The Black Market

1692 Kata
Alissa dan Edwyn di bawa oleh pria itu ke suatu tempat yang sepi, dimana mereka harus masuk ke dalam sebuah gang kemudian sebuah bangunan tua dengan pintu besi di depannya. Setelah mereka masuk ke dalam, pria itu menutup pintunya dengan rapat seolah-olah tidak boleh ada yang masuk ke dalam sana selain mereka bertiga. “ Kenapa kau membawa kami kemari.?” Tanya Alissa bingung dan menaruh sedikit rasa waspada kepadanya. “ Jangan pernah membahas tentang pasar gelap di luar sana, kau beruntung karena menyebutnya di depanku. Jika orang lain yang kau hadapi, kalian mungkin akan mati.” Ujar pria itu seketika membuat Alissa terkejut. “ Kenapa tidak boleh di sebut.?” Tanya Alissa. “ Pasar gelap merupakan tempat yang sangat illegal, pemerintah dan kepolisian tidak bisa menemukan lokasi pasar gelap di kota ini karena masyarakat disini sangat menjaganya. Itu sebabnya kita tidak boleh asal menyebut kata pasar gelap di luar sana, kalian paham sekarang.?” “ Lalu apa kau tahu lokasi pasar gelap itu berada.?” Tanya Alissa lagi. “ Kalian berdua terlihat masih sangat muda, ada urusan apa kalian ingin kesana.?” Sahut pria itu kemudian. “ Ada sesuatu yang ingin ku cari disana, aku jauh-jauh datang ke Jerman untuk ke tempat itu. Apa kau bisa membantu kami untuk masuk kesana.?” Pinta Alissa. “ Aku bisa saja membawa kalian kesana, tapi aku tidak akan ikut campur jika kalian terlibat masalah di dalam.” Ujarnya sambil membakar ujung batang rokoknya. “ Tidak akan, kami tidak akan merepotkanmu soal itu.” Balas Alissa cepat. “ Namaku Jake, aku merupakan salah satu pedagang di pasar gelap. Tapi hari ini aku sedang tidak menjual apapun karena barang dagangan ku belum tiba, karena kalian ingin kesana maka aku akan menemani kalian ke lokasi pasar gelap tersebut.” Lanjut Jake lirih. ** Alissa, Edwyn, dan Jake tiba di satu lokasi yang sangat tertutup dan akses masuknya pun harus melalui seseorang yang menyamar sebagai pengemis yang kemudian mereka memberikan selembar uang kepadanya agar dapat masuk ke dalam. Peraturan nomor satu di sebutkan bahwa mereka tidak boleh melakukan percakapan pada beberapa orang di dalam sana kecuali jika mereka ingin membeli sesuatu, dan peraturan nomor dua mereka tidak boleh sering melakukan kontak mata karena hal itu di anggap mencurigakan. Setelah mendapat peraturan yang harus di lakukan di dalam, Jake pun melepas mereka berdua. Selanjutnya Alissa dan Edwyn memasuki tempat itu dan setelah melewati sebuah pintu terakhir mereka pun dapat melihat aktivitas jual beli yang sangat besar di sana. Dari atas sana mereka dapat melihat para manusia menjual berbagai macam barang, tak hanya itu mereka juga menjual hewan dan manusia. Tak heran jika tempat itu di sebut pasar gelap dan jauh dari campur tangan pemerintah dan kepolisian. “ Tugas kita sekarang adalah mencari seseorang yang telah menjual Aerox, aku yakin dia ada di sini.” Bisik Alissa kemudian di balas anggukan pelan dari Edwyn. Mereka pun berpisah ke arah yang berlawanan, sesuai perintah dari Jake mereka tidak akan melakukan dua larangan yang di sebutkan sehingga mereka terus berjalan menunduk dan membiarkan telinga mereka yang bertugas untuk mendengarkan beberapa percakapan yang terdengar di sekitar tempat itu. “ Kapan makhluk bersayap itu datang? Pelangganku sudah menelpon untuk membayarnya dengan harga tinggi jika mereka tiba hari ini.” Alissa menoleh saat mendengar seorang pria sedang mengobrol melalui telponnya, Alissa mengerti bahasa yang di gunakan oleh pria itu sehingga dia memperlambat langkahnya agar dapat mendengar percakapannya sampai selesai. “ Berapa banyak yang akan masuk hari ini? Lima? Oke, kita akan bertemu di pintu masuk sekitar pukul 5 sore nanti.” Melihat sedang di perhatikan oleh seseorang, pria itu menoleh dan mendapati Alissa yang sedang menatapnya dengan tatapan aneh. Namun Alissa kemudian mengalihkan pandangannya dan kembali berjalan, keduanya sama-sama berpikir jika mereka tidak saling tahu dengan percakapan barusan. Alissa melihat sekitar untuk menemukan jam, dia harus tahu jam berapa sekarang untuk bisa mengecek makhluk bersayap yang di katakana oleh pria itu, mendengarnya barusan membuat Alissa yakin jika makhluk bersayap yang di maksud adalah peri hutan dan bisa saja teman-temannya ada di antara mereka. “ Hey nona, mau belanja di toko kami.” Tawar seorang pria berjanggut pada Alissa. Alissa melirik toko pria itu dan melihat berbagai jenis aksesoris yang jika di lihat hanya toko itu yang menjual barang-barang normal, melihat sebuah jam tangan akhirnya Alissa mendekat dan ingin membelinya. “ Aku ingin membeli jam tangan ini.” Ucapnya sambil menunjuk jam tangan berwarna gold. “ Apa kau tersesat.?” Tanya penjual itu menatapnya dengan senyuman. “ Tidak, aku datang untuk membeli sesuatu disini.” Jawab Alissa polos. “ Ini bukan toko aksesoris seperti yang kau kira nona, semua yang tertera di meja hanyalah pajangan. Aku tidak menjual aksesoris.” “ Lalu apa yang kau jual.?” “ Obat-obatan terlarang, apa kau menginginkannya.?” Alissa tidak mengerti dengan obat-obatan terlarang yang di katakana pria itu, namun dia hanya ingin membeli jam tangan yang ada di toko itu dan pergi. Penjualnya merasa bingung dan juga kasihan, karena Alissa sangat cantik akhirnya dia memberikan jam itu secara Cuma-Cuma. “ Terima kasih.” Ucap Alissa dan bergegas pergi. Alissa melihat di jam tangan itu sekarang sudah menunjukkan pukul 3 sore, itu artinya tinggal beberapa jam lagi pria itu bertemu dengan seseorang yang mengantar pesanannya. Alissa harus segera menemui Edwyn dan bergerak mengintai pria sebelumnya. ** Sementara itu di tempat lain, saat ini Edwyn sedang berjalan sendirian mengamati situasi di pasar gelap yang menyediakan berbagai macam hal aneh dan menakutkan baginya. Dia berada di tempat yang menjual barang-barang tak wajar, mulai dari hewan aneh, organ tubuh manusia, hingga pesenjataan yang jika di lihat saja sudah membuatnya bergidik ketakutan. “ Selamatkan aku.” Edwyn menoleh ke samping saat melihat seorang wanita di dalam kurungan sedang menatapnya, dia mendengar suara itu tapi tidak mengetahui dari mana asalnya. “ Kau pria berambut hitam, aku yang sekarang sedang melihatmu.” Edwyn terkejut dia bisa mendengar wanita itu bicara meskipun dia tidak menggerakkan mulutnya sama sekali, kemudian Edwyn sadar jika wanita itu bukanlah seorang manusia melainkan sama seperti Alissa. “ Bagaimana aku bisa menolongmu.?” Benak Edwyn bingung. “ Mereka akan mengirimku ke luar negeri pukul 5 sore nanti, kau bisa menyelamatkan aku sebelum mereka membawaku pergi.” Edwyn di buat terkejut karena wanita itu bisa mendengar isi hatinya barusan. “ Apa kau juga seorang Elf.?” “ Bagaimana kau tau soal itu.?” “ Aku juga memiliki teman yang sepertimu, dia ada disini sekarang.” “ Dia bisa menyelamatkan aku, dia memiliki kekuatan kan.?” “ Kekuatannya tiba-tiba menghilang entah karena apa, jika dia masih memilikinya akan sangat mudah membawa mu pergi dari sini.” “ Hey, apa yang kau lihat. Pergi dari sana, atau kau akan ku bunuh.” Seorang pria tiba-tiba muncul dan mendorong Edwyn ke tanah. Edwyn memohon ampun dengan bahasa inggris yang diaa tahu, dia berjanji akan pergi namun sebelum itu dia memberi kode pada wanita di dalam kurungan jika dia akan kembali bersama Alissa nanti. ** Alissa berusaha mencari Edwyn dimana-mana namun dia tidak berhasil menemukannya, sekarang sudah pukul setengah lima dan sudah waktunya transaksi gelap itu di lakukan. Alissa tidak punya waktu untuk mencari Edwyn, dia harus ke pintu masuk sekarang untuk menggagalkan transaksi mereka. Sekarang Alissa sudah bersembunyi di tempat terbaik, dia melihat pria yang menjadi targetnya sudah muncul dan tak lama setelah itu ada dua orang yang membawa satu box berukuran sedang yang di tutup oleh kain kemudian di serahkan kepada pria itu. “ Terima kasih atas kerja samanya.” Ujar pria itu. Alissa sudah sangat curiga jika di dalam box itu adalah teman-teman perinya, dia harus segera merebut box itu tapi bagaimana caranya? Jika seandainya dia memiliki kekuatan, maka akan sangat mudah baginya. Mereka telah menyelesaikan transaksi dan pria itu segera membawa box tersebut ke tempatnya, diam-diam Alissa mengikutinya dan tiba-tiba saja pria itu beralih ke sebuah ruangan yang mencurigakan. Alissa melihat ada tulisan di larang masuk, tapi dia tidak peduli dan tetap masuk ke dalam sana. Alissa memasuki tempat itu dan dia sudah tidak melihat pria itu lagi, saat dia menoleh rupanya box itu dia simpan di atas sebuah meja dan ternyata pria tersebut masuk ke dalam sebuah toilet sehingga ini adalah kesempatan Alissa untuk mengecek isinya. Saat kain penutup di buka dan dia mengintip ke dalam box, rupanya yang ada di dalam sana bukanlah peri melainkan seekor burung langkah. Alissa tidak menyangka jika pria itu menyebut burung ini sebagai makluk bersayap, alhasil dia telah salah paham dengan semua ini. “ Siapa kau?” Suara itu mengejutkan Alissa, dia pun segera pergi dari sana. Alissa masih mendengar suara dari pria itu yang meneriakinya sebagai pencuri, dia tidak peduli dan tetap berlari sejauh yang dia bisa. Kemudian Alissa di buat terkejut karena tiba-tiba ada yang menarik tangannya. Alissa hampir berontak jika saja dia tidak melihat wajah dari si penaik, ternyata Edwyn yang membawanya untuk bersembunyi. Mereka bersembunyi di balik sebuah dinding, tidak ada yang bisa melihat mereka bahkan pria yang mengejar Alissa barusan. “ Apa yang terjadi? kenapa pria itu mengejarmu.?” Tanya Edwyn penasaran. “ Aku sudah salah paham, aku mengira pria itu menjual para peri. Ternyata setelah ku cek hanya beberapa ekor burung.” Jawabnya sambil mengatur nafas yang tersengal-sengal. “ Lupakan soal itu, kau harus melihat ini.” Edwyn menarik tangan Alissa menuju tempat dimana sebelumnya Alissa menyaksiakan transaksi pria barusan. Ada sekitar lima orang baru saja menarik sebuah kurungan berukuran besar keluar dari pasar gelap itu, Edwyn kemudian menjelaskan bahwa makluk yang berada di dalam kurungan adalah seorang Elf sepertinya. Mendengar hal itu tentu saja membuat Alissa terkejut, dia ingin segera menghampiri mereka namun Edwyn menahannya. “ Kita tidak boleh gegabah. Ini masalah yang sangat berbahaya jika kita maju tanpa strategi.” Ujar Edwyn berusaha meyakinkan Alissa. “ Tapi kita tidak bisa tinggal diam, dia akan di bawa oleh orang-orang jahat itu.” Balas Alissa tak bisa tinggal diam begitu saja. “ Dia akan di bawa ke pelabuhan, kita bisa membawanya pergi tapi jangan di tempat ini.” Ujar Edwyn kemudian. Alissa hanya bisa mengangguk pelan, sebelum mengikuti orang-orang itu dia melirik ke belakang sambil mengepal kedua tangannya. Dalam benak Alissa sangat tidak menyukai tempat itu, dia berjanji akan datang lagi dan menyelamatkan semua makhluk yang di perjual belikan secara illegal tersebut.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN