"Maaf ...," lirih seorang gadis dari belakang Acha yang tak sengaja menginjak tali sepatunya. Alex melepaskan cengkraman yang menahan bahu Acha, tetapi wajah Acha terlanjur menyeruduk d**a bidang ditambah wangi parfum yang tak bisa Acha lupakan. Ragu. Acha berdiri tegap, lalu nyengir seraya berlalu. Namun, tiba-tiba tangan Alex mencekal pergelangan tangannya. Otomatis langkah Acha pun terhenti, pipinya masih memerah. Bercampur bahagia dan malu seketika. "Kenapa, Kak?" tanya Acha, bola mata yang ditatap melirik kartu peserta milik Acha. "Nomor pesertanya," jawab Alex sambil menunjuk ke arah d**a Acha. Acha menelan ludah kasar. Dilepasnya gantungan kartu peserta yang melingkar di lehernya. Ia pun mengakhiri dengan senyuman. Isabella sudah panas, melihat adegan Acha yang tiba-tiba menyer