Joana menggerakkan seluruh prajurit beserta masyarakat Alinor untuk mengembalikan kota mereka menjadi seperti sebelumnya, hanya dalam waktu tiga hari saja kota itu sudah hampir pulih. Edwyn ikut membantu mereka atas nama sang ayah yang pernah menjadi pemimpin paling di hormati di Alinor.
Alasan Edwyn untuk tetap tinggal di Alinor sampai satu minggu ke depan karena dia tahu interval waktu yang terjadi di Alinor dan dunia manusia memiliki jarak yang sangat berbeda. Sama seperti di dunia para Elf, namun di Alinor dua kali lebih cepat sehingga dia bisa memperkirakan kapan kembalinya Alissa ke dunia manusia.
Adapun untuk portal menuju dunia manusia tidak di jaga ketat oleh raksasa ataupun Troll seperti di dunia para Elf, portal menuju ke dunia manusia hanya di jaga oleh prajurit Joana saja yang sudah di percaya mampu menjaga portal tersebut.
“ Edwyn, sudah cukup. Bisa ikut aku sebentar.?” Sahut Joana ketika Edwyn sedang sibuk membantu para warga dalam mengangkut barang-barang mereka.
Edwyn pun segera mengikuti langkah Joana menuju suatu tempat, mereka pun tiba di suatu taman yang di penuhi oleh rumput hijau dan bunga warna warni yang sangat cantik. Rupanya tempat itu adalah makam tempat Altier di makamkan, dan disana ada satu pusara yang terukir nama Altier disana.
“ Ini adalah makam ayahmu, sosok pahlawan yang sangat bejasa untuk kita semua yang tinggal di Alinor.” Jelas Joana.
“ Boleh aku bertanya sesuatu.?” Tanya Edwyn lirih.
“ Katakan.”
“ Dalam buku sejarah tentang Alinor dan Allure, aku menemukan fakta bahwa darah keturunan Allure adalah pembangkit kekuatan untuk ras Elf jika mereka berada di dunia manusia. Apa semua Allure memiliki kemampuan seperti itu.?”
“ Tidak semua dari kami bisa membangkitkan kekuatan mereka, hanya ada beberapa termasuk kamu dan ayahmu.”
“ Jadi kau tidak bisa melakukannya.?”
“ Justru aku bersyukur, aku bahkan tidak sudi jika diriku bisa membuat kekuatan mereka aktif.”
“ Yang mulia maaf mengganggu waktu anda, jendral telah kembali dan mendapatkan informasi mengenai p*********n kemarin.” Seorang prajurit datang sambil bersimpuh di hadapan Joana.
“ Aku akan pergi ke istana, kau boleh tetap berada disini.” Ujar Joana di balas anggukan pelan dari Edwyn.
**
Edwyn baru saja selesai mengunjungi makam sang ayah, dia keluar sendirian menuju barak pelatihan prajurit dimana dia bisa melihat Marco yang sedang sibuk mengasah senjatanya. Masih belum cukup bagi Edwyn mengetahui tentang pria itu, dia pun menghampirinya sambil mengambil anak panah dan busur yang berada di barak tersebut.
“ Selama aku berada disini tolong ajarkan aku bela diri.” Ujar Edwyn sambil mengarahkan anak panah ke arah Marco dengan iseng.
“ Kau mungkin akan menyesalinya.” Balas Marco tersenyum tipis.
“ Aku tidak akan menyesal, lagi pula aku butuh melatih diriku untuk bisa membantu Alissa nantinya.” Jelas Edwyn.
Marco kemudian menggerakkan pedangnya ke arah Edwyn, hanya sekali ayunan saja sudah dapat membuat anak panah Edwyn patah. Karena tidak seimbang jika pedang melawan busur, akhirnya Edwyn merubah senjatanya menjadi pedang yang sama seperti Marco.
Sampai matahari hampir tenggelam mereka berlatih berdua, terlihat Edwyn yang mulai kehabisan energi melawan Marco yang sangat pandai dalam memainkan pedang. Meskipun tidak ada luka serius yang dia dapatkan, tapi Edwyn sudah mengangkat kedua tangan tanda menyerah.
“ Sudah ku katakan, kau pasti akan kalah.” Ucap Marco dengan bangga.
“ Belum, besok kita lanjut lagi. Aku masih belum kalah, hanya menyerah sebentar saja.” Balas Edwyn sambil tersengal-sengal.
“ Kau mau kemana.?” Tanya Edwyn melirik Marco yang beranjak menuju suatu tempat.
“ Ikut aku, ada sesuatu yang ingin ku tanyakan padamu.” Lontar Marco.
Marco menggiring Edwyn menuju sebuah pohon besar yang ada di bukit, kemudian mereka tiba di salah satu tempat yang merupakan rumah pohon yang sudah di beri tangga untuk dapat naik ke atas sana. Ketika Marco sudah sampai di atas sana lebih dulu, dia mengulurkan tangan kepada Edwyn dan membantunya naik dengan mudah.
Sesaat sampai disana, mata Edwyn sangat terpukau dengan keindahan Alinor dari atas sana. Cahaya matahari yang bersinar sangat indah hampir tenggelam membuat langit terlihat sangat jingga, benar-benar sangat indah sampai Edwyn tidak berhenti berdecak kagum.
“ Bisa kau jelaskan padaku tentang diriku yang kau temui di dunia manusia lebih detail.?” Tanya Marco menatap Edwyn serius.
“ Apa kau sudah mengingatnya.?”
“ Belum, aku masih tidak bisa mengingat apapun. Tapi aku merasakannya, aku merasakan sesuatu setelah melihatmu dan perasaan itu tidak asing. Dan soal Alissa, nama itu terdengar sangat akrab. “
“ Baiklah, aku akan menceritakannya dan ku harap ingatanmu itu dapat kembali.”
**
Saat ini di istana Alinor sedang terjadi perdebatan yang cukup serius, Joana menghadapi para jendral dan prajurit utama Alinor untuk mencari jalan keluar atas insiden yang terjadi beberapa hari yang lalu.
“ Anak manusia itu akan menjadi alasan mereka untuk tetap datang, itu sebabnya kita harus memulangkan dia kembali ke dunianya.”
“ Benar, lagi pula dia tidak cukup berguna berada di Alinor.”
“ Sehari setelah kedatangannya adalah musibah bagi kota ini, kita harus menyingkirkannya.”
Semua ucapan dari mereka hanya membuat Joana menyimak untuk sementara, dia tidak ingin mengambil keputusan secara sepihak. Sebagai seorang ratu dia harus mempersilahkan semua bawahannya untuk berbicara terlebih dulu.
“ Jadi bagaimana dengan anda yang mulia? Banyak dari kami yang tidak setuju dengan keberadaan Edwyn di Alinor.” Sahut sang penasehat memberikan kesempatan kepada sang ratu untuk bicara.
“ Aku paham dengan kegelisahan kalian semua, tanpa kalian pinta pun Edwyn akan tetap kembali ke dunia manusia. Untuk saat ini aku akan membiarkan dia tetap berada di Alinor sampai dia bisa menguasai bela diri, aku ingin setidaknya dia bisa melindungi dirinya sendiri setelah meninggalkan Alinor.” Jelas Joana.
“ Bagaimana dengan yang lain? Apa kalian setuju dengan keputusan ratu.?”
“ Sampai kapan? Kita tidak tahu kapan musuh akan kembali menyerang.?”
“ Kita tidak bisa membiarkan masyarakat Alinor menjadi korban hanya untuk satu manusia saja.”
“ Dia bukan hanya satu manusia biasa, dia adalah putra dari raja terdahulu.”
“ Tetap saja,, dia hanya seorang manusia biasa yang mulia.”
Joana terdiam bukan karena dia berhenti membela Edwyn melainkan dia tidak ingin membuat ruangan itu menjadi panas karena perbedaan pendapat, alhasil Joana memutuskan akan melatih Edwyn selama beberapa minggu lagi sebelum akhirnya dia di pulangkan ke dunia manusia.
**
Setelah rapat pertemuan selesai di adakan, Joana langsung memanggil Edwyn untuk menemuinya di istana. Pria itu datang seorang diri yang kemudian menanyakan tujuan Joana memanggilnya malam itu.
Tanpa basa basi Joana memberitahu Edwyn untuk melatih dirinya, mulai saat ini dia tengah di incar oleh salah satu Elf yang mengerakkan sosok misterius yang menyerang kota waktu itu. Belum di ketahui ras Elf mana yang menjadi dalang di balik semua ini, namun satu yang pasti bahwa Edwyn menjadi incaran mereka untuk membangkitkan kekuatan mereka.
“ Aku menjadi incaran musuh.?” Edwyn terlihat tidak percaya mengetahui semua ini.
“ Itu karena mereka telah mengetahui bahwa kau adalah salah satu pembangkit kekuatan mereka.”
“ Tapi bagaimana mereka mengetahuinya.?”
“ Ini adalah p*********n pertama yang terjadi sesaat setelah kedatanganmu kemari, itu artinya mereka sudah tahu tentang keberadaanmu dan mencoba melakukan p*********n untuk mencaritahu dengan pasti.”
“ Jadi keberadaanku disini yang membuat kota kalian mengalami banyak kerusakan kemarin.”
“ Jangan menyalahkan dirimu, kita tidak akan pernah tahu kalau musuh yang kita hadapi saat ini adalah musuh yang sama. Itu artinya kau telah membuat kita mengetahui bahwa musuh itu tinggal di dunia manusia.”
“ Pembunuh ayahku dan musuh yang kemarin adalah orang yang sama.”
“ Benar, dan aku tahu satu hal bahwa ras elf yang hidup di dunia manusia adalah mereka yang terbuang di Valinor. Itu artinya, mereka dari ras Moriquendi. Sudah jelas bahwa ras yang terbuang itu akan mengambil alih kekuasaan dengan mengumpulkan kekuatan mereka kembali.”
“ Sekarang aku paham mengapa banyak makhluk yang menghilang di dunia para Elf, apa itu artinya dalang di balik semua ini adalah elf Moriquendi.?”
“ Aku tidak bisa mengiyakannya, tapi besar kemungkinan jika semua ini adalah ulah dari ras terbuang itu.” Ungkap Joana.
“ Aku tahu Alissa pasti tidak tahu soal ini, dia mengira jika semua penyebab dari masalah ini adalah ulah manusia tapi ternyata bukan. Jadi jawabannya adalah ras terbuang dari Valinor, aku harus memberitahu Alissa soal ini.” Ujar Edwyn yang begitu tak sabar untuk bertemu dengannya.
“ Untuk itu, kau harus fokus melatih dirimu. Aku tidak bisa melindungimu setiap waktu, tapi dengan dirimu sendiri jika kau bisa bertarung maka kau juga bisa melindungi gadis Elf yang kau maksud itu.” Kata Joana membuat keinginan Edwyn untuk pandai bertarung semakin kuat.
**
Terlihat sekumpulan burung dari arah timur terbang secara bersamaan seperti menghindari suatu kejadian di tempat tinggal mereka di hutan timur, para penjaga di gerbang kota Alinor melihat hal tersebut dan segera mengecek melalui teropong jarak jauh yang mereka miliki.
Setelah burung-burung itu terbang melintasi kota Alinor, satu kota pun kembali di buat kebingungan dengan berlangsungnya suara terompet yang menandakan bahwa ada p*********n kedua untuk kota tersebut.
Perlahan namun pasti suara gemuruh yang sangat kuat di susul oleh gempa bumi yang dapat mengguncangkan tanah dan membuat semua warga yang berlari sampai kehilangan keseimbangan mereka.
Rasa takut dan panik di rasakan oleh mereka semua, para penjaga serta prajurit mengambil barisan terdepan untuk melindungi warga yang tak berdaya. Sang ratu pun tidak mau tinggal diam, dengan mengganti pakaian dari gaun menjadi baju zirah yang membuktikan bahwa dia siap untuk turun tangan dalam p*********n kali ini.
“ Apa yang terjadi.?” Edwyn terlihat bingung ketika merasakan getaran yang sangat kuat di dalam sebuah gua ketika dia dan Marco sedang melatih diri bersama.
“ Sepertinya ada gempa bumi.” Kata Marco bergegas keluar untuk melihat keadaan di luar.
Sementara itu saat ini Edwyn dan Marco tidak sedang berada di Alinor, mereka berada di sebuah hutan yang cukup jauh dari Alinor. Hanya ada mereka berdua di tempat itu, dan saat keduanya keluar mereka tidak merasakan ada sesuatu yang salah hingga pada akhirnya Marco memanjat ke atas pohon untuk melihatnya lebih jelas.
Kumpulan asap hitam dari arah yang tak asing membuat Marco tiba-tiba merasakan sesuatu yang salah, dari tempatnya saat ini dia sangat yakin bahwa Alinor sedang di serang oleh musuh.
“ Kita harus kembali, Alinor di serang oleh musuh.” Ucap Marco setelah dia turun dari pohon.
Mereka segera mengambil dua ekor kuda yang mereka gunakan untuk sampai ke gua itu, kemudian dengan cepat menungganginya menuju Alinor. Perasaan Edwyn mulai berkecamuk selama dia tahu penyebab dari p*********n itu karena dirinya, dengan kekuatannya saat ini apa yang bisa dia lakukan selain menyerahkan diri kepada musuh agar tidak ada korban jiwa yang berjatuhan.
“ Jangan berpikir yang tidak-tidak, aku tahu kau sedang gelisah saat ini.” Sahut Marco sukses menyadarkan Edwyn saat itu.
“ Aku hanya berharap bisa memiliki kekuatan yang cukup untuk membantu kalian.” Ujarnya lirih.
“ Kau harus percaya diri, kuatkan tekadmu. Kau pasti bisa, percayalah.” Lontar Marco sedikit mengembalikan kepercayaan diri Edwyn.
Butuh waktu untuk dapat sampai di Alinor, ketika Edwyn dan Marco tiba disana mereka mendapati setengah dari kota itu sudah rata oleh tanah. Banyak korban yang telah meninggal dunia, dan sebagian dari mereka telah mengalami luka parah yang tidak dapat untuk melanjutkan pertarungan lagi.
Terlihat dua raksasa yang berwajah seram seperti hewan buas dengan bar bar menyerang seluruh kota dengan cara yang kasar, selain itu sosok misterius berjubah ikut menyerang dengan anak panah dan beberapa monster kecil yang ikut menyerang dengan sangat cepat.
“ Sebenarnya siapa mereka ini.?” Ucap Marco tak percaya dengan apa yang dia lihat.
Edwyn dan Marco sampai tak dapat berkata-kata lagi, kerusakan kota lebih parah dari sebelumnya. Bahkan saat ini sang ratu terlihat tak sadarkan diri di bawah sana, Edwyn segera berlari ke arahnya untuk membawa sang ratu ke tempat yang lebih aman.
“ Yang mulia bangunlah, yang mulia.” Panggil Edwyn berusaha menyadarkannya.
Perlahan tapi pasti Joana mulai membuka kedua matanya, dia bisa melihat Edwyn dan Marco di depannya yang terlihat sangat khawatir. Joana meminta maaf pada mereka karena telah gagal menyelamatkan kota dari serangan musuh.
Tiba-tiba saja kedatangan sosok baru dengan jubah merahnya muncul, dia membuka tudung kepala hingga memperlihatkan wajahnya. Rambut hitam yang panjang dengan kedua mata yang berwarna merah darah, kulit yang lebih pucat dari pada Alissa kini hadir di hadapan mereka semua.
“ Aku bisa membuat kota ini kembali seperti semua asal pria yang ada disana ikut bersamaku.” Lontar pria itu sambil menunjuk ke arah Edwyn.
Suasana seketika hening, angina berhembus sangat kencang menerbangkan segala sesuatu yang ada di sekitar tempat itu. Joana kemudian berusaha untuk bangkit dan ingin melindungi mereka dengan segala kekuatan yang dia miliki.
Namun sayangnya pria itu terlebih dulu mengerahkan kekuatannya dan membuat Joana saat ini dalam keadaan tercekik hingga melayang ke udara, Edwyn dan marco sudah berusaha memegang tubuhnya namun cekikan yang di hasilkan sangat kuat.
“ Hentikan, jangan menyakitinya lagi.” Sahut Edwyn dengan suara yang lantang.
“ Kau tahu harus menjawab apa.” Balas pria itu.
“ Baik, aku akan ikut bersamamu.” Jawab Edwyn kemudidan.
“ TIDAK SEMUDAH ITU BODOH.”
Suara teriakan itu berhasil membuat semuanya menoleh ke atas, mereka melihat seseorang yang jatuh dari atas langit menuju ke tempatnya. Hingga seorang gadis mendarat dengan sempurna dan berdiri di hadapan Edwyn, Marco, dan Joana setelah ia menyelamatkan Joana dari sihir pria itu.
“ Kau harus mengalahkan ku terlebih dulu.” Ucap gadis itu dengan penuh percaya diri.
Terlihat Edwyn yang sangat terkejut dengan kemunculan gadis itu, dia seakan tidak percaya dengan apa yang dia lihatnya. Dia bahkan meminta Marco untuk menyadarkannya, sosok yang berdiri di hadapannya saat ini adalah sosok yang di harapkan oleh Edwyn untuk datang sejak tadi.