Saat ia melangkah memasuki klub malam, itu sudah cukup untuk menyadarkan Nick dari semua keraguan yang menggelayuti pikirannya. Musik yang menggelegar dan riuhnya suara tawa serta bisikan tidak lagi terasa menyenangkan untuknya. Ia sudah bertahun-tahun berkunjung ke tempat ini, tetapi malam ini terasa berbeda. Ia tidak datang sekedar untuk bersenang-senang. Ia datang dengan satu keinginan yang sudah ia pikirkan dengan matang. Di tengah kerumunan, di mana banyak pasangan bergerak lincah di lantai dansa, Nick menghampiri bar. Bartender yang sudah mengenalnya dengan baik, segera mempersiapkan minuman favorit Nick—vodka tonic. Nick mengambilnya dan menenggaknya, kemudian memandang ke sekeliling, mencari sosok yang sangat ingin ia temui malam ini. “Apa Kekasihku sudah datang?” Nick mencibir d