Sihir Hitam

1973 Kata
Perjalanan menuju Berg memakan waktu satu hari satu malam, meskipun Aerox memiliki kekuatan yang hebat dengan cara terbang yang sangat cepat mengalahi pesawat terbang tapi dia tetap memiliki batas yang membuatnya harus beristirahat. Karena Aerox telah mendapatkan sihir kutukan dari seseorang hal ini juga yang menyebabkan kekuatannya pun terbatas, alhasil Alissa dan Edwyn memutuskan untuk mendarat di sebuah hutan untuk mereka bisa istirahat. Hanya hutan saat ini tempat yang terbaik untuk mereka beristirahat, selain untuk menyembunyikan identitas Aerox dan Alissa, mereka juga bisa menghemat uang. Beberapa hari terakhir ini mereka banyak mengeluarkan uang dan sudah waktunya bagi mereka untuk mencari uang lagi. Di tengah-tengah hutan yang sepi mereka bertiga berkumpul mengelilingi api unggun buatan Edwyn, mala mini sangat dingin sehingga mereka harus menghangatkan tubuh mereka di dekat api unggun tersebut. Edwyn biasanya takut dengan hewan buas, namun karena ada Aerox dia merasa sedikit aman. Tidak aka nada satu hewan buas pun di hutan itu yang berani mendekati mereka jika melihat wujud Aerox yang sangat menakutkan. “ Kita hanya ada sepotong roti untuk di makan mala mini.” Kata Alissa sambil membagikan roti kepada Edwyn dan Aerox. “ Tidak apa-apa, dulu sebelum bertemu denganmu aku sudah terbiasa tidak makan malam.” Balas Edwyn sambil menyobek roti itu dan memasukannya ke dalam mulut. “ Kenapa? Kau ingin diet seperti orang-orang.?” Tanya Alissa. “ Aku orang miskin, tidak selalu punya uang dan bahan makanan. Kau tahu sendiri aku tidak punya pekerjaan tetap kan.” “ Jadi setelah ada aku, apa kau sudah tidak merasakan hal itu lagi.” “ Tentu saja, aku beruntung bertemu denganmu.” Alissa tersenyum mendengarnya, dia pun tersadar dan mulai menghilangkan senyumannya barusan. Alissa mulai memakan roti di tangannya sambil menyaksikan bagaimana api unggun itu melahap kayu sehingga menimbulkan kobaran yang lebih besar. ** Keesokan paginya, Alissa dan Edwyn sudah bangun dalam keadaan segar. Sementara itu Aerox terlihat sedang bermain bersama beberapa kupu-kupu hutan, sangat aneh telihat jika hewan besar sepertinya bermain bersama hewan kecil. “ Dia terlihat seperti seekor kucing sekarang.” Gumam Edwyn dan langsung mendapat sinisan mata tajam dari Aerox. “ Dia tahu apa yang ku katakana.?” Tanya Edwyn pada Alissa. “ Meskipun dia tidak bisa berbicara tapi dia paham dengan apa yang kau katakan.” Balas Alissa terkekeh. “ Aku akan ke sungai, kau tunggu disini dan jaga Aerox untukku.” Lanjut Alissa di balas anggukan pelan dari pria itu. Edwyn mencoba untuk menghampiri Aerox namun hewan itu kembali menggeram ke arahnya, Edwyn tak mau menyerah untuk mendapatkan perhatian Aerox dia pun mencoba segala cara. “ Apa kau masih tidak percaya padaku? Aku tidak seperti mereka yang menyakitimu, aku manusia baik.” Sahut Edwyn namun Aerox hanya diam dan lebih senang menjilati tubuhnya layaknya seekor singa. “ Kau persis seperti Alissa, butuh waktu untuk dia bisa percaya padaku. Kalau begitu aku akan menunggu sampai kau mau berteman denganku.” Lontar Edwyn kemudian. Edwyn tak sengaja melihat pakaian Alissa di atas batu, dia tahu kalau tujuan Alissa ke sungai adalah untuk mandi. Melihat hal itu dia pun segera mengambilnya dan berniat untuk mengantarkannya pada gadis itu. Setibanya di tepi sungai, Edwyn di buat membeku melihat Alissa dari belakang dengan punggung yang sangat indah. Edwyn tidak bisa menutup mulutnya saking terpesona dengan keindahan tubuh gadis itu, dia sampai lupa dengan tujuannya datang. Suara Aerox yang tiba-tiba terdengar di sebelahnya membuat Alissa menoleh, dia terkejut karena ada Edwyn juga di belakangnya sehingga membuat gadis itu terjatuh dan masuk ke dalam air. Rupanya Aerox sengaja menimbulkan suara agar Edwyn ketahuan sedang mengintip Alissa, pria itu langsung menoleh ke balakang tak berani mendengar Alissa yang sudah marah-marah kepadanya. “ Aku hanya ingin membawakan pakaianmu saja, aku benar-benar tidak ada niatan untuk mengintip.” Sahut Edwyn sambil menunjukkan pakaian Alissa. “ Letakkan saja di asana.” Balas Alissa dengan nada yang sangat menakutkan. Edwyn pun meletakkannya disana dan kemudian dia bergegas pergi, melihat Aerox yang masih disana membuatnya ikut menarik hewan itu pergi bersamanya. Bagaimana pun juga Aerox adalah jantan sehingga dia tidak pantas berada disana. “ Biarkan saja, dia hanya seekor hewan.” Sahut Alissa dan alhasil membuat Edwyn pergi seorang diri. ** Edwyn masih takut pada tatapan tajam Alissa setelah dia kembali dari sungai, pria itu hanya dapat diam menunduk di tempatnya. Sementara Aerox terlihat mengejeknya dengan penuh kemenangan. “ Kita harus ke pasar untuk belanja makanan, Aerox membutuhkan daging supaya dia bisa membawa kita ke Berg secepatnya.” Sahut Alissa spontan membuat Edwyn bangkit dari tempatnya. Aerox pu harus berubah menjadi seekor anjing untuk bisa pergi bersama mereka, beruntung di dekat hutan terdapat sebuah desa sehingga mereka bisa kesana untuk membeli bahan makanan. Setibanya di pasar, keduanya terlihat risih saat berjalan menelusuri pasar sebab semua mata tertuju pada mereka kemana pun mereka jalan dan berhenti. Edwyn berpikir jika respon orang-orang terhadapnya karena mereka adalah orang baru di tempat itu, sedangkan Alissa merasa tetap waspada kepada mereka yang melihatnya. Keduanya tiba di penjual daging, harga satu daging terbilang sangat mahal sedangkan uang mereka tidak begitu banyak. Aerox menatap mereka dengan tatapan sedih, dia juga ingin makan daging namun mengetahui keuangan Edwyn dan Alissa tidak mencukupi hanya dapat membuatnya pasrah. “ Beri aku beberapa daging, aku menukarnya dengan emas ini.” Alissa memberikan sebuah gelang yang tidak pernah dia lepas selama ini, gelang emas itu adalah gelang kerajaan yang bernilai sangat tinggi jika di uangkan. “ Apa ini emas asli.?” Tanya penjual itu meragukan. “ Kau bisa mengeceknya terlebih dulu.” Balas Alissa. “ Apa kau yakin akan menukarnya dengan emas itu?” Bisik Edwyn. “ Tidak apa-apa, demi Aerox bisa makan daging.” Jawabnya dengan senyuman. Dengan emas itu Alissa bisa mendapat banyak daging segar, sisanya pun penjual itu memberikan uang kepada mereka setelah mengetahui nilai emas itu sangat tinggi jika di jual kembali. Setelah mereka selesai berbelanja, tiba saatnya untuk kembali ke hutan. Namun tiba-tiba saja ada seorang wanita dengan pakaian aneh memanggil mereka, Edwyn tahu jika wanita itu adalah peramal gadungan yang menjual kebohongan untuk mendapatkan uang sehingga dia menarik Alissa untuk segera pergi. “ Aku tahu anjing itu bukanlah seekor anjing biasa.” Sahutnya yang membuat Alissa menoleh ke arahnya lagi. Alissa menahan langkahnya yang kemudian memutar tubuhnya untuk kembali ke wanita peramal itu, meskipun Edwyn sudah berkata bahwa dia adalah penipu namun tak bisa membuat Alissa untuk pergi menhampirinya. “ Apa yang kau katakana barusan.?” Tanya Alissa ingin memperjelasnya kembali. “ Anjing itu bukan seekor anjing, dan kamu pun bukan seorang manusia.” Lontarnya lagi. “ Bagaimana kau tahu.?” Wanita itu mengetuk sebuah kotak dimana dia memberikan isyarat kepada Alissa untuk membayarnya terlebih dulu, tanpa tunggu lama Alissa pun memasukkan uangnya ke dalam kotak itu agar si wanita dapat meramalnya lagi. “ Apa yang ingin aku lakukan pada kalian.?” Tanya wanita itu. “ Aku hanya ingin tahu dari mana kau bisa tahu kalau aku bukan manusia.?” “ Aku bisa melihat aura di sekitar tubuh kalian, kau memiliki aura cahaya yang sangat kuat sedangkan anjing itu memiliki aura hitam pekat yang menyelimutinya.” Jawab wanita itu lagi. Alissa melirik Aerox dengan cemas, Aerox adalah hewan peliharaan Valar dan dia tidak mungkin memiliki aura hitam pekat seperti yang di katakana oleh wanita itu. “ Sebuah sihir hitam telah merasuki sebagian tubuhnya, dia di kendalikan oleh sihir itu. Namun untuk saat ini sihir itu terkunci, besar kemungkinan sihirnya akan terbuka dan menguasai tubuhnya secara menyeluruh.” Alissa percaya dengan apa yang di katakana oleh wanita itu, sejak awal dia sudah curiga bahwa Aerox mendapatkan sihir dari seseorang. Mengetahui sihir itu terkunci dan akan terbuka suatu saat membuat Alissa takut, dia harus mencari cara untuk mematahkan sihir tersebut. “ Boleh ramal aku sekali lagi.” Pinta Alissa . “ Berikan tanganmu padaku.” Kata wanita itu dan Alissa pun segera memberikan tangannya pada wanita tersebut. Terlihat wanita itu yang mulai menutup kedua matanya sambil merabah tangan Alissa, butuh waktu beberapa menit sampai akhirnya wanita itu membuka kedua matanya. Namun yang pertama kali dia lihat bukanlah Alissa, melainkan Edwyn. “ Tetap bersamanya jika kau ingin hidup lebih lama.” Ucap wanita itu membuat Alissa ikut melirik Edwyn. “ Apa maksudnya? Apa aku akan mati .?” Tanya Alissa. “ Kau hanya perlu berada di sampingnya, sudah cukup ramalan kali ini kau bisa pergi.” Lanjut wanita itu menyuruh Alissa pergi secepatnya. “ Tapi aku belum selesai.” “ Pergi sekarang, tinggalkan tempat ini atau kalian akan mendapat masalah besar.” Edwyn percaya pada ucapan wanita itu dan segera membawa Alissa dan Aerox meninggalkan desa, hal itu di percaya Edwyn setelah dia melihat keramaian di ujung sana dimana ada sekumpulan polisi yang mungkin saja sedang mencari mereka. ** Kembalinya di hutan, Alissa dan Edwyn segera mengemas barang-barang mereka kembali untuk segera meninggalkan hutan itu. Keberadaan polisi di pasar tadi membuktikan bahwa pencarian mereka berdua di lakukan secara besar-besaran, dengan kekuatan Alissa yang tidak aktif akan sangat sulit untuk berhadapan dengan mereka sehingga cara satu-satunya hanyalah melarikan diri sejauh mungkin. Aerox juga sudah memakan makanannya sehingga membuatnya dapat terbang kembali, dan setelah mereka selesai waktunya untuk meninggalkan hutan. Alissa naik ke atas punggung Aerox dengan ekspresi yang berbeda sejak tadi. “ Ada apa? Kenapa kau terlihat begitu gelisah.?” Tanya Edwyn penasaran. “ Apa kau percaya dengan ramalan wanita itu.?” Alissa bertanya balik pada Edwyn. “ Awalnya tidak, tapi setelah dia berkata kau tidak boleh jauh dariku entah mengapa aku langsung percaya padanya.” “ Kenapa?” “ Aku adalah sumber kekuatanmu bisa aktif kembali, bukan kah itu masuk akal? Kau akan tetap kuat jika di sampingku, sebaliknya jika kita jauh mungkin saja kau akan mendapat masalah dan ramalan wanita itu bisa menjadi kenyataan.” “ Tapi bagaimana dengan aku yang sekarang? Aku tidak bisa menggunakan kekuatanku meskipun kau ada di sampingku.” “ Kita pasti bisa mencaritahu tentang kekuatanmu itu, sekarang kita fokus melarikan diri ke tempat yang aman saja.” Ucap Edwyn sambil menyentuh tangan Alissa. Alissa melirik tangan Edwyn yang menyentuhnya kemudian dia beralih menatap Edwyn, seketika pria itu langsung menarik tangannya kembali dan fokus menatap ke depan. Edwyn mengira Alissa tidak suka di sentuh, namun justru sebaliknya Alissa merasa malu dengan sikap Edwyn barusan. “ Ayo Aerox bawa kami ke Berg secepatnya.” Titah Edwyn namun Aerox meraung keras yang artinya tidak akan mendengarkan perintah Edwyn sama sekali. Alissa tertawa mendengarnya, melihat hubungan Edwyn dan Aerox yang tidak akur itu justru membuatnya terhibur. Aerox masih sangat sensitive terhadap Edwyn karena dia adalah manusia, namun di samping itu dia juga percaya pada Edwyn kalau Edwyn adalah manusia yang baik. Mereka sudah terbang cukup jauh meninggalkan hutan tempat terakhir kali mereka singgah, semua aman-aman saja sampai pada akhirnya Aerox kehilangan kendali sehingga membuatnya jatuh ke bawah. Edwyn menarik Alissa ke dalam pelukannya agar membuat gadis itu tidak terluka ketika mereka jatuh, Aerox yang masih bisa mengendalikan diri berusaha mendarat dengan baik agar Edwyn dan Alissa tidak terluka. Hingga akhirnya Aerox jatuh di sebuah ladang gandum milik warga yang membuat lahannya rusak parah, Edwyn dan Alissa terlihat baik-baik saja karena Aerox dapat mendarat dengan sempurna. Kondisi burung itu tampak berbeda, Aerox meringis kesakitan dan memberitahu Alissa bahwa sakitnya berasal dari dalam tubuhnya. Alissa tidak bisa menyembuhkannya tanpa kekuatan yang dia miliki, sementara itu terdengar suara seseorang yang datang menegur mereka dari arah belakang. Edwyn dan Alissa berusaha melindungi Aerox, sementara wanita yang terkejut melihat mereka hanya dapat terdiam seribu bahasa saking terkejutnya dengan apa yang dia lihat saat ini. Rupanya mereka mendarat di salah satu ladang milik seorang wanita yang kebetulan hidup sendirian di tempat itu, dia tahu kalau Alissa dan Edwyn takut padanya sehingga dia menunjukkan sikap pedulinya untuk membantu Aerox yang saat ini terluka. “ Jangan takut, perkenalkan namaku Alice. Dan aku tidak akan berbuat apapun pada kalian, sepertinya hewan itu terluka dan kebetulan aku adalah seorang dokter hewan di desa ini.” Ucapnya yang membuat Alissa dan Edwyn saling menatap satu sama lain.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN