Tubuh Atha seperti tersengat oleh wajah datar dan tatapan dingin Elina. Sedang wanita di belakangnya itu terus menemplok dengan tidak tahu malu di punggungnya. Reaksi El yang hanya diam tanpa menunjukkan emosinya justru lebih mengerikan bagi Atha, dibanding melihatnya seketika berteriak marah dan mengamuk padanya. “Lepas Ten!” geram Atha tidak suka. “Aku kan kangen, Beb! Biasanya juga kamu yang suka ngajak ketemuan, tapi semalam chat aku malah tidak dibalas.” Bukan hanya ucapan manjanya yang membuat telinga El geli, tapi juga jemari nakal wanita itu yang mulai merayap turun dan menyelinap ke dalam jas Atha. Elina hanya tidak habis pikir, bagaimana bisa di tempat umum seperti ini dia tidak merasa malu berkelakuan murahan seperti itu. “Aku punya alat permainan baru, pasti kamu suka. Set