Satu istana di buat terkejut mendengar kabar tentang Erika yang telah berhasil kembali ke Sabaody dalam keadaan yang baik, kakek Erika yang merupakan pemimpin Eldar menyambut cucunya dengan penuh tangis bahagia.
“ Syukurlah kau selamat, kami sudah sangat merindukanmu nak. “ Seru sang kakek sambil memeluknya dengan penuh erat.
“ Maafkan aku kakek, kau tidak perlu khawatir lagi sebab aku sudah kembali.” Jawab Erika membalas pelukan kakeknya dengan hangat.
“ Oh iya, dimana ayah dan ibu? Aku juga ingin bertemu dengan mereka.” Tanya Erika setelah melepas pelukannya.
Wajah kakek Erika beserta yang lainnya seketika berubah, hal ini membuat Erika merasa bingung sekaligus penasaran dengan ekspresi mereka.
“ Ada apa? Kenapa wajah kalian terlihat sangat sedih.?” Tanya Erika menatap kakeknya dan juga jendral Aron.
“ Ayah dan Ibumu telah meninggal ketika pergi mencarimu, mereka telah di temukan tak bernyawa di hutan dua hari setelah kau menghilang.” Jawab sang kakek sukses membuat Erika terkejut bukan main.
Erika menutup mulutnya reflex karena terkejut, air matanya pun jatuh di kedua pipinya hingga membuat Alissa datang menghampirinya dan memberikan pelukan untuk menenangkan Erika yang saat ini menangis tersedu-sedu.
“ Bawa Erika dan teman-temannya ke kamar, biarkan mereka istirahat dan jangan lupa untuk menyiapkan makanan.” Titah sang kakek pada beberapa pelayan yang juga ikut hadir di ruangan itu.
**
Gadis itu berdiri di ujung balkon sambil memandang lurus ke arah selatan, sebuah tempat dimana dia lahir ada di ujung sana dan saat ini dia bahkan belum bisa kembali sebelum misinya selesai.
Sejujurnya Alissa sangat ingin pulang dan mengetahui situasi di Sandora, dia ingin tahu apakah teman-temannya sudah kembali atau belum. Hal yang dapat dia lakukan saat ini hanya berdiam dan menunggu waktu yang tepat untuk mengetahui tentang kekuatan yang telah menghilang.
“ Ini sangat menakjubkan, aku bisa berada di tempat ini dengan menyamar sebagai elf. Aku sangat bahagia sampai tidak bisa menutupi kebahagiaanku ini.” Seru Edwyn yang baru saja menyusul Alissa di balkon.
“ Kau beruntung mereka tidak mengenalimu, sebaiknya kau harus berhati-hati.” Sahut Alissa meliriknya sebentar.
“ Kau tenang saja, aku bisa berakting dengan baik di hadapan mereka semua.” Jawab Edwyn begitu percaya diri.
Alissa mengangguk pelan yang kemudian dia kembali menatap ke arah tempat tinggalnya berada, Edwyn tahu soal itu dan dia mengerti perasaan Alissa sekarang. Akhirnya pria itu mencoba untuk menghiburnya agar tidak membuat kesedihan Alissa semakin berlarut.
“ Kau harus berjanji padaku satu hal.” Lontar Edwyn tiba-tiba.
“ Berjanji padamu? Untuk apa aku melakukannya.?”
“ kau harus melakukannya, aku ingin kau membawaku ke Sandora suatu saat nanti entah itu setelah kau berhasil menemukan teman-temanmu atau beberapa tahun ke depan. Intinya aku ingin melihat seperti apa teman kelahiranmu itu, kau mau kan mengabulkannya untukku.” Sahut Edwyn sambil menyodorkan jari kelingkingnya.
“ Oke, setuju.” Balas Alissa menyambut jari kelingking Edwyn sebagai perjanjian kedua belah pihak yang harus di tepati suatu saat nanti.
**
Malam pun tiba, Erika sudah dapat menerima kenyataan mendengar bahwa kedua orang tuanya telah meninggal. Dia tidak bisa berlarut lama dalam kesedihan mengingat ada Alissa dan Edwyn yang dia bawa ke Sabaody, sekarang adalah waktu yang tepat untuknya bertanya kepada sang kakek tentang kekuatan Alissa yang menghilang.
Saat ini Erika dan sang kakek yang bernama Eros sedang membahas soal Alissa dan Edwyn, gadis itu menyebut bahwa keduanya dari ras Qalaquendi yang mengalami kehilangan kekuatan secara mendadak.
Eros yang mendengar cerita dari Erika segera memanggil mereka berdua memasuki ruangan itu, dan sekarang di ruangan itu hanya ada mereka berempat saja. Eros menatap wajah Alissa terlebih dulu kemudian meminta gadis itu untuk duduk di sebelahnya, setelah itu Eros meminta tangan Alissa untuk melihat garis tangannya terlebih dulu.
“ Kau adalah putri ratu Winola bukan.” Ucap Eros seketika membuat Alissa terbelalak.
“ Bukan, aku bukan putrinya.” Balasnya sambil tersenyum tipis.
“ Benarkah, berarti aku salah. Kau terlihat persis sepertinya.” Lanjut Eros kembali membuat suasana yang tegang menjadi lebih tenang kembali.
Eros kemudian mulai melihat garis tangan Alissa terlebih dulu, dari hasil yang dia lihat Eros merasakan kekuatan sihir yang sangat kuat dalam diri Alissa. Dia tidak mengenal sihir itu karena sebelumnya belum pernah melihat atau pun merasakannya.
“ Sihir pelindung.” Ucap Eros lirih.
“ Apa maksudmu kek.?” Tanya Erika yang bingung dengan jawaban sang kakek.
“ Sihir pelindung dari dalam tubuhmu aktif, hal ini muncul jika kondisi tubuhmu dalam bahaya. Dengan sihir ini kau bisa selamat dari kematian, apa kau ingat terakhir kali menggunakan sihirmu untuk apa.?” Tanya Eros membuat Alissa ingat saat dirinya menyembuhkan Edwyn dan Aerox di hari yang sama.
“ Aku hanya menyembuhkan kedua temanku waktu itu.” Jawab Alissa pelan.
“ Sihir penyembuh yang telah kau keluarkan membuat tubuhmu kehilangan cukup banyak energi sehingga membuat sihir pelindung tersebut aktif dan membuat hidupmu terselamatkan.”
“ Bagaimana kau bisa tahu.?” Tanya Alissa menatapnya penasaran.
“ Ada sesuatu yang tidak semua orang tahu namun aku mengetahuinya, termasuk tentangmu.” Jawab Eros sambil menyentuh kepala Alissa.
“ Lalu bagaimana cara mengembalikan kekuatannya kek.?”
“ Kita harus ke danau Siberi untuk menghilangkan sihirnya.” Jawab sang kakek.
“ Dimana danau Siberi itu berada kek.?” Tanya Alissa.
“ Bumi bagian tengah, membutuhkan waktu sekitar dua hari untuk ke tempat itu.” Jawab Eros kemudian.
Alissa takut jika dia pergi kesana yang dia temui nantinya adalah sang ibu, bumi bagian tengah dekat dengan Valinor sementara jalan menuju ke tempat itu harus melewati kota Sandora.
“ Bagaimana? Apa kau mau pergi kesana.?” Tanya Eros menatapnya serius.
“ Aku setuju untuk pergi kesana.” Balas Alissa tegas.
**
Pagi keesokan harinya, Eros memerintahkan Jendral Aron untuk membawa Alissa dan Edwyn menuju danau Siberi yang berada di bumi bagian tengah. Dengan menaikisebuah kereta kuda mereka bertiga segera berangkat meninggalkan Sabadoy.
Sayangnya perjalanan mereka kali ini Erika tidak bisa ikut, hanya yang berkepentingan saja yang dapat pergi ke tempat itu. Jendral Aron pun hanya dapat mengantar sampai di bumi bagian tengah, sesuai perintah dari Eros kepadanya.
“ Semoga kau bisa mendapatkan kekuatanmu kembali, Aku menunggu kalian datang kembali dengan kekuatan kalian.” Ucap Erika saat harus berpisah dari Alissa dan Edwyn.
“ Setelah aku mendapatkan kekuatanku, aku akan kembali kemari. Jika tidak memungkinkan, mungkin aku akan keluar dari portal yang ada di hutan terlarang tempatku pertama kali menuju ke dunia manusia.”
“ Apapun keputusanmu, jangan lupa menghubungiku dengan ini.” Erika diam-diam memberikan sebuah alat komunikasi sihir yang biasanya di gunakan oleh bangsa mereka dalam memberikan infiormasi jarak jauh.
“ Terima kasih, ku harap kau tetap merahasiakan tentangku dan Edwyn dari kakekmu.” Bisik Alissa di balas anggukan pelan dari Erika.
Mereka pun berpisah, jenderal Aron sudah menggerakkan kereta meninggalkan kota Sabaody. Sementara itu Erika terlihat masih berdiri di pintu masuk sambil menatap kepergian mereka hingga benar-benar menghilang dari pandangannya.
“ Nona Erika, tuan Eros memanggil anda.” Sahut salah satu prajurit istana yang bersimpuh di hadapan Erika.
Erika pun kembali ke istana tempat tinggal Eros, dia pun menghadap di hadapan pria tua itu dengan ekspresi yang heran. Eros terlihat menatap Erika dengan tatapan yang tidak biasa, kemudian Erika memasang wajah polosnya berharap sang kakek tidak mengetahui apa yang telah ia sembunyikan.
“ Kau tahu kalau kakek bisa mengetahui segalanya tanpa harus kau katakana bukan.”
Erika terkejut, dia tidak menyangka sihir yang telah dia gunakan kepada sang kakek rupanya tidak berpengaruh. Padahal sejak pertama mereka kembali bertemu, Erika sudah memberikan sihir agar Eros tidak bisa membaca isi pikiran mereka.
“ Kakek tahu alasan kalian datang, dan tentang danau itu. Semua hanya kebohongan belaka saja.”
“ Apa maksudnya? Lalu bagaimana dengan Alissa dan Edwyn.?”
“ Alissa Freeda, dia adalah putri dari Ratu Winola dan Valar Fanwe, alasan kakek menyuruh mereka kesana adalah agar Alissa dapat bertemu dengan sang ayah. Hanya ayahnya yang dapat membuat kekuatannya kembali, karena sihir pelindung tersebut berasal darinya.”
“ Jadi kakek juga tahu soal itu, padahal aku sudah memberikan sihir kepadamu kek supaya kau tidak mencurigainya.”
“ Kakek sengaja mengikuti rencana kalian sebagai bentuk rasa terima kasih kakek kepada mereka, jika bukan karena mereka kakek tidak bisa melihat cucu kakek lagi.” Ujar Eros seketika membuat Erika tersentuh.
“ Terima kasih karena kakek mau mengerti.” Erika beralih memeluk kakeknya dengan penuh kelembutan.