Joana mengakhiri kisah panjangnya tentang semuanya di depan Edwyn, terlihat pria itu yang kesulitan berkata-kata lagi atas apa yang telah ia ketahui. Takdir macam apa yang telah membawanya datang ke tanah tempat ayahnya berkuasa, semua terasa sangat tidak mungkin namun inilah kenyataannya.
“ Kami tidak menyangka pertemuan kita hari ini adalah sebuah takdir, jika bukan takdir lalu ini bisa di sebut apa.?” Ucap Joana menatap Edwyn yang masih terlihat syok.
“ Ini tidak mungkin, ayahku adalah orang yang berbeda. Tidak mungkin dia berasal dari tempat ini, mungkin Altier yang di maksud adalah pria yang berbeda dengan ayahku.” Jelas Edwyn masih tidak dapat mempercayainya.
“ Kau mungkin terkejut dan merasa ini adalah hal yang mustahil, tapi kau harus tahu kalau kami para Allure memiliki kekuatan yang hampir menyamai para Elf dalam jangka usia. Kami tidak seabadi mereka, tapi kami bisa hidup cukup lama.”
“ Kau masih tidak percaya?? “ tanya Joana lirih.
“ Aku butuh waktu untuk menerima kenyataan ini, semuanya masih terasa mustahil untukku ku terima.” Jawabnya pelan.
“ Baiklah, aku tidak akan memaksamu untuk percaya sepenuhnya padaku. Tapi sepertinya buku-buku ini bisa membuatmu percaya, bahasa yang kami gunakan dalam membuat buku ini tidak jauh berbeda dari manusia biasa jadi kau bisa memahaminya dengan mudah.” Lanjut Joana setelah memberikan beberapa buku kepada Edwyn.
“ Terima kasih.”
“ Aku permisi, panggil penjaga jika kau membutuhkan sesuatu.”
Setelah Joana pergi meninggalkan Edwyn, pria itu lantas mengambil buku pemberian Joana dan membaca sampul halaman yang berjudul “ The History Of Alinor” dan “ The King Of Allure “ dua buku itu sangat menarik perhatian Edwyn dan membuatnya ingin segera membaca buku tersebut.
**
Selama kurang lebih dua hari Edwyn selesai membaca buku-buku pemberian Joana, banyak hal menarik yang dia dapatkan dalam buku tersebut. Kepercayaannya mengenai Allure dan sosok ayahnya pun semakin bertambah, dan selama dua hari ini juga dia sudah mempelajari kehidupan di Alinor yang jauh berbeda dari dunianya.
Di samping itu juga Edwyn mengetahui satu hal penting dari buku tersebut, bahwa mereka yang memiliki keturunan spesial Allure merupakan pembangkit kekuatan untuk para Elf agar kekuatan mereka tetap aktif jika berada di dunia manusia.
“ Apa itu sebabnya aku bisa membangkitkan kekuatan Alissa dan Erika? Karena darah keturunan ayahku sendiri.?” Benak Edwyn sambil menatap kedua telapak tangannya.
“ Bagaimana? Apa kau sudah mempercayai semuanya.?” Sahut Joana yang baru saja muncul dari balik pintu.
“ Setelah aku membacanya, aku sedikit percaya tentang semua ini. Tapi ada yang menjadi satu pertanyaan lagi yang ingin ku tahu darimu.” Sahut Edwyn sambil meletakkan buku terakhir yang ia baca barusan.
“ Apa yang ingin kau tanyakan lagi.?”
“ Saat ayahku datang untuk menyelamatkan ibuku, apa benar sosok misterius itu adalah dari ras Elf.?”
“ Kami menemukan senjata yang dia gunakan saat menusuk jantung Altier, senjata itu hanya di gunakan oleh bangsa mereka sehingga kami sangat percaya bahwa pelakunya adalah dari ras Elf itu sendiri.”
“ Apa kalian sudah mencaritahu soal itu? “
“ Kami sudah mencoba untuk menghubungi Valar setelah kejadian itu terjadi, namun mereka tidak mendengarkan keluhan kami dan semakin menutup rapat dunia mereka.”
“ Tapi tidak semua Elf itu jahat, mereka ada yang baik dan suka menolong.”
“ Bagi kami mereka semua sama, kami membenci mereka dan selamanya akan tetap seperti itu.”
Sewaktu kecil Edwyn selalu di ceritakan tentang semua makhluk mitologi oleh ibunya sampai dia juga sangat menggemari hal tersebut, fakta lain kini harus dia terima bahwa ayahnya telah di bunuh oleh ras Elf. Lalu apakah dia juga harus membenci para Elf itu? Bagaimana dengan hubungannya bersama Alissa dan yang lain, mereka adalah ras Elf yang sangat baik sejauh yang ia ketahui.
“ Sekarang beritahu aku, apa kau dari dunia para Elf itu karena di culik oleh mereka atau karena hal lain? Kami bisa membantumu melawan mereka jika kau ingin.”
“ Tidak, aku tidak di culik oleh mereka sama sekali. Justru mereka yang telah menyelamatkan aku.” Jawab Edwyn kemudian.
“ Mereka telah menyelamatkanmu.?”
“ Ya, adalah salah satu gadis Elf yang telah menyelamatkan hidupku, setidaknya sebanyak tiga kali aku hampir mati tapi dia dengan baik hati menyelamatkan aku, bahkan dia rela kekuatannya menghilang demi kehidupanku.”
“ Aku masih tidak percaya jika kau bertemu dengan Elf yang baik hati, kematian Altier akan selamanya menyimpan dendam untuk ras itu di hati kami.” Ujar Joana yang tetap pada pendiriannya.
Suara tiupan terompet baru saja membuat Joana menoleh dengan panik, suara yang hampir tidak pernah terdengar selama ini berhasil membuat dia dan semua warga Alinor panik dan segera mencari tempat yang aman.
“ Ada apa?” Tanya Edwyn penasaran.
“ Suara barusan menandakan bahwa Alinor sedang di serang oleh musuh. Kau tetap disini, aku akan menyuruh dua pengawal untuk melindungimu.” Titah Joana dan bergegas meninggalkan ruangan itu.
Edwyn tetap penasaran dan ingin melihat apa yang terjadi diluar sana, dia bisa melihat banyak orang yang berlari mencari perlindungan. Dia belum melihat serangan apa yang membuat Joana sampai panik, sesuatu tiba-tiba menarik lengannya dan itu membuat Edwyn sangat terkejut.
“ Kita harus pergi dari tempat ini.” Ucap pengawal yang membawa Edwyn keluar dari ruangan itu.
Edwyn mengenal suara dan wajah itu, dia menatapnya sambil berjalan dan berusaha menebak siapa pria itu.
“ Marco.?”
Pengawal itu menoleh dengan terkejut ke arahnya dan berkata.
“ Benar, namanku Marco. Tapi aku sama sekali tidak mengenalimu.” Jawabnya pelan.
“ Ini aku Edwyn, kita bertemu di bukit Hasselbrack kau ingat.?”
“ Aku tidak mengingatnya.”
Edwyn memaksa Marco untuk berhenti berjalan agar mereka dapat mengobrol dengan tenang, namun satu serangan yang menuju ke arah mereka membuat Marco dengan sigap melindungi Edwyn dari serangan tersebut.
“ Nanti saja, sebaiknya kita pergi ke tempat aman dulu.” Ujar pria itu setelah dia berhasil menyelamatkan Edwyn.
Edwyn pun hanya dapat mengangguk takut, serangan yang hampir membunuhnya bersama Marco di ketahui adalah sebuah anak panah yang bahkan bisa membuat tanah terbelah dengan hebatnya.
Ketika mereka berlari menuju sebuah bukit, tiba-tiba saja Edwyn mendengar suara tangisan bayi dari arah yang berlawanan, dia menoleh memastikan dimana sumber suara itu berasal.
Edwyn yakin bahwa suara itu berasal dari sebuah rumah yang setengah hancur sekitar dua meter dari tempatnya saat ini, ketika melihat ke belekang rupanya sudah ada beberapa musuh yang mendekat dan bersiap untuk menyerang rumah-rumah itu.
Dengan keberanian diri yang kuat Edwyn berlari ke arah rumah itu untuk menyelamatkan si bayi, dia tidak peduli ada bahaya yang mendekat. Begitu dia tiba di rumah tersebut, dia segera mencari keberadaan si bayi dan berhasil mendapatkannya bersama sang ibu yang sudah tak bernyawa lagi.
“ Aku akan menyelamatkan anakmu.” Ucap Edwyn segera menggendong bayi itu dan bergerak dengan cepat meninggalkan rumah tersebut.
Tepat saat Edwyn keluar dari rumah itu, serangan yang jauh lebih besar datang dan dengan sekuat tenaga dia berlari ke arah Marco yang ternyata sudah melindunginya sejak tadi di luar sana.
“ Cepat pergi ke arah bukit itu, aku akan menghalangi mereka untuk mendekat.” Ujar Marco di balas anggukan pelan dari Edwyn.
Selama pelariannya Edwyn terus melihat ke belakang, dia tidak tega membiarkan Marco sendirian mengatasi para musuh tersebut. Tapi keselamatan bayi yang ada di tangannya adalah yang utama, dia tidak boleh membiarkan si bayi dalam bahaya.
Setibanya di pengungsian bersama warga yang lainnya, Edwyn menyerahkan bayi yang telah dia selamatkan kepada salah satu warga yang juga telah memiliki anak. Kemudian dia ingin kembali ke tempat Marco berada, dia tidak bisa membiarkan pria itu sendirian menghadapi musuh yang begitu banyaknya.
Ketika menuruni bukit, dia mendapati prajurit Allure yang terluka dan tak bisa melawan lagi. Edwyn menghampirinya dan berusaha untuk membantunya bangkit, tapi prajurit itu berkata untuk tidak memperdulikannya dan fokus untuk menyelamatkan diri saja.
“ Kalau begitu serahkan senjatamu, biar aku yang melanjutkan perjuanganmu.” Kata Edwyn sungguh-sungguh.
Awalnya prajurit itu menolak untuk memberikan senjatanya karena dia tahu Edwyn adalah tamu ratu Joana dan tidak boleh sampai ikut dalam pertempuran ini, tapi dia bisa melihat kesungguhan Edwyn dari sorot matanya yang sangat berani sehingga dia memberikan senjata berupa busur dan anak panah khusus kepada Edwyn.
“ Aku akan membantu, kau tenang saja.” Ujar Edwyn setelah dia selesai memasang senjata di tubuhnya dan bergegas pergi dari sana.
Edwyn tidak pernah menggunakan busur sebelumnya, tapi dia mampu membidik sesuatu tepat sasaran dan dia berharap bisa menggunakannya dengan baik. Dari tempat Edwyn berdiri saat ini dia bisa melihat bagaimana Marco bertarung dengan para musuh.
Ada sekitar lima musuh yang mengepung Marco dan hampir membuatnya tersudut, perlahan namun pasti Edwyn mulai menggunakan busur itu dan mengarahkannya kepada mereka dengan penuh teliti.
Anak panah yang telah di lepaskan oleh Edwyn berhasil mengenai salah satu dari mereka, efek dari busur itu sangat kuat hingga berhasil membuat musuh jatuh. Mereka yang melihatnya pun heran, Edwyn bersembunyi dengan sangat baik sampai mereka tidak bisa melihat keberadaannya.
Hal itu di lakukan sampai lima kali hingga membuat mereka semua berhasil di lumpuhkan, kini Marco selamat dan dapat bernafas dengan lega sekarang. Edwyn pun muncul dan memerkan kemampuannya membuat semua musuh berhasil di kalahkan.
“ Jangan sombong dulu, masih banyak musuh yang harus di kalahkan.” Ujar Marco.
“ Oke, siapa takut.” Balasnya begitu besar kepala.
Edwyn dan Marco segera berpindah ke lokasi lain dimana musuh masih banyak menyerang perumahan warga, entah dari mana asal dan tujuan mereka datang ke Alinor yang kemudian membuat keributan sampai separah ini.
“ Edwyn di belakangmu.” Sahut Marco sukses membuat Edwyn dengan cekatan menghindari serangan dari mereka.
“ Terima kasih.” Ujar Edwyn memberikan jempolnya kepada Marco.
“ Kau harus lebih fokus.” Lontar Marco kemudian.
“ Aku hanya manusia biasa, jelas aku tidak secepat dirimu.” Balasnya ketus.
Di lokasi itu mereka berhasil mengalahkan musuh hanya berdua, tidak ada luka yang mereka dapat. Dan rupanya semua musuh telah berhasil di kalahkan, begitu pun di garis terdepan yang di pimpin oleh sang ratu.
Edwyn dan Marco menuju barisan depan dan mendengar penjelasan ratu Joana tentang makhluk yang datang menyerang tersebut, ada sekitar seratus makhluk dengan pakaian berjubah dengan persenjataan berupa busur yang datang secara misterius menyerang Alinor.
Saat ini sang ratu memperintahkan prajurit untuk melepaskan jubah tersebut agar mereka bisa melihat wujud asli dari mereka, setelah di buka mereka tidak menemukan apapun. Tepat ketika jubah itu di tarik saat itu juga wujud mereka langsung berubah menjadi debu, begitu pun dengan semuanya.
“ Makhluk apa ini.?”
Banyak yang bertanya-tanya tentang wujud asli makhluk tersebut, mereka datang secara misterius dan menghilang secara misterius pula. Banyak kerusakan yang telah mereka perbuat, dan sekarang tidak ada bukti kuat tentang mereka yang tersisa.
“ Semuanya, dengarkan aku. Sekarang kita tidak tahu kapan mereka akan datang menyerang, untuk itu perkuat keamanan dan lindungi mereka yang lemah serta jangan biarkan orang asing memasuki wilayah kita.” Ujar Joana langsung di balas kompak oleh semua prajurit.
**
Saat ini suasana di Alinor sudah membaik dan kembali normal, meskipun semua warga masih harus berlindung di pengungsian sampai perintah untuk kembali ke rumah mereka masing-masing di sampaikan oleh sang ratu.
Edwyn kembali menghampiri Marco, dia masih penasaran dengan pria itu yang tidak mengingatnya sama sekali. Dan saat Edwyn duduk di sebelahnya terlihat Marco yang menatapnya dengan heran.
“ Apa kau benar-benar tidak mengingatku?”
“ Aku tidak ingat.”
“ Kau pernah menjadi polisi hutan di dunia manusia, lebih tepatnya di bukit Hasselbrack. Kau yang membantuku dan Alissa waktu itu, kenapa kau bisa melupakannya.?”
“ Sebenarnya aku baru saja kembali ke Alinor sekitar dua bulan yang lalu, aku di temukan oleh salah satu prajurit di perbatasan Alinor dalam keadaan tak sadarkan diri. Kemudian saat aku tersadar, aku tidak ingat apapun selain jati diriku sebagai salah satu bagian dari ras Allure.” Jawabnya kemudian.
“ Sebenarnya apa yang telah terjadi saat kita berpisah waktu itu.?” Ucap Edwyn tak habis pikir.
“ Aku membutuhkan Alissa saat ini, dia bisa melihat apa yang terjadi kepadamu. Tapi mustahil membawanya kemari, belum lagi kejadian ini yang tiba-tiba menimpa mereka. Sekarang apa yang harus ku lakukan? Apa aku harus pergi saja atau tetap tinggal disini.?” Benak Edwyn bingung.