“ Alissa, bagaimana kau bisa datang kemari.?” Tanya Edwyn yang masih syok melihat kehadiran gadis itu di depannya.
“ Mungkin karena kita sudah saling terkoneksi.” Jawabnya sambil memperlihatkan samping wajahnya yang terlihat tersenyum manis.
“ Sekarang bangkit dan selamatkan wanita itu, biar aku yang melawannya.” Lanjut Alissa dengan mode seriusnya.
“ Aku akan tetap bersamamu, Marco kau yang bawa ratu pergi dari tempat ini.” Sambung Edwyn langsung di setujui oleh pria itu.
Kini Edwyn segera melangkah menghampiri Alissa dan sekarang sudah berdiri di samping gadis itu, mereka berdua bersama menghapai pria berjubah dengan penuh keberanian.
“ Sepertinya ini bukan timing yang tepat.” Kata pria itu sambil menggerakkan seluruh kekuatannya untuk memanggil pasukan yang ia bawa ke Alinor.
Alissa dan Edwyn kompak menoleh dimana seluruh pasukan yang baru saja meratakan kota Alinor kembali ke arah mereka secara bersamaan, Alissa yang melihatnya sempat terkejut sebab jumlah mereka terhitung sangat banyak.
Edwyn di sampingnya menjelaskan kepada Alissa tentang siapa mereka dan apa tujuan mereka datang ke Alinor secara singkat namun jelas, mengetahui bahwa pria yang ada di hadapan mereka adalah sosok misterius yang selama ini dia cari sontak membuat Alissa ingin menghajarnya dengan sekuat tenaga.
Namun ketika Alissa menoleh kembali ke pria berjubah itu rupanya dia sudah menjauh, dia pergi dengan sesuatu yang aneh persis seperti seekor burung yang besar dengan tubuh seperti singa. Alissa baru sadar jika itu adalah Aerox, namun dengan wujud yang sangat berbeda dimana terdapat besi pelindung di sekitar wajahnya.
“ Jangan pergi.” Sahut Alissa berusaha mengejar tapi secara bersamaan dia mendapat pukulan yang kuat dari makhluk besar yang membuat tubuhnya terpental cukup jauh.
Edwyn bahkan tidak sempat melihatnya dan sekarang Edwyn sedang di kepung oleh makhluk misterius berjubah, dia tahu bahwa mereka tidak berwujud tetapi mereka cukup kuat dan tidak boleh di remehkan.
Ketika salah satu makhluk besar itu hendak membawa Edwyn, tiba-tiba saja serangan lain datang yang membuat semua makhluk yang berada di dekat Ewdyn terpental. Alissa kembali dan dia sudah sangat marah sekarang, hanya dengan sendirinya dia bisa menghempaskan sekitar lima puluh makhluk aneh itu.
“ Tetap di dekatku, dan jangan kemana-mana.” Titah Alissa memperhatikan mereka yang kembali bangkit dan hendak menyerangnya.
Pasukan bantuan datang, mereka adalah prajurit Alinor yang telah bangkit untuk membantu Alissa dan Ewdyn. Sementara itu Marco yang juga datang menyuruh Alissa dan Edwyn untuk mengejar pemimpin mereka saja.
“ Ayo Alissa, kita pergi.” Ajak Edwyn membantu Alissa naik ke atas punggung kuda yang telah di bawakan oleh Marco barusan.
Dengan bantuan kuda tersebut keduanya berhasil melarikan diri dari pasukan pria itu, mereka semakin mendekati pria yang memantau semuanya di atas pintu gerbang Alinor. Melihat kedatangan Alissa dan Edwyn tampaknya tak membuat pria itu pergi, justru sebaliknya dia tampak menunggu kedatangan mereka.
“ Alissa Freeda putri Winola sang ratu Qalaquendi dan Edwyn Karl putra mendiang raja Allure yang pemberani, siapa sangka takdir mempertemukan kalian berdua untuk berhadapan denganku.” Ujar pria itu sambil tersenyum lebar.
Setelah Alissa dan Edwyn sudah cukup dekat, tanpa aba-aba lagi Alissa melawan pria itu dengan kekuatan sihirnya namun sayangnya di tangkis oleh pria itu. Alissa naik ke atas untuk dapat melihatnya dari dekat sementara Edwyn tetap menunggu di bawah sana. Kini dua elf dari ras yang berbeda telah di pertemukan, meskipun Alissa sudah pernah bertemu dengan ras Moriquendi dia baru merasakan energi yang kuat dari pria yang berdiri di hadapannya saat ini.
“ Apa kau mengingatku?”
“ Apa maksudmu? Apa kita pernah bertemu sebelumnya.?” Tanya Alissa tidak mengerti.
“ Rupanya ingatanmu belum pulih seutuhnya, tapi tidak apa-apa aku lebih suka jika kau tidak mengenaliku.” Lontar pria itu tetap santai meskipun Alissa tampak seperti ingin memakannya.
“ Dimana teman-temanku yang telah kau culik? “ Tanya Alissa menatapnya penuh sinis.
“ Teman? Sayangnya aku tidak mengingat yang mana temanmu telah ku culik.”
Alissa menyerangnya dengan cepat dan berhasil membuat pria itu terjatuh, tepat saat Alissa mendekatinya dan ingin menyerangnya lagi tiba-tiba saja pria itu menghilang dan berpindah tempat sedikit jauh darinya.
“ Kau mendapatkan kekuatan dari pohon itu juga, tapi kau masih belum menguasai kekuatanmu dengan baik.” Lontarnya kemudian.
“ Dari mana kau tahu kalau aku mendapatkan kekuatanku dari sebuah pohon.?” Tanya Alissa.
“ Asal kau tahu saja, aku mengetahui dirimu cukup baik dari pada anak laki-laki yang ada di bawah sana.” Jelasnya.
Jawaban dari pria itu semakin membuat Alissa penasaran tentang dirinya sebenarnya, siapa pria itu dan bagaimana dia bisa tahu semuanya? Alissa tidak merasa memiliki seorang teman atau kenalan sepertinya apalagi dari ras yang berbeda.
“ Apa tujuanmu melakukan semua ini.?” Tanya Alissa lagi.
“ Tujuan? Kau pasti sudah tahu soal itu, tentang sejarah ras Moriquendi yang harus di asingkan di bumi manusia. Tempat dimana kami tidak bisa memiliki kekuatan, terlihat seperti makhluk lemah yang menyedihkan.”
“ Itu akibatnya atas perbuatan yang telah di lakukan leluhur kalian, kalian berhak mendapatkan balasan seperti itu.”
“ Berhak katamu? Kalau kau mengatakan kami berhak mendapatkan penghinaan itu maka kau pun harus ikut merasakannya.” Kekuatan pria itu berhasil membuat Alissa kesulitan untuk bergerak, seperti ada yang mengikat dirinya yang tak terlihat sampai membuat tubuhnya merasakan sesak yang sangat menyakitkan.
Diam-diam Edwyn dari belakang mendekati pria itu dan hendak menyerangnya dengan pedang, namun ketika dia mengayunkan pedang itu sontak pria tersebut langsung membuat Edwyn membeku di tempatnya.
“ Kalian berdua takkan bisa mengalahkanku.” Ucap pria itu merasa puas dengan perbuatannya.
Alissa melirik Aerox yang tetap diam di tempatnya meskipun dia menyaksikan semua itu, dia berusaha menggerakkan tangannya untuk mengeluarkan sesuatu yang tersimpan di dalam tasnya.
Dia hanya perlu menjatuhkan benda itu ke tanah agar dia bisa bergerak dengan sendirinya menuju Aerox, sebuah benda penangkal sihir jahat telah di berikan oleh Fanwe dan benda itu di berikan untuk membebaskan sihir jahat yang mengikat Aerox.
Sayangnya Alissa sangat kesulitan dalam menjatuhkan benda itu, hingga pria itu menggoyangkan tubuh Alissa barulah benda tersebut jatuh ke tanah tepat seperti yang Alissa inginkan.
“ Aku tidak akan membunuh kalian dengan cepat, ini masih terlalu dini untuk di akhiri.” Ujarnya dengan sombong.
“ Sepertinya akan sangat baik jika kalian berdua langsung ku bawa kepadanya.” Lanjut pria itu kemudian melirik ke arah medan pertempuran dimana dia dengan cepat memerintahkan semua pasukannya untuk mundur karena mereka harus pergi saat itu juga.
Aerox tiba-tiba bersuara dan itu menandakan sihir yang mengikatnya telah lepas, dia menolak saat pria itu hendak naik ke atas punggungnya. Tak sampai di situ saja dia menyerang pria itu dengan paruhnya kemudian membuangnya ke bawah.
Alissa dan Edwyn yang telah terlepas dari sihir mencoba untuk bangkit, mereka kompak menoleh ke bawah yang ternyata sudah ada bala bantuan dari pihak musuh yang menangkapnya di bawah sana, pria itu mendapat luka yang cukup serius dari Aerox sehingga membuatnya tak berdaya lagi.
Semua pasukan musuh pergi meninggalkan Alinor, mereka terlihat pergi menuju ke arah timur yang mungkin saja merupakan markas mereka. Marco datang setelah itu dan memberitahu Alissa dan Edwyn untuk tidak mengejar, Joana memberikan perintah untuk mengikuti alur yang di buat oleh musuh terlebih dulu.
**
Kota Alinor benar-benar hancur dan memakan begitu banyak korban jiwa, bahkan istana kerajaan Alinor pun ikut di hancurkan tanpa sisa. Seluruh tempat di penuhi oleh prajurit dan sisa warga yang membantu pembangunan sementara dengan menggunakan sebuah tenda untuk tempat tinggal mereka sampai rumah mereka kembali di bangun.
Seorang gadis baru saja keluar dari tenda setelah mendapat pengobatan untuk dirinya, sambil celingak-celinguk mencari satu manusia yang dia cari sejak tadi. Alissa menemukan Edwyn bersama ratu Joana dan juga Marco di dalam satu tenda, mereka terdengar membahas sesuatu yang membuat Alissa penasaran dan tetap berdiri di luar mendengarkan mereka.
“ Maafkan aku yang mulia atas apa yang telah terjadi pada Alinor saat ini, aku berjanji akan membantu proses pembangunannya sampai kembali pulih.” Ucap Edwyn sambil sujud di bawah Joana.
“ Bangunlah, kau tidak perlu meminta maaf. Kedatanganku kemari bukan untuk mengatakan hal itu, justru aku ingin berterima kasih kepadamu dan juga gadis Elf itu. Berkat kalian musuh berhasil mundur, jika saja dia tetap melanjutkan rencananya mungkin masih banyak korban yang akan berjatuhan.” Ujar Joana.
“ Aku tetap merasa bersalah atas semuanya, sekali lagi maafkan aku yang mulia.”
“ Sekarang, apa kau bisa memanggilkan gadis Elf itu kemari.?”
“ Tidak perlu repot-repot, aku sudah disini.” Sahut Alissa yang sekarang sudah menampakkan dirinya di pintu tenda.
“ Sejak kapan kau berada disana.?” Tanya Edwyn.
“ Baru saja, aku tidak sengaja mendengar diriku di sebut.” Jawabnya lirih.
“ Duduklah.” Titah Joana yang kemudian di laksanakan oleh Alissa.
“ Langsung saja, aku mengucapkan terima kasih atas nama kerajaan Alinor. Kami tidak pernah menyangka akan di selamatkan oleh ras Elf Calaquendi, selama ini kami menutup diri dari ras kalian dan juga manusia tapi siapa sangka kita semua di pertemukan di kota ini yang menandakan jika semua permusuhan ini mungkin harus di selesaikan secara baik-baik.” Ujar Joana.
Ketiga ras itu mencoba untuk menyelesaikan permasalahan yang mereka alami di masa lalu dan masa kini, Ras Allure memiliki dendam terhadap semua ras Elf namun terselesaikan sebab mereka sudah tahu jika dalangnya adalah ras terbuang. Kemudian ras manusia yang di benci oleh ras Elf juga adalah ras Allure yang dulu pernah di baca oleh Alissa dalam sebuah buku sejarah.
Semua sejarah yang dulu di baca oleh Alissa sebenarnya menyinggung ras Allure sebagai manusia spesial juga, itu sebabnya banyak perdebatan yang selalu terjadi serta kesalahpahaman yang tidak di temukan jalan keluar untuk menyelesaikannya
Sekarang setelah semua terselesaika, ratu Joana sudah tak lagi membenci semua elf. Dan musuh kedua ketiga ras itu kini sama, mereka hanya perlu saling bekerja sama untuk mengalahkan musuh tersebut.
“ Aku telah memberitahu sebagian bawahanku untuk membiarkan kalian berada disini sampai kondisi kalian benar-benar pulih, jadi kalian tidak perlu khawatir tentang apapun lagi.” Ujar Joana.
“ Aku akan membantu pembangunan sebagai balasan karena telah melindungi Edwyn selama ini, biar aku yang melakukannya dengan kekuatanku sendiri.” Lontar Alissa dengan penuh percaya diri.
“ Terima kasih atas kebaikanmu.” Ucap Joana lirih.
**
Malam itu seluruh kota sudah senyap meskipun belum menunjukkan waktu tengah malam, Alissa mecoba untuk tidur meskipun sulit hingga langkah ringan dan lembut terdengar memasuki sebuah tenda. Aroma yang khas menambah masuk dalam indra penciuman seorang gadis yang sedang tertidur, tanpa perlu di bangunkan lagi dirinya langsung bangkit dan tersenyum lebar ke arah pria yang masuk ke dalam tendanya.
“ Edwyn.”
“ Oh hey, kau belum tidur rupanya.”
“ Apa yang kau lakukan di tendaku.?”
“ Aku datang membawakan selimut untukmu, cuacanya sangat dingin aku takut kamu kedinginan.”
“ Dasar bodoh, aku ini seorang elf yang tidak mungkin merasa dingin. Aku bahkan bisa membuat suhu di dalam tenda ini menjadi lebih hangat.”
“ Benar juga, aku sangat bodoh.”
Alissa tertawa kecil melihat tingkah Edwyn, dan ada yang lain dari pria itu saat ini. sebenarnya sejak dia datang ke Alinor dirinya sudah melihat perubahan dari diri Edwyn, dimana tubuh pria itu jauh lebih kekar dan berisi dari sebelumnya sehingga membuatnya terlihat sangat tampan.
“ Mau mengobrol sebentar.” Ajak Alissa bangkit dari tempat tidurnya menuju sebuah kursi yang ada di dalam tenda tersebut.
“ Iya, aku masih penasaran denganmu yang bisa datang kemari.?” Tanya Edwyn juga mengambil tempat di sebelah Alissa.
Alissa kemudian mengarahkan jari telunjuknya ke arah Edwyn sampai dirinya berhasil menyentuh bagian d**a pria itu, Alissa berkata bahwa dia dan Edwyn sudah saling terkoneksi satu sama lain.
“ Kau tahu itu tidak masuk akal kan.” Ucap Edwyn mengira semua itu hanya sebuah lelucon.
“ Sebenarnya ketika aku hendak kembali ke dunia manusia, aku pun tidak sengaja melanggar aturan portal itu. Dan aku baru tahu jika kita melanggar, tempat tujuan akan berubah dan aku jatuh di Alinor saat itu. “
“ Entah mengapa saat tiba disini, aku merasakan keberadaanmu dan segera pergi mencarimu. Aku bertemu salah satu penduduk Alinor dan dia memberitahuku bahwa kota mereka di serang oleh makhluk aneh, aku pun melihat kejadian itu dan segera datang saat melihatmu ada disana.” Jelas Alissa kemudian.
“ Ini benar-benar sangat ajaib, aku tidak menyangka takdir akan membawamu kemari.” Ucap Edwyn tidak percaya.
“ Jika aku tidak ke tempat ini, mungkin aku tidak akan bertemu dengannya. Sekarang aku penasaran dengan pria itu, siapa sebenarnya dia dan bagaimana dia memiliki semua makhluk yang aneh itu.?”
“ Sepertinya tugas kita bertambah kali ini.”
“ Kau benar.”