Atha merangkul Elina yang tampak sedikit sempoyongan saat berdiri setelah muntah. Masih dengan bungkamnya, El berkumur hingga beberapa kali untuk menghilangkan bau menjijikkan di mulutnya. Sedangkan Atha berdiri di samping tanpa sedetik pun matanya lepas dari wajah pucat Elina. “Kamu belum menjawab pertanyaanku. Kamu hamil kan?” cecarnya. “Siapa yang bilang?” Dengan datarnya El balik bertanya. “Yang!” Selesai mencuci tangan Elina berbalik, lalu melangkah keluar tanpa melirik sedikitpun Atha yang sedang menunggu jawaban dari pertanyaannya. Bukan tidak mau menjawab, toh dia memang sudah tidak mungkin bisa mengelak lagi. Namun, terlalu memalukan kalau harus berdebat di sana. Kesal merasa tidak dianggap, Atha menyambar tangan Elina dan membawanya ke halaman samping rumah. “Lepas!” El