Sampai di depan gerbang rumah. Acha berseri-seri tak tahan ingin berteriak lantang. Ia pun melanjutkan langkahnya, sampai di ruang tamu. Tak biasanya Sinta duduk dengan sebuah majalah di tangannya. Sinta mendongak. "Gimana? Pasti mudah, kan, kamu isi soalnya?" tanyanya. "Yaa, gitu, mama gak kerja?" tanya Acha ragu. "Enggak. Sekarang libur, katanya atasan mama ada urusan," jelas Sinta. "Aku ke kamar dulu," pamit Acha. Sinta mengangguk. Di seberang sana pula, tak biasanya Mahendra menyambut kedatangan putri satu-satunya. Reina Silvana. Dipeluknya erat olehnya, Reina bukan senang lagi, ia balas pelukannya lebih erat. Mahendra menjelaskan, bahwa proyek selama bertahun-tahun ini telah berhasil maju. Makanya, minggu ini akan banyak di rumah, karena kantor sudah ada yang menanganinya. Sete