“ Ibu, bagaimana.?” Tanya Alissa ketika dia sudah sampai di istana.
“ Ibu telah mendengar laporan dari mereka, anehnya mereka mengatakan jika sebelumnya sudah bertemu dengan ibu dan melaporkan semua tentang kehilangan peri-peri hutan itu. Tapi ibu sama sekali tidak pernah bertemu dengan mereka sebelumnya.” Ungkap Winola.
“ Lalu siapa yang mereka temui kalau itu bukan ibu.?”
“ Entahlah ibu juga tidak paham, sekarang ibu telah mengirim prajurit untuk menelusuri hutan, semoga dengan ini teman-teman peri kamu segera di temukan.”
“ Aku sudah tahu siapa yang menculik mereka bu.” Sahut Alissa.
“ Bagaimana kau mengetahuinya.?” Tanya Winola.
“ Aku mendapatkan kekuatan yang hampir sama denganmu, aku juga bisa melihat masa lalu dengan benda ini yang berhasil di temukan setelah Leonard menghilang.” Alissa menunjukkan gelang tersebut kepada Winola.
“ Ini bukan dari ngeri kita.” Kata Winola setelah melihatnya secara teliti.
“ Benda itu datang dari negeri manusia bu, manusia yang telah menculik mereka.” Balas Alissa kemudian.
“ Tidak mungkin, pintu yang menghubungkan dua dunia di jaga ketat oleh para raksasa itu.”
“ Aku tahu, tapi kenyataannya aku melihat dengan ingatan dari gelang itu kalau yang menculik mereka adalah manusia.”
Winola sangat terkejut mendengarnya, dia yang memiliki kekuatan sejak lama bahkan tidak bisa mengetahui hal itu, sementara Alissa yang sekarang sudah tumbuh dewasa dengan kekuatan yang di milikinya mampu mencaritahu semuanya secara detail.
“ Kita harus menyelamatkan mereka dari tangan manusia bu.” Ucap Alissa dengan serius.
“ Tidak. Kita tidak bisa melakukannya.” Tolak Winola.
“ Kenapa bu? Mereka adalah makhluk yang hidup di Sandora, mereka tanggung jawab ibu.” ALissa mulai tidak terima dengan balasan Winola.
“ Dunia manusia itu luas, jika kita keluar untuk mencarinya mungkin akan menimbulkan perhatian lebih dari manusia tentang kita. Hal itu justru akan semakin menarik mereka untuk mencaritahu tentang kita, manusia yang masih hidup di zaman ini cenderung tidak tahu menahu soal dunia kita, itu sebabnya kita lebih baik menutup diri dari para manusia itu.” Jelas Winola.
“ Seorang ratu tidak pantas mengatakan hal itu, ibu seharusnya lebih peduli nasib mereka di tangan manusia jahat itu. Mereka pasti punya alasan mengapa mereka menculik para peri hutan di Sandora, bagaimana jika hal itu terus terjadi bahkan ras lain ikut menjadi korbannya.?” Protes Alissa.
“ Kamu itu masih kecil, jangan berkata seperti kau sudah banyak melakukan perbuatan baik.” Balas Winola.
“ Aku tidak mau tahu, ketiga temanku harus di selamatkan. Jika ibu tidak melakukannya, maka aku sendiri yang akan pergi menyelamatkan mereka.” Ucap Alissa sebelum beranjak pergi meninggalkan Winola.
**
Sudah lewat dari beberapa hari, Alissa masih kesal terhadap ibunya yang masih belum melakukan pergerakan ke dunia manusia. Jika lebih dari ini maka Alissa benar-benar akan pergi seorang diri menyelamatkan teman-teman mereka.
Sementara itu prajurit yang ada di Sandora masih melakukan pencarian seperti yang di perintahkan oleh sang ratu, Alissa yang mengetahuinya tentu merasa kesal karena percuma saja menghabiskan waktu berhari-hari untuk mencari mereka di Sandora atau di negeri lainnya kalau ternyata mereka ada di dunia manusia.
Kali ini Alissa ingin menemui ayahnya, dia sangat jarang bertemu dengan sang ayah karena tugas seorang Valar adalah menetap di Valinor dan menjaga tempat mereka dengan sebagaimana mestinya.
Diam-diam Alissa pergi ke kamar Winola untuk menggunakan pintu kemana saja, dia berharap bisa pergi ke Valinor dengan pintu tersebut. Ketika Alissa berada di depan pintu dia merasakan sesuatu yang aneh, dia bingung dan heran bagaimana dia bisa tahu kalau pintu itu adalah pintu kemana saja dan dia juga tahu cara menggunakannya seperti apa.
Semua itu baru pertama kali di alami olehnya tapi rasanya sudah sangat sering, dia bahkan memiliki ingatan yang aneh tentang sesuatu. Ketika knop pintu ia buka sambil menyebut tempat tujuannya, seberkas cahaya terlihat tapi Alissa tetap berjalan memasuki pintu tersebut.
Alissa di kejutkan dengan suasana tempat yang asing, apakah ini yang di sebut Valinor tempat tinggal para dewa? Namun sepertinya bukan, Alissa melihat ada bangsa Elf disana, tapi tidak seperti dirinya yang memiliki rambut emas dan mata biru.
“ Qalaquendi.?” Sebut Elf yang ada di depan Alissa saat ini.
“ Benar, aku dari ras Qalaquendi.” Jawabnya pelan.
“ Apa yang kau lakukan disini? Bukannya kalian semua hidup dengan tenang di Sandora.?” Balasnya lagi.
“ Aku ingin bertemu dengan valar, apa ini benar Valinor.?” Tanya Alissa.
“ Kau salah mengira jika tempat ini adalah Valinor, tempat ini di sebut bumi bagian tengah dimana para Elf biasa hidup berdampingan. Aku terkejut mendengar kalau kau ingin bertemu Valar, apa kau tahu siapa mereka itu.?”
“ Tentu saja, valar hutan adalah ay~” Alissa menggantung ucapannya setelah mengingat pesan Winola untuk tidak menyebutkan siapa ayahnya pada orang asing.
“ Aku mendapat tugas dari ratu Sandora untuk bertemu dengan Valar hutan, itu sebabnya aku sampai nyasar ke tempat ini.” Lanjutnya di akhiri dengan tawa kecil.
“ Tetap saja aneh, jika ratu yang menyuruh mu datang kemari kenapa kau datang seorang diri? Mana pengawal yang lainnya.?”
Alissa tidak tahu kalau bertemu dengan Elf di luar negeri Sandora akan serumit ini, karena percakapan mereka berdua cukup lama beberapa Elf lainnya datang mendekat. Alissa terpaksa harus menggunakan sihirnya untuk tidak membuat keributan disana, dengan sekali sihir dia bisa membuat mereka semua kembali ke rumah mereka dengan begitu Alissa bisa lanjut mencari keberadaan Valinor.
**
Alissa terus berjalan kemana dia merasa itu adalah jalannya, hingga dia pun kelelahan dan memutsukan untuk beristirahat di atas sebuah batu besar. Pandangan Alissa tertuju pada langit yang cerah dengan awan yang menggumpal, gumpalannya sangat indah sampai dia ingin memeluk awan tersebut.
Tiba-tiba saja Alissa menyadari sesuatu, jika pintu kemana saja membawanya ke tempat tujuan namun setelah tahu letak Valinor bukan di tempat itu kemudian dia sadar bahwa para Valar mungkin tinggal di atas bumi bagian tengah atau lebih tepatnya di atas langit sana.
“ Benar, ayah pasti tinggal di atas sana.” Seru Alissa yang berhasil menemukan jawabannya, namun ia kembali di buat sadar dengan apa dia bisa naik ke atas sana.
Alissa kembali memikirkan cara untuk dapat naik ke atas sana, dia tidak memiliki sayap seperti peri dan dia juga tidak punya kekuatan untuk dapat terbang ke atas sana. Segala cara telah di pikrikan namun sampai saat ini masih belum mendapatkan jawaban, tiba-tiba saja dia ingat kalau ibunya pernah menunggangi seekor elang separuh singa yang di sebut Aerox.
Alissa mencoba memanggilnya dengan sebutan apapun itu, dia juga sempat bernyanyi hingga akhirnya dia terdiam dan mencoba untuk tenang. Jika dia bisa melakukan telepati untuk memanggil hewan tersebut.
“ Aerox, aku membutuhkan bantuanmu. Temui aku di sekitar sungai, aku ingin bertemu dengan ayahku.” Benak Alissa yang kemudian dia membuka mata dan melihat sekitar yang tidak ada apa-apa.
“ Sepertinya aku salah memanggilnya.”
Terdengar suara teriakan yang cukup keras di atas langit, Alissa menoleh ke atas dan mendapati seekor burung besar sedang terbang menuju ke arahnya. Alissa pun tersenyum karena dia tahu itu adalah Aerox, dan setelah burung separuh singa itu berhasil mendarat dia pun langsung menyapanya dengan lembut.
Alissa mengira awalnya Aerox akan menyerangnya ternyata tidak, burung itu mendekat dan meminta Alissa untuk mengusap kepalanya. Alissa tersenyum sambil memperkenalkan dirinya bahwa dia dalah putri dari Ratu Sandora dan Fanwe valar hutan.
Aerox menundukkan tubuhnya sedikit lebih rendah agar Alissa bisa naik ke atasnya, dia tahu alasan Alissa memanggilnya meskipun belum di jelaskan secara langsung. Tanpa menunggu waktu lama Alissa pun naik ke atas punggung Aerox.
Burung itu langsung mengepakkan sayapnya yang besardan indah yang kemudian secara perlahan dia membawa Alissa terbang ke langit, ini pertama kalinya Alissa terbang dengan hewan yang sangat besar.
Dari atas langit dia bisa melihat keindahan bumi bagian tengah, perumahan ras Elf di tempat itu sangat unik dan tak kalah unik dengan yang ada di Sandora. Alissa benar-benar menikmati keindahan yang sangat memanjakan matanya, dia bahkan mengucapkan banyak terima kasih kepda Aerox karena telah membawanya terbang.
Setelah terbang cukup jauh ke atas langit, akhirnya Alissa bisa melihat sebuah tempat yang menjadi tempat tinggal para Valar. Akses masuk ke tentu saja di jaga ketat oleh penjaga, namun Aerox mampu menyembunyikan Alissa ketika mereka memasuki pintu gerbang.
Dari pintu gerbang mereka harus tetap terbang sampai ke tempat valar hutan berada, jaraknya sangat jauh dan memakan waktu cukup lama jika hanya berjalan kaki. Aerox mampu menambah kecepatannya sehingga dia dan Alissa bisa tiba di sana hanya dalam hitungan menit.
“ Terima kasih karena telah mengantarku kemari.” Ucap Alissa dengan senyum yang merekah.
“ Siapa kau.?” Sekitar lima penjaga datang dan menodongkan senjata ke arah Alissa, namun Aerox langsung melindunginya dengan sayapnya dan memarahi para penjaga itu.
“ Jangan khawatir, aku adalah Alissa Freeda. Aku datang ingin bertemu dengan ayahku.” Sahut Alissa sukses membuat para penjaga itu langsung menunduk kepadanya.
**
Pintu berwarna putih itu baru saja terbuka dan memunculkan sosok pria dengan pakaian serba putih memasuki ruangan tersebut, Alissa langsung berdiri menyambutnya dengan kecanggungan yang di milikinya.
Ini kali pertama Alissa bertemu sang ayah setelah sekian lamanya, dia tidak tahu harus bereaksi apa terlebih lagi ekspresi ayahnya saat ini sangat menakutkan.
“ Ayah, apa kabar.?” Tanya Alissa dengan gugup.
Fanwe berjalan semakin dekat ke arah Alissa hingga membuatnya takut dan mundur beberapa langkah, namun siapa sangka Fanwe justru datang untuk memeluknya.
“ Ayah sangat merindukanmu, maafkan ayah kalau selama ini tidak pernah ada di samping kalian berdua.” Kata Fanwe sukses membuat Alissa terkejut.
“ Ku pikir ayah akan marah padaku.” Ucap Alissa ketika mereka selesai berpelukan.
“ Ayah tidak pernah marah jika kamu datang berkunjung ke tempat ini, justru ayah sangat senang.” Jawabnya sambil mempersilahkan Alissa untuk kembali duduk.
“ Bagaimana kau bisa sampai disini? Dan apa tujuanmu datang kemari? Ayah tebak, ibumu tidak tahu soal kau datang ke Valinor kan.”
Alissa kemudian menceritakan semuanya kepada Fanwe, dia tidak menutupi apapun sebab tujuannya adalah untuk mendapat bantuan menemukan teman-temannya. Setelah Alissa selesai menceritakannya terlihat Fanwe yang terdiam dengan pikirannya sendiri, Alissa takut ayahnya juga akan berpikiran sama dengan sang ibu.
“ Apa kau membawa gelang itu.?” Tanya Fanwe di balas anggukan cepat dari Alissa dan langsung memberikannya saat itu juga.
Gelang itu kemudian di serahkan kepada penasehat Fanwe untuk di berikan kepada valar yang memiliki kekuatan yang sama dengan Alissa, hal itu di lakukan untuk mengetahui apa benar yang menculik mereka adalah manusia atau makhluk lain.
“ Jujur ayah terkejut mengetahui kekuatanmu ini setara dengan kami, tapi ayah senang karena dengan ini kamu bisa melindungi dirimu sendiri dari bahaya yang mengancam.”
“ Ayah sangat berbeda dengan ibu, jika ayah bangga dengan aku tapi kenapa ibu ingin terus mengurung ku di istana.”
“ Itu karena dia sangat menyayangimu, tetap dengarkan apa kata ibumu karena kamu adalah satu-satunya anaknya.”
“ Apa kau sudah mengetahui semua kekuatan yang kau miliki.?” Tanya Fanwe.
“ Belum, aku hanya tahu bisa melihat masa lalu, menyembunyikan keberadaanku, membuat cloning, dan mengatur gravitasi di sekitarku.” Jawab Alissa sukses membuat Fanwe terkejut.
“ Ternyata benar, dia memiliki kekuatan yang sama dengan kami.” Benak Fanwe.
“ Kalau begitu ikut ayah.”
“ Kemana.?”
“ Mencaritahu kekuatan apa lagi yang kamu miliki.”
Alissa kemudian patuh dan segera mengikuti langkah ayahnya, dia juga masih penasaran seperti apa kekuatan yang belum dia ketahui.
**
Alissa dan Fanwe tiba di sebuah hutan, tempat itu merupakan arena latihan para valar hutan untuk membangkitkan kekuatan mereka. Valar hutan biasanya memiliki lima kekuatan, sementara Fanwe yang merupakan pemimpin dari valar hutan memiliki delapan kekuatan yang berbeda dan semua yang di sebutkan Alissa tadi adalah kekuatan yang dia miliki.
Di dalam hutan terdapat sungai yang memiliki air yang suci, di sungai itu Alissa harus berendam selama beberapa menit untuk mensucikan dirinya sebelum mengetahui kekuatan yang di milikinya.
Setelah berendam cukup lama, Alissa naik ke permukaan dan duduk di atas sebuah batu yang kemudian di minta untuk berdiam diri dengan pikiran yang tenang. Fanwe mamandunya dengan baik, dimana Fanwe juga bertugas untuk mengetes semua kekuatan Alissa ketika dirinya dalam keadaan tenang seperti itu.
“ Anak ini memiliki begitu banyak kekuatan, tapi kenapa secara tiba-tiba? Aku benar-benar tidak mengerti, sebenarnya apa yang sudah dia alami sampai membuatnya seperti ini.” Benak Fanwe begitu mengetahui jumlah kekuatan yang di miliki Alissa melebihi dari dirinya.
Melihat Alissa yang sudah mulai gelisah dalam pikirannya, Fanwe segera menghentikannya namun terlambat. Alissa lagi-lagi memuntahkan darah segar, dan dia kembali tak sadarkan diri setelah mencoba menunjukkan kekuatannya di depan Fanwe.
“ Kau sudah melakukannya dengan baik, sekarang kita pulang dan istirahat.” Ucap Fanwe sambil menggendong tubuh putrinya meninggalkan hutan.