Menuju Rohan

1721 Kata
Gadis itu membuka kedua matanya dengan lebar, dia bisa melihat semuanya dari sebuah mimpi yang baru saja datang kepadanya. Dia ingat dengan sangat jelas kenangannya bersama Andrew sebelum dia di perdaya oleh pria itu, dan dia ingat bagaimana kekuatan pohon itu merasuki jiwa mereka hingga mereka tak sadarkan diri sampai bertahun-tahun. Edwyn ikut terbangun saat mendengar suara gelisah dari Alissa, dia menghampiri gadis itu dengan lembut dan berusaha menenangkannya. Barulah Alissa tenang setelah Edwyn mendekapnya, Alissa meraih pelukan Edwyn dan hal itu semakin membuatnya merasa tenang. “ Semua salahku, jika bukan karena aku hal ini tidak akan terjadi.” Isaknya dalam pelukan Edwyn. “ Jangan berpikir seperti itu, kau hanya akan membuat semangatmu untuk memperbaiki semuanya berkurang.” Ucap Edwyn berusaha menenangkannya. Setelah jauh lebih tenang, Alissa melepas pelukannya dari Edwyn dan dia masih terlihat menundukkan kepalanya dengan sedih. Sekali lagi Edwyn menyentuh wajah Alissa dan mengangkat wajah gadis itu tepat ke arah wajahnya. “ Kau pasti bisa melakukannya, aku percaya padamu.” Ujar Edwyn sekali lagi membuat Alissa merasa kuat. Suara Sean berdeham seketika membuat keduanya langsung salah tingkah, kedatangan penyihir wanita itu rupanya ingin memberitahu mereka bahwa sudah waktunya untuk bangun dan bergegas menuju Rohan. “ Ayo kita bersiap-siap.” Ajak Edwyn masih dengan wajah memerah menahan malu. “ Oke, kita siap-siap.” Balas Alissa tak kalah merona. ** Untuk dapat membuat portal menuju Rohan membutuhkan kekuatan yang sangat besar, Sean sudah mempersiapkan semuanya sejak awal dan dia akan mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk mereka dapat pergi kesana. Sebuah portal muncul setelah Sean mengerahkan seluruh kekuatannya, dengan nafas yang tersengal-sengal dia memunculkan seekor makhluk kecil yang nantinya akan memandu mereka sampai di kerajaan dark elf. Nama makhluk kecil itu adalah Momonga, dia semacam seekor tupai yang dapat bebricara layaknya manusia. Setelah mereka tiba di Rohan satu aturan yang berlaku disana adalah mereka tidak boleh menginginkan sesuatu yang ada disana atau pun memakan makanan yang tidak di ketahui manfaatnya. Momonga akan membantu mereka memilih dan melarang apapun yang tidak boleh mereka lakukan, karena Rohan sangat luas akan sering membuat mereka tersesat oleh karena itu mereka harus menggunakan sebuah alat komunikasi para penyihir untuk mengetahui keberadaan mereka satu sama lain. Alatnya mirip dengan GPS yang biasa di gunakan oleh para manusia, dengan alat itu Alissa dan Edwyn akan tetap saling mengetahui keberadaan mereka satu sama lain jika sewaktu-waktu mereka tersesat. “ Apa kau tidak ingin ikut bersama kami.?” Tanya Alissa melirik ke arah Sean. “ Aku akan tetap berada disni memantau kalian.” Jawabnya membuat Alissa hanya dapat menganggukan kepalanya dengan pasrah. “ Selalu ingat pesanku dan dengar apa kata Momonga.” Lontar Sean begitu mereka bersiap untuk masuk ke dalam portal tersebut. Setelah mereka memasuki portal tersebut secara otomatis portal akan tertutup dan Sean terjatuh dengan tubuh yang lemas setelah mengeluarkan hampir seluruh kekuatannya, setelah lama meninggalkan Rohan akan sangat sulit untuk membuka portal menuju dimensi itu lagi sehingga dia tidak bisa bertahan begitu lama. “ Semoga kalian berhasil.” Ucap Sean lirih. ** Setelah melewati portal, Alissa, Edwyn, Aerox, dan Momonga tiba di sebuah hutan belantara yang terlihat sangat gelap dengan bentuk pepohonan yang aneh serta suara-suara makhluk hidup yang tinggal di hutan tersebut. “ Nama hutan ini adalah Mimilus, jangan pernah tertarik pada apapun yang ada di sini. jika kau melihat sesuatu jangan pernah menegurnya, cukup dalam hati dan tetap berjalan.” Ujar Momonga yang memandu jalan mereka di depan. Sulit bagi Edwyn untuk tidak melihat sekelilingnya saat itu, dia berjalan cukup cepat di belakang Alissa namun pandangannya selalu tertuju pada sebuah pohon yang terlihat memiliki mata dan berkedip layaknya seorang manusia. “ Kau harus fokus Edwyn.” Benaknya sambil memukul-mukul kepalanya. Sadar dengan tingkah Edwyn sontak membuat Alissa meraih tangan pria itu untuk berjalan bersama, dengan hal ini dia harap Edwyn tidak akan fokus kemana-mana dan tetap fokus pada jalan yang mereka lalui saja. “ Boleh aku bertanya sesuatu.?” Tanya Alissa pada Momonga. “ Apa itu.?” “ Berapa lama kita harus melewati hutan ini.?” “ Sekitar lima hari.” “ Apa? Lima hari? “ “ Itu terlalu lama, bagaimana jika kita menunggangi Aerox saja yang bisa sampai kesana lebih cepat.” “ Tidak. Itu hanya akan menarik perhatian mereka jika kita pergi lewat udara.” “ Tapi lima hari sangat lama, bagaimana kita bisa bertahan di hutan ini.” “ Kau hanya perlu mengikuti aturan yang ku sebutkan barusan.” Lima hari berada di dalam hutan Mimilus tanpa boleh melakukan ini dan itu rasanya sama seperti berada di neraka, Edwyn tidak tahu apakah dia akan sanggup melakukannya sebelum lima hari itu berakhir. Malam pun tiba dan mereka masih terus berjalan, sampai pada akhirnya mereka memutuskan untuk istirahat dan makan malam disana sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan mereka. Alissa mengeluarkan beberapa bahan makanan yang telah dia bawa dan tanpa perlu memasaknya lagi sehingga mereka tidak perlu repot-repot, masing-masing mendapatkan jatah makan malam dari Alissa termasuk Momonga yang mendapat jenis kacang-kacangan dimana Sean telah memberitahu bahwa Momonga sangat suka dengan makanan tersebut. “ Momonga, apa kau tahu semua seluk beluk di Rohan.?” Tanya Alissa. “ Tentu saja, aku lahir di tempat ini sebelum Sean membawaku pergi.” Jawabnya lirih. “ Bagaimana dengan keluargamu? Apa mereka masih ada disini.?” “ Mereka semua sudah tidak ada, hanya aku yang tersisa waktu itu dan Sean lah yang menyelamatkan aku dari kematian.” “ Apa yang telah terjadi pada keluargamu.?” Momonga terdiam dengan sorot mata sayu, Alissa paham jika sorotan itu adalah sorot mata kesedihan mengingat masa lalunya. Alissa tidak ingin melanjutkannya karena tak mau Momonga sampai sedih, namun makhluk kecil itu justru memberitahu mereka tentang apa yang terjadi sebelumnya. “ Semua musnah saat pemimpin Mroquendi itu datang ke Rohan, banyak makhluk yang dia musnahkan dan merubahnya menjadi monster yang sangat menakutkan. Keluargaku terbunuh saat berusaha mempertahankan tempat tinggal mereka, karena kami makhluk kecil kami di musnahkan begitu saja. Jika bukan karena Sean, mungkin aku sudah mati pada saat itu.” Ungkap Momonga. “ Dia sangat kejam.” Lontar Edwyn. Tiba-tiba saja Aerox dan Momonga menoleh ka arah sumber suara yang mereka dengar dari jarak yang cukup jauh, keduanya sadar bahwa ada sesuatu yang mendekat ke arah mereka. Aerox menyuruh semuanya untuk naik ke atas punggungnya agar mereka bisa terbang meninggalkan tempat itu. Karena sudah malam rasanya tak masalah jika mereka harus bergerak lewat udara, dan dengan sangat hati-hati mereka meninggalkan tempat itu sebelum suara yang mereka dengar tiba di tempat mereka. “ Sebenarnya ada apa.?” “ Itu Oars, mereka adalah monster ciptaan raja Moriquendi yang sangat brutal.” Jawab Momonga. “ Mereka adalah monster yang kalian hadapi saat di Alinor.” Kata Aerox pada Alissa. “ Aku bisa mengalahkannya.” Ucap Alissa. “ Jangan keluarkan kekuatanmu dengan makhluk seperti mereka, simpan kekuatan itu untuk menghadapi raja mereka.” Lontar Momonga kemudian. Setelah terbang cukup jauh meninggalkan tempat mereka sebelumnya, kini Aerox mendarat di sebuah pegunungan yang di rasa aman untuk mereka melanjutkan istirahat sampai pagi tiba. Dari pegunungan yang mereka tempati saat ini masih belum terlihat kastil tempat raja Efl Moriquendi itu berada, yang artinya perjalanan mereka masih sangat jauh. Mereka pun memutuskan untuk tidur disana, Momonga akan berjaga malam ini selagi Alissa, Edwyn, dan Aerox mengembalikan energi mereka yang telah terkuras banyak hari ini. ** Matahari pagi sudah menampakkan cahayanya, perlahan tapi pasti sinar mentari menyusup dari celah-celah dedaunan. Edwyn terbangun karena cahaya itu tepat mengenai wajahnya, dia sadar bahwa tinggal dirinya seorang yang baru bangun dan melihat mereka semua sedang mengamati tempat itu untuk melanjutkan perjalanan mereka. Edwyn merasa malu karena terlambat bangun, dia berpikir yang lain pasti ingin bergerak sejak tadi namun masih menunggunya bangun. Bahkan sarapan untuknya sudah tersedia di depan mata, saat itu Alissa menoleh dan melihatnya sudah terbangun. “ Makan dulu, baru setelah itu kita melanjutkan perjalanan.” Serunya tanpa memarahi Edwyn yang terlambat bangun. Edwyn dengan cepat menyantap makanannya tanpa tersisa, dia melirik Aerox yang seperti mengejeknya karena baru bangun langsung menikmati sarapan yang di sediakan oleh Alissa. Nampaknya makhluk itu masih tak suka dengan Edwyn, terbukti dari caranya menatap pria itu. Setelah Edwyn selesai menyantap makanannya, tiba saatnya mereka untuk melanjutkan perjalanan mereka. Tujuan mereka sekarang adalah menuruni gunung sampai di aliran sungai, dari sungai itu mereka akan menggunakan perahu untuk sampai di tujuan berikutnya. Momonga berkata jika di sungai itu biasanya akan tersedia perahu yang selalu berada disana dan dapat di gunakan oleh siapa pun, karena perahunya berukuran sedang maka dari itu Aerox kembali merubah dirinya menjadi seekor anjing agar dia bisa naik nantinya. Perjalanan menuju sungai terbilang cukup melelahkan, jalanan tidak sebagus ketika mereka berada di dalam hutan, belum lagi mereka sering menemukan lintah darat yang akan menempel di tubuh dengan sangat cepat. Alissa menggunakan kekuatannya untuk membuat makhluk itu tidak bergerak sampai mereka selesai melewati jalanan tersebut, tanpa mereka sadari ada beberapa makhluk yang mengamati mereka dari kejauhan dan Momonga baru menyadari hal itu setelah salah satu di antara mereka menampakkan diri. “ Makluk kecil, seekor anjing, manusia, dan Elf. Bagaimana kalian bisa bersama di tempat seperti ini.?” Tanya makhluk betubuh manusia setengah kuda atau biasa di sebut Centaurus. Edwyn takjub melihatnya sebab selama ini dia hanya dapat melihat makhluk itu dari sebuah buku saja, dia memiliki tubuh yang sangat kekar dengan bagian belakang yang meneyrupai seekor kuda. “ Kami datang untuk pergi ke kastil sang raja.” Ucap Momonga dengan santai. “ Sebaiknya kalian memutar arah, kalian hanya akan menyambut kematian saja.” Ujarnya lirih. “ Momonga, apa tidak apa-apa memberitahu alasan kita kepadanya.?” Bisik Alissa. “ Mereka adalah Centaurus, aku mengenal mereka dan mereka tidak berpihak pada raja elf itu.” Jawab Momonga kemudian. “ Dia adalah putri sang ratu Calaquendi dan Valar hutan dan Lautan, dia memiliki kekuatan yang sangat hebat untuk dapat mengalahkan raja Elf itu.” Jelas Momonga sekali lagi. “ Bahkan untuk kalian semua menghadapi sang raja rasanya tidak akan berhasil mengalahkannya, sekarang dia memiliki kekuatan yang akan dia dapatkan dari putranya dan itu akan jauh lebih berbahaya dari yang kalian kira.” “ Aku akan tetap menghadapinya, tak peduli seberapa berbahaya itu.” Sahut Alissa dengan penuh percaya diri. “ Kau terlalu percaya diri.” “ Ikut aku, kalian tidak bisa pergi tanpa persiapan yang matang.” Ajak makhluk itu menuju suatu tempat. Ketika mereka hendak melangkah mengikuti makhluk itu, tiba-tiba saja sekumpulan makhluk yang serupa muncul dan menggiring mereka menuju tempat yang di maksud barusan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN