Tujuan Selanjutnya

1165 Kata
Alissa dan Edwyn di bawa oleh Sean menuju suatu dimensi yang dia buat menggunakan kekuatannya, sebuah pintu yang dia munculkan dimana pintu tersebut sangat persis dengan pintu kemana saja yang di jumpai Alissa di istana Sandora. Kemudian Sean memberitahu Alissa bahwa pintu kemana saja di buat oleh para penyihir yang kemudian di jadikan akses untuk kemana saja bagi kerajaan yang ada di dunia para Elf. Kini mereka sudah tiba di suatu tempat yang sangat gelap, suasana disana akan terus menjadi malam hari dan tidak pernah menjadi siang ungkap Sean. Setibanya mereka di dalam sebuah kastil tua, Sean menyuruh mereka untuk duduk di atas sebuah kursi kayu dan pandangan keduanya sejak tadi fokus memperhatikan bangunan dan benda-benda aneh yang ada di ruangan itu. “ Dimensi yang hanya di ciptakan untuk para penyihir di sebut dengan Rohan, namun aku menciptakan dimensiku sendiri untuk berlindung dari setiap bahaya yang mungkin akan mengincarku. Dan inilah dimensi yang ku ciptakan, aku menyebutnya Eirene.” Jelas Sean. “ Kenapa kau menciptakan dimensi mu sendiri? Bagaimana dengan para penyihir yang lain.?” Tanya Alissa. “ Dulu saat dunia ini masih bersatu, kami para penyihir di bebaskan hidup dimana pun kami inginkan. Asal kalian tahu, kekuatan para penyihir di atas para Elf dan saat itu keberadaan kami menjadi ancaman bagi mereka sehingga para Valar membuatkan kami dunia untuk kami seperti yang ku sebutkan barusan jika dunia itu bernama Rohan.” “ Semua berubah ketika perpecahan tiga ras Elf, kami menjadi sekutu di antara ketiga ras dan saat itu aku memutuskan untuk bergabung bersama ras Eldar. Tapi sayangnya hanya satu ras yang di perbolehkan tinggal di tempat yang layak, dan itu adalah ras Qalaquendi. Ras Moriquendi di asingkan ke dunia manusia, sedangkan ras Eldar di berikan tempat yang terpencil. Aku yang memtuskan untuk pergi, kemudian bersatu bersama ras Moriquendi sialan itu.” “ Apa yang terjadi saat kau bergabung bersama mereka.?” “ Aku termakan oleh ambisi si pemimpin ras itu, kami di manfaatkan dengan mudahnya oleh mereka. Sekitar sepuluh dari para pemyihir yang tersisa hanya dua yang di biarkan hidup, aku dan penyihir hitam yang masih bersama mereka saat ini.” “ Kenapa kau tidak bertahan bersama mereka jika kau merasa hidupmu akan tetap terancam.?” Tanya Edwyn. “ Aku masih percaya semua bisa di selesaikan dengan baik, aku tidak ingin jatuh ke dalam dosa yang dia buat. Untuk itu aku pergi dari Rohan, dan mencoba bertahan sampai waktu aku bisa bertemu dengan seseorang yang bisa mengagalkan ambisinya itu.” Jelas Sean. “ Jadi sebenarnya apa tujuan asli dari pemimpin Moriquendi itu? “ Tanya Alissa lagi. “ Dia ingin menguasai seluruh dunia, dia ingin mewujudkan dunia yang dia inginkan dengan ambisi gilanya itu. Aku sudah menunggu seseorang datang untuk mengalahkannya, dan apa yang telah ku lihat kini terwujud. Aku melihat harapan di kalian berdua, dunia ini bisa tetap damai jika kalian menghentikan keinginan gila elf Moriquendi itu.” “ Kenapa dia tidak melakukannya sejak lama? Kenapa baru sekarang dia mulai bergerak.?” “ Itu karena membutuhkan waktu yang sangat lama untuk membangkitkan kekuatan yang besar, pemimpin mereka tidak bodoh. Semua akan dia lakukan untuk mewujudkan keingingannya itu, dia bahkan rela mengorbankan putranya sendiri untuk menjadi mata-mata di dunia para Elf selama ini.” “ Mata-mata? Siapa yang kau maksud mata-mata.?” “ Kau mungkin mengenalinya, dia adalah Andrew. Putra dari pemimpin Moriquendi yang merupakan mata-mata selama ini, dia yang sudah beranjak dewasa kini kembali ke ayahnya untuk melanjutkan rencananya tersebut.” “ Tunggu, Andrew adalah pelayan di istana Sandora.” Potong Alissa. “ Benar, ayahnya telah menghamili salah satu wanita Calaquendi dan membiarkan putranya itu tumbuh besar di Sandora sampai waktunya tiba untuk dia kembali kepada ayahnya.” Alissa sekarang mengerti mengapa Andrew terkadang bersikap sangat baik padanya, dia banyak tahu soal apapun dan tentang pintu kemana saja yang bahkan hampir semua yang ada di istana tidak tahu keberadaan pintu itu di simpan. “ Kau mungkin tahu soal pohon kekuatan itu kan? Apa kau tahu siapa yang membawamu kesana.?” Lontar Sean kemudian. “ Dia adalah salah satu peri yang hidup di Sabaody, dia mengaku jika ada sosok yang menculik peri hutan disana sehingga aku kesana untuk menolong. Tapi yang terjadi aku mendekati pohon kekuatan itu dan semua terjadi sangat cepat, aku bangun dalam keadaan sudah tumbuh menjadi wanita dewasa dan kejadian aneh semakin banyak terjadi kepadaku.” “ Dia adalah Andrew yang menyamar sebagai peri, dia sengaja membuatmu mengaktifkan pohon itu untuk mendapatkan kekuatan. Bagi mereka yang berada di dekat pohon dan membaca mantra maka akan di berkati kekuatan yang sangat hebat dan setara dengan para Valar.” Ungkap Sean benar-benar mengejutkan Alissa. Teka teki mulai terjawab dan semua pertanyaan hampir terjawab dengan sempurna, sekarang Alissa paham dan tahu tujuan sebenarnya yang harus dia ambil seperti apa. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika dia tidak bertemu dengan Sean, mungkin teka teki itu tidak akan pernah tejawab sampai kapan pun. “ Kau bilang di awal jika kau akan membimbing kami untuk menggagalkan rencana pemimpin dari Elf Moriquendi itu, dan aku bersedia melakukannya.” Ungkap Alissa sungguh-sungguh. ** Di sebuah tempat yang sangat jauh dari peradaban manusia dan makhluk lainnya, sebuah kastil tua yang terlihat begitu suram dan menakutkan dimana kastil tersebut di jaga ketat oleh beberapa pasukan penyerang yang menyerupai monster bertaring tajam. Mereka di sebut Oars makhluk bertaring yang sangat haus akan pertempuran, mereka berjumlah sangat banyak dan memiliki level tingkah kehancuran yang berbeda-beda. Oars yang memiliki kekuatan level tinggi bertugas melindungi kastil dari serangan musuh yang tidak di inginkan, sedangkan beberapa Oars lainnya berada jauh di bawah tanah dimana mereka sedang di latih untuk persiapan perang yang akan di laksanakan dalam waktu dekat. Salah satu pemimpin tertinggi yang dapat memberikan perintah kepada semua makhluk itu terlihat sedang duduk di atas sebuah kursi singgasana yang agung, di ruangan yang luas itu tak hanya dia seorang melainkan ada beberapa penyihir, penasehat, jendral, hingga anak laki-lakinya. “ Tuan, kita harus mempercepat pergerakan sebelum gadis itu menggagalkan rencanamu.” Ucap salah satu penyihir dengan jubah berwarna hitam pekat. “ Santai saja, dia tidak mungkin datang menemuiku secepat itu.” Jawabnya dengan santai. “ Tetap saja, anda tidak boleh menyepelekan ramalan tersebut meskipun dalam ramalan itu anda akan di kalahkan oleh gadis keturunan Calaquendi.” “ Winola sudah cukup banyak membuat kesusahan kepada ras Moriquendi, takkan ku biarkan darah keturunan wanita itu kembali menggagalkan rencanaku.” Andrew melirik ayahnya sebentar dengan tatapan nanar, dia merasa tidak di perlukan dalam pertemuan kali ini dan segera pamit undur diri setelah ayahnya mempersilahkan pria itu untuk pergi dari ruangan tersebut. Setelah meninggalkan ruangan itu, Andrew berjalan menuju satu tempat yang merupakan kamarnya sendiri. Dia menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil menatap langit-langit kamar yang memiliki ornament khas ras Moriquendi. Andrew mengingat kejadian di Alinor beberapa saat yang lalu, bertemu dengan Alissa setelah sekian lama membuatnya cukup merindukan gadis itu. Dia ingat betul bagaimana dirinya masih tinggal di Sandora dan menemaninya melihat dunia di luar istana. “ Hanya menunggu waktu.” Ucapnya sambil menutup kedua mata menggunakan lengannya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN