“Aku minta maaf untuk hal yang tadi, El. Sumpah! Aku juga tidak menyangka Tenri akan sekurang ajar itu. Apalagi sampai berbuat keterlaluan ke kamu.” Akhirnya Atha memberanikan diri untuk mulai bicara dengan Elina, setelah sejak tadi sekretarisnya itu terus diam membisu. Bayangkan betapa canggung suasana di mobil mereka, karena Elina yang acuh tak acuh dan menganggap keberadaannya di sana seperti makhluk tidak kasat mata. “Yang, maaf.” Atha kembali mengulang ucapannya. Dan Elina tetap bungkam dalam diamnya. Tangannya kembali menarik rapat jas Dendi Darliansyah yang masih dikenakan sampai sekarang, meski Atha sudah berkali-kali meminta dia melepas dan menggantinya dengan jas miliknya. Iya, mana mungkin Atha rela wanitanya memakai jas pria lain. Mencium bau parfum itu saja membuatnya dongk