Witch

207 Kata
Aku mengikuti kakek menyusuri lorong yang dihiasi dengan berbagai macam barang kuno dan antik dari seluruh dunia dan berbagai jaman. "Apa yang mau anda tunjukan?" Tanyaku penasaran. "Sesuatu yang akan kau sukai" jawabnya terus berjalan. "Apa?" Tanyaku bingung. "Ini dia" jawab kakek berhenti di depan sebuah buah Maja yang diletakan di dalam sebuah keranjang antik. "Maja" sambungnya. "Ya, aku tau dan itu pahit. Apa kau akan menyajikannya padaku dan teman-temanku? Maaf, kek. Tapi aku tidak menyukainya dan demikian juga dengan teman-temanku, itu pasti. Mereka lebih suka permen" jelasku. "Kau banyak bicara, Lucas. Aku cukup terkejut" ucap kakek. "Ya, kadang" timpalku. "Aku tidak akan memberikannya kepada teman-temanmu, aku tau mereka pasti tidak menyukainya. Tapi kau pasti menyukainya" ucap kakek yang semakin membuatku bingung. "Ha? Apa maksud anda?" Tanyaku tidak mengerti. "Ini bukan buah Maja biasa. Ini adalah sebuah Maja yang menyimpan berbagai pengetahuan dari seluruh dunia selama berabad-abad. Kau bilang kau ingin mengetahui semuanya kan?" Jelas kakek. "Aku tidak mengerti. Bagaimana bisa buah itu bisa melakukan hal itu? Dan bagaimana anda bisa mendapatkannya?" Tanyaku penasaran. "Bukan buah itu. Duduklah" suruh kakek kemudian dengan telunjuknya tiba-tiba dia memunculkan dua buah kursi untuk kami berdua duduk dan sebuah meja untuk meletakkan keranjang berisi Maja tadi. "Apa? Siapa anda? Penyihir?" Selidikku.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN