Keris

268 Kata
"Hai" balas kami berlima. "Ada yang bisa saya bantu?" Tanya kakek itu. "Mm, Apa kau punya mainan?" Tanya Rendra. "Mainan ada di sebelah sana" jawab kakek itu menunjuk sebuah rak di sebelah kanan ruangan. Mereka berempat segera berlari menuju rak tersebut. "Kau tidak suka mainan?" Tanya kakek itu kepadaku yang masih diam ditempat. "Hehe, aku bosan dengan mainan. Apa anda punya benda yang lain?" Tanyaku. "Oh, begitu. Kau anak yang berbeda" ucap kakek itu. "Terimakasih" balasku. "Kemari, ada banyak barang yang mungkin kau suka" ajak kakek itu kepadaku lalu berjalan ke arah kiri ruangan. "Siapa namamu, nak?" Tanya kakek itu. "Lucas" jawabku. "Nama yang bagus" ucapnya. "Lihat, ini adalah keris empu Gandring yang digunakan Ken Arok untuk menguasai Singasari" ucapnya memberikan sebuah keris terkutuk itu kepadaku. "Aku pikir keris ini berada di dalam kawah gunung Kelud" ucapku. "Ya, dan dia masih berhutang" ucap kakek mengarahkan jari telunjuknya di depan mulutnya. "Ambillah" perintahnya kepadaku. "Kau tau banyak tentang sejarah" lanjutnya. "Aku suka membaca buku sejarah" ucapku setelah memegang keris itu. "Tapi kau tidak mengerti tentang sejarah" ucap kakek. "Ah? Ya. Aku masih belajar" balasku. "Apa cita-citamu, Lucas?" Tanya kakek kepadaku. "Arkeolog. Aku ingin mengetahui semua hal tentang dunia ini" jawabku. "Menarik. Tapi manusia tidak akan sanggup menerima semua informasi itu kan?" Tanyanya. "Mm, ya ..." Jawabku ragu. "Tidak perlu dipikirkan, kau masih kecil" kata kakek mengelus rambutku. "Bagaimana rasanya? Keris itu? Berat?" Tanya kakek lagi. "Tidak, ini sangat ringan" jawabku memainkan keris itu. "Hati-hati, nak" kata kakek dengan wajah marah lalu mengambil keris itu lagi dari tanganku. "Maaf" ucapku. "Kemari, kutunjukan yang lain" ajak kakek berjalan semakin kedalam toko.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN