Penuh Rintangan

1236 Kata
Pagi hari yang indah, semburat cahaya merah muda terpancar di langit kala itu. Alissa yang terbangun dari tidurnya di pagi hari bingung setelah melihat di sebelahanya tidak ada Edwyn, dia khawatir sesuatu terjadi pada pria itu hingga secepatnya keluar dari dalam tenda dan yang terjadi adalah sebaliknya. Edwyn dan jendral Aron sedang menyiapkan sarapan pagi untuk mereka sebelum melanjutkan perjalanan, Alissa pun turut membantu dalam menyiapkan wadah untuk masakan yang sudah jadi. “ Apa perjalanan kita masih jauh.?” Tanya Edwyn menatap jendral Aron. “ Jika kita bergegas berangkat pagi ini besar kemungkinan kita bisa tiba di sana sore hari.” Jawabnya lirih. “ Kalau begitu mari kita bergegas sarapan dan berangkat.” Sahut Alissa. Mereka tidak menunda waktu dengan berlama-lama menikmati sarapan pagi mereka, setelah semua selesai selanjutnya membereskan barang-barang mereka dan meletakannya kembali ke atas kereta. Perjalanan pun kembali di mulai, saat ini mereka sudah hampir meninggalkan hutan Sandora dimana Alissa bisa melihat kerajaan tempatnya tinggal dari sana. Alissa memberitahu Edwyn bahwa istana yang ada di ujung sana adalah tempat tinggalnya, dan salah satu menara paling tinggi merupakan kamar tidurnya. “ Jadi di tempat itu kau menghabiskan masa kecilmu.” Ujar Edwyn lirih. “ Kau bisa membayangkannya bukan, aku tidak bisa kemana-mana sampai aku menemukan kekuatanku. Dan jika harus kembali sekarang rasanya akan sangat sulit, aku sudah nyaman dengan semua ini dan yang pastinya aku takkan menyerah semudah itu sebelum menemukan teman-temanku.” Jawab Alissa sungguh-sungguh. “ Di depan ada penjaga, sepertinya mereka adalah prajurit Sandora. Kalian bersembunyi dan biarkan aku yang menghadapi mereka.” Sahut jendral Aron yang tiba-tiba membuka penutup kain di depan. Alissa dan Edwyn segera menarik sebuah kain besar untuk menutupi tubuh mereka, dengan sedikit rasa takut mereka berusaha agar tidak ketahuan. Semua mereka percayakan kepada jendral Aron, jika ini berakhir sekarang semuanya akan jatuh berantakan. “ Biarkan kami melihat barang bawaanmu.” Ucap prajurit itu hendak berjalan menuju ke belakang. Jendral Aron terlihat tenang dengan sihir yang ia keluarkan tepat ketika dua prajurit itu hampir mendekati kereta bagian belakang. Kekuatan elf Eldar dalam memanipulasi pikiran sangat kuat, bahkan hal itu tidak bisa di kalahkan oleh Elf Qalaquendi sekalipun. “ Maafkan aku, perintah yang mulai Eros harus tetap ku laksanakan.” Ucap jendral Aron setelah ia menangani dua prajurit tersebut. Setelah aman mereka dapat berjalan kembali, Alissa dan Edwyn pun sudah keluar dari persembunyian mereka. Ternyata memang jendral Aron sangat tepat untuk di andalkan, bahkan prajurit Sandora saja dapat dengan mudah dia tangani. ** Suara tembakan terdengar jelas dari arah belakang, Alissa dan Edwyn yang sempat tertidur pun langsung terbangun di buatnya. Jendral Aron merasakan ada sekelompok makhluk yang mengejar mereka entah itu para monster atau prajurit Qalaqeundi, tanpa menunggu waktu lama dia pun segera mempercepat laju kereta agar terhindar dari kejaran mereka. “ Mereka prajurit Sandora, dan salah satu dari mereka adalah Jendral Zion. Jangan sampai kita berurusan dengan dia.” Ucap Alissa yang mulai takut. Jendral Aron juga tidak mengerti mengapa mereka bisa datang mengejar, padahal dua prajurit yang berhasil dia tangani sudah di atasi dengan mudah. Saat ini jendral Aron harus segera membawa Alissa dan Edwyn pergi menjauh dari mereka. Tepat saat melewati tebing, muncul dua sosok raksasa yang membuat Edwyn berteriak sangat keras. Alissa yang melihat dua sosok raksasa itu terlihat senang sebab keduanya dalah Thanos dan Gamora. “ Thanos, Gamora.” Seru Alissa. “ Alissa.” Ucap mereka ikut terkejut melihatnya. “ Kalian mengenal dua raksasa itu.?” Tanya Jendral Aron. “ Aku mengenalnya, kau fokus saja menjalankan kereta ini.” Sahut Alissa. “ Thanos, Gamora, tolong buat jendral Zion dan bawahannya berhenti mengejar kami.” Lontar Alissa pada mereka. “ Jendral Zion katamu? Tapi kenapa.?” “ Nanti akan ku jelaskan, saat ini tolong buat mereka berhenti mengejar kami oke.” Pinta Alissa dengan sangat. Thanos dan Gamora kemudian menuruti permintaan Alissa, mereka berdua kompak menahan jendral Zion dan yang lainnya dengan berakting sangat baik. Alissa yang melihatnya pun sangat senang dengan bantuan mereka, sementara itu ada Edwyn yang masih syok setelah melihat wujud dua teman Alissa yang besarnya mengalahkan gedung pencakar langit yang ada di dunia manusia. “ Mereka sangat baik, kau tidak perlu setakut itu.” Ujar Alissa menyenggol bahu Edwyn pelan. Berkat bantuan Thanos dan Gamora akhirnya mereka bisa menjauh dari jendral Zion, namun tiba-tiba saja jendral Aron menghentikan laju kereta dan turun menghampiri mereka berdua. “ Kalian harus pergi dengan kuda itu, lanjutkan perjalanan kalian sampai menemukan sebuah sungai besar yang memiliki jembatan dua sisi. Setelah melewati jembatan itu kalian akan bertemu dengan beberapa penjaga namun kalian tidak perlu khawatir, kalian bisa menyebut tuan Eros supaya kalian bisa melewatinya.” “ Tunggu, apa maksudmu? Bagaimana dengamu.?” Tanya Alissa tidak terima jika dia harus meninggalkan jendral Aron sendirian. “ Aku terpaksa memberitahu kalian sekarang, aku tidak menduga jika jendral Zion akan turun tangan. Jika kalian berhadapan dengan jendral Zion semuanya tidak akan berjalan dengan baik, jadi ku minta kalian harus pergi tanpa aku.” Lanjut jendral Aron. Alissa melirik Edwyn dimana pria itu juga setuju dengan ucapan jendral Aron, mungkin mereka tidak akan berhasil sampai ke bumi bagian tengah jika jendral Zion sampai menangkap mereka. “ Kalau begitu jaga dirimu dengan baik, terima kasih karena telah membantu kami.” Ucap Alissa sambil membeirkan pelukan perpisahan kepada pria itu. Jendral Aron hanya dapat melihat kepergian mereka dengan senyum merekah, setidaknya upayanya membawa Alissa dan Edwyn menuju bumi bagian tengah sudah setengah berhasil. Dan sekarang tugasnya adalah menghadapi jendral Zion yang terkenal sangat tegas dan sulit untuk di hadapi. “ Oh jadi rupanya jendral Aron dari Sabaody, apa yang membawamu sampai kemari.?” Tanya jendral Zion menatapnya dengan tajam. Rupanya yang berhasil melewati Thanos dan Gamora hanya jendral Zion, dan sekarang dia yang sedang berada di atas kudanya menatap kea rah Jendral Aron. “ Lama tak berjumpa jendral Zion.” Balasnya berusaha terlihat ramah. Tanpa basa basi jendral Zion membuat semua benda yang ada di dalam kereta melayang, untuk mengecek apa yang ada di dalam sana setelah apa yang dia dengar dari bawahannya jika ada penyusup yang melewati hutan Sandora tanpa melapor telebih dulu. “ Kau sedang mencari apa.?” Tanya Aron. “ Tidak perlu berpura-pura, aku tahu kau membawa dua makhluk lain di kereta ini.” Ujar Zion yang masih sibuk mencari keberadaan mereka. “ Maksudmu dua ekor burung ini.” Aron menunjukkan dua ekor burung yang sebelumnya dia temukan di hutan Sandora untuk mengelabuhi musuh. “ Aku dapat merasakan jika itu bukan seekor burung.” “ Lalu dimana kuda mu sekarang.?” Lanjut Zion yang semakin curiga dengan Aron. “ Saat melihat dua raksasa yang muncul tadi dia terlepas dari tali pengikat sehingga melarikan diri begitu saja.” Jawab Aron. “ Aku tidak percaya padamu.” Sahut Zion yang segera turun dari kudanya dan menghampiri Aron untuk melihat masa lalu. Zion menyentuh kepala Aron untuk melihat apa yang telah terjadi sebelumnya, dan setelah melihatnya dia tidak menemukan ingatan yang mencurigakan. Dan semua yang di katakana oleh Aron adalah kebenaran. “ Selesaikan urusanmu dan kembali ke Sabaody segera mungkin.” Ujar Zion yang kembali menaiki kudanya dan segera pergi meninggalkan Aron. Pria itu dapat bernafas dengan lega saat dirinya melepaskan sihir yang menguasai sebagaian dirinya, hal ini merupakan salah satu teknis Eldar dalam mengelabui musuh, mereka bisa menipu ingatan apapun yang mereka inginkan. Sekarang karena tugas Aron telah selesai dan dia juga sudah membuat Zion kembali pulang, sekarang adalah waktunya untuk memanggil kuda yang baru agar dia bisa kembali ke Sabaody.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN