasangan suami istri tapi tidak dengan terikatnya sebuah status resmi pernikahan yang diakui oleh negaranya, karena menurutnya itu hanya membuat dirinya ribet dan membuang-buang waktu saja. Dan ujung ujungnya mereka juga akan berpisah kalau sudah bosan. Dalam sudut pandang Friska bagi orang yang sudah menikah secara resmi tentunya diakui oleh negara maka ketika rsa bosan itu muncul dan timbul suatu perdebatan yang ujungnya sebuah perpisahan maka ketika mereka mengakhiri hubungan itu harus melewati jalur pengadilan. Jadi, bagi Friska buat apa menikah kalau ia tau ujungnya pasti akan berpisah, itu hanya akan membuang waktu saja. ⏺️⏺️⏺️⏺️⏺️ Fero menyingkap selimutnya dengan mata yang masih agak ngantuk ia pun menuju kamar mandinya untuk membersihkan wajahnya terlebih dahulu. Tak lupa juga ia gosok gigi agar ketika ia ingin makan atau minum apapun rasanya tidak akan aneh. Mengingat hari ini weekend maka ia akan menikmati waktu santainya hanya di rumah. Dan berharap sang istri tidak mengganggu dirinya yang ingin menikmati waktu santainya di rumah. Semenjak Fero mengajak sang Istri untuk tinggal bersama, semenjak saat itu pula Fero tidak pernah lagi merasakan sensasinya waktu libur di rumah dengan sendirian tanpa adanya siapapun. Meskipun beda kamar tetap saja ketika ia ingin ke dapur atau ruang santai kadang ia berpapasan dengan sang istri. Dan hal itu seketika membuat dirinya menjadi muak, dan moodnya langsung berubah. Entah kenapa setiap melihat sang istri seketika yang awal moodnya baik dalam sekejap langsung berubah menjadi rusak. Ketika tak sengaja mata mereka bertemu dan saat itulah moodnya berubah, ia benci sekaligus rindu dengan sorot mata tersebut, benci karena ada pemilik mata lain selain dari dirinya, wanita yang sangat Fero cintai yang hingga saat ini belum pernah ia temukan keberadaannya. Dan rindu dengan pemilik asli sorot mata indah yang Fero idam-idamkan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN