Sisi Gelap

1157 Kata
Jendral Aron seakan mengerti dengan keinginan Alissa meski tidak di sebutkan, pria itu sengaja mengambil jalur yang berbeda dimana jalur yang mereka tuju saat ini akan membawa mereka tembus menuju hutan terlarang dan tidak akan melewati perbatasan Sandora ataupun berhadapan dengan penjaga Sandora nantinya. Jalan megah dari kayu tua merentang di seluruh penjuru gua dalam tanah menjadi jalan yang mereka lalui, biasanya jalur itu akan di gunakan oleh para Elf Eldar jika hendak pergi ke bumi bagian tengah. Jalur yang seharusnya gelap tampak di sinari oleh cahaya rembulan yang merupakan kekuatan abadi ras Eldar. Entah bagaimana para elf Eldar dapat membuat sebuah gua yang begitu indah tanpa menghilankan unsur pepohonan di dalamnya. Alissa dan Edwyn bahkan sampai membuka penutup kereta agar dapat melihat suasana yang ada di dalam gua tersebut. “ Benar-benar seperti berada di dunia dogeng.” Gumam Edwyn tak berhenti kagum dengan keindahan yang dia lihat sejak di Sabaody hingga di tempat mereka sekarang berada. “ Kau baru melihat satu persen dari dunia ini, jangan menyimpulkannya dengan cepat.” Sahut Alissa. “ Bagaimana denganmu? Kau sendiri bahkan belum pernah menjelajahi duniamu sampai 100 % kan.” Seloroh Edwyn seketika membuatnya bungkam. Mendadak kereta yang mereka tumpangi mendapat guncangan yang kuat, terdengar suara jendral Aron di depan sana yang menyuruh mereka untuk tidak keluar. Namun bukan Alissa namanya jika dia tidak mencaritahu apa yang terjadi, gadis itu dengan berani keluar dan melihat ke depan sana. Terlihat seekor makhluk aneh berbulu dengan tubuh yang sangat besar dan taring yang tajam sedang menghalang jalan mereka, Alissa sendiri belum pernah melihat makhluk tersebut sehingga dia tidak tahu apakah makhluk itu jahat atau baik. “ Makhluk apa itu.?” Tanya Alissa yang sekarang sudah berada di samping jendral Aron. “ Ku bilang masuk ke dalam, dia makhluk yang akan menyerang siapa saja. tidak peduli jika kau berdarah Valar atau bukan, sekarang masuk dan biar aku yang menghadapinya.” Titah Jendral Aron. Perlahan namun pasti Alissa mulai mundur, namun pergerakan Alissa membuat makhluk itu bergerak menyerang hingga jendral Aron dengan gagah berani menarik pedang dan menebas makhluk itu. Meskipun gagal mengenai tubuhnya, setidaknya makhluk itu sudah menjauh dari mereka. Saat ini makhluk tersebut mengeram kesal, dia mengeluarkan suara yang sangat menakutkan sampai membuat Alissa juga ketakutan di buatnya. “ Mundur dan tetap bersembunyi agar aku bisa fokus mengalahkannya.” Ucap jendral Aron yang mulai maju ke depan. Alissa bangun dari tanah dan berlari masuk ke dalam kereta, dia yang sekarang tidak bisa membantu banyak selain menyerahkan semuanya kepada jendral Aron yang lebih berpengalaman dalam bertarung. “ Apa tidak apa-apa kita menyerahkan semuanya kepada jendral Aron.?’ Tanya Edwyn yang terlihat lebih takut dari Alissa. “ Serahkan saja kepadanya.” Jawab Alissa pasrah. Setelah beberapa menit akhirnya mereka mendengar suara jendral Aron kembali yang menyuruh mereka untuk keluar, Alissa dan Edwyn perlahan turun dari kereta dan menengok ke arah depan. “ Kau baik-baik saja.?” Tanya Alissa cemas. “ Kalian bisa lihat sendiri.” Balas jendral Aron menunjuk ke arah makhluk yang saat ini sudah tak berdaya. “ Apa dia sudah mati.?” Tanya Edwyn. “ Aku hanya memberikan sihir kepadanya, dia cukup gesit untuk di kalahkan dengan sebuah pedang.” Jelas jendral Aron. “ Sebenarnya makhluk apa dia? Aku belum pernah melihatnya.?” Tanya Alissa sambil menyentuh tubuh makhluk besar yang tak berdaya itu. “ Mereka adalah makhluk bernama Spink, mereka memang hidup di luar dari sebuah kota dan lebih sering menetap di dalam gua seperti tempat ini.” Jawab jendral Aron. “ Apa itu artinya mereka ada banyak.” “ Tentu saja, mereka termasuk hewan mandiri dan tidak suka berkelompok. Mungkin kita tidak akan sering bertemu mereka di tempat yang sama.” “ Dia benar-benar makhluk yang besar dan menakutkan, bahkan dia lebih menakutkan dari pada Aerox.” Seru Edwyn ikut menyentuhnya juga. “ Sebaiknya kita lanjutkan perjalanan kita, waktu sudah hampir malam dan kita belum keluar dari tempat ini.” Sahut jendral Aerox dan membuat keduanya bergegas kembali masuk ke dalam kereta. ** Tiba di sebuah hutan yang terlihat aman untuk menjadi tempat istirahat mala mini membuat Alissa dan Edwyn segera membangun sebuah tenda, sementara jendral Aron bertugas menjaga mereka mala mini dan dia hanya akan duduk di atas kereta sambil mengawasi sekitar tempat mereka beristirahat. Malam ini Alissa membuat sup dari bahan makanan yang di berikan oleh Erika, dia membuatnya persis seperti yang ada di dunia manusia sehingga jendral Aron tampak asing dengan masakan tersebut. “ Cobalah, ini sangat enak.” Ucap Alissa sambil menyerahkan semangkuk sup tersebut kepada jendral Aron. Jendral Aron menerimanya dan mencoba sup buatan Alissa secara perlahan, dia tidak menyangka setelah mencicipinya beberapa kali rasanya begitu lezat sampai dirinya mengaku belum pernah mencoba masakan seenak itu. “ Ini benar-benar sangat lezat, kau pandai membuatnya.” Komentar jendral Aron terus menyeruput sup miliknya hingga tambah beberapa kali. Alissa dan Edwyn hanya dapat tersenyum puas melihatnya, alasan Alissa dapat membuat sup selezat itu tentu saja tak terlepas dari bantuan Edwyn selama ini. Dan mereka pun lanjut menikmati makan malam mereka di tengah-tengah api unggun yang masih menyala sampai membuat mereka tak sadar jika api itu mengundang beberapa makhluk lainnya untuk mendekat. “ Diam di tempat kalian.” Ujar jendral Aron yang sudah siap menarik pedangnya kapan pun bahaya datang. “ Apalagi sekarang.?” Lontar Edwyn yang sudah mulai ketakutan. Alissa dan Edwyn segera bersembunyi di belakang jendral Aron ketika suara aneh itu semakin mendekati mereka, semak belukar yang ada di hadapan mereka saat ini sedang bergoyang padahal tidak ada angin yang berhembus namun dapat membuat semak-semak itu bergoyang kesana kemari hingga menimbulkan suara yang menyeramkan. “ Hutan memang tempat para makhluk yang menakutkan, jika kau tidak memiliki kekuatan mungkin kau bisa mati di hutan ini.” Ujar jendral Aron kemudian. Sosok misterius aneh pun melompat ke arah mereka dan membuat jendral Aron mengeluarkan sihirnya dimana saat ini mereka berada dalam sebuah perisai pelindung. Sosok makhluk itu berbeda dari Spink yang tadi, makhluk bernama Orgo merupakan jelmaan dari monster berduri dimana mereka sangat benci dengan cahaya. Jendral Aron paham apa yang membuat Orgo datang ke tempat mereka, semua berasal dari api unggun mereka. Dengan kekuatannya, jendral Aron pun membuat api itu padam sehingga membuat Orgo merasa jauh lebih baik. “ Dia tidak suka dengan api unggun, dia tidak akan menyakiti kita sekarang.” Ujar jendral Aron setelah Orgo pergi meninggalkan tempat itu. “ Ternyata dunia ini tidak semenarik yang ku kira, banyak yang jauh lebih menakutkan rupanya.” Ujar Edwyn yang sudah keringat dingin sejak tadi. “ Aku akan membuat perisai pelindung di sekitar tempat kita istirahat, kalian bisa tidur duluan.” Sahut jendral Aron yang saat ini membuat perisai pelindungi dengan cakupan yang luas untuk mereka tetap aman. “ Terima kasih jendral, jika bukan karena kamu mungkin aku dan Edwyn tidak akan selamat.” Sahut Alissa di balas anggukan setuju dari Edwyn. “ Ini belum seberapa dengan pertolongan kalian kepada nona Erika. Semua yang ku lakukan untuk membalas jasa kalian, sekarang beristirahatlah.” Lanjut jendral Aron lirih.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN