Pagi-pagi sekali sebelum matahari terbit , Alissa sudah beranjak dari tempat tidurnya yang bahkan Edwyn sendiri belum bangun saat itu. Alissa kemudian berinisiatif melakukan persiapan latihannya hari itu bersama sang ayah, saking antusiasnya dia bergerak begitu cepat untuk melakukan pemanasan.
Selama beberapa menit Alissa melakukan pemanasan seorang diri hingga matahari sudah menampakkan dirinya, Edwyn dan Fanwe juga sudah bangun dan melihat Alissa yang sekarang sedang berlari-lari kecil di sekitaran danau Siberi.
Fanwe bergegas menghampiri Alissa, sementara Edwyn berinisiatif untuk membuatkan mereka sarapan pagi. Pria itu segera turun ke dapur dan mulai bersiap untuk memasak. Di dapur juga terdapat banyak bahan makanan, semua sangat lengkap sehingga dia bisa membuat apapun yang dia mau.
Sementara itu Alissa di luar sana kini sedang berhadapan dengan Fanwe, dia mendapat beberapa nasehat sebelum memulai pelatihan. Disini Fanwe akan menjadi seorang pelatih dan bukan seorang ayah, jadi dia tidak akan segan-segan menyerang Alissa.
Alissa mengerti, dia pun sudah siap jika harus melawan ayahnya sendiri. Meskipun telah di katakana jika kekuatan Alissa setara dengan yang mulia valar agung bukan berarti dia bisa menang melawan ayahnya sendiri.
Fanwe menunjukkan kedua telapak tangannya kepada Alissa dimana saat ini terlihat sebuah cahaya terang yang kemudian di arahkan kepadanya, karena tak fokus alhasil Alissa mendapatkan serangan pertama dari Fanwe.
Dia tidak protes sama sekali, justru Alissa mulai melakukan tekniknya dalam mengelabui Fanwe. Kecepatan yang dimiliki Alissa ketika berlari seperti kilatan cahaya yang sulit untuk di lihat, namun hal ini bukanlah suatu yang sulit baginya untuk menangkap Alissa.
Alissa berhasil di tangkap oleh Fanwe dengan kekuatannya dalam membekukan benda hidup, Alissa meronta dan sesekali berusaha menggunakan kekuatannya untuk lepas. Fanwe terlihat tetap santai sambil menatap Alissa, hingga kedua kalinya dia menghempaskan tubuh Alissa dengan jarak yang cukup jauh.
Hempasan itu sangat kuat sehingga membuat luka gores di beberapa bagian tubuhnya, sejenak Alissa tidak bisa bangkit dan berusaha untuk merilekskan tubuhnya.
“ Ayah tidak akan kasihan padamu, sebaliknya jangan manja dan cepat bangkit.” Sahut Fanwe seketika membuat Alissa berusaha bangkit dengan tubuh yang terasa mulai sakit.
Dari jarak yang cukup jauh terlihat Edwyn yang sejak tadi tidak bisa menutupi rasa takjubnya pada Alissa dan Fanwe, pelatihan ini benar-benar sangat ekstrim yang bahkan dia yang seorang pria pun tidak mungkin mampu melakukannya.
“ Alissa benar-benar keren.” Gumam Edwyn.
**
Terhitung sudah seratus kali Alissa jatuh sementara Fanwe bahkan tidak bergerak dari tempatnya, ini membuktikan bahwa kekuatan Alissa masih belum ada apa-apanya. Waktu sudah menunjukkan waktu makan siang, dan Edwyn sejak tadi belum menyentuh sarapan pagi yang dia buat untuk menghargai mereka yang belum makan.
Fanwe pun menyudahi latihan hari itu dan akan di lanjutkan nanti sore, akhirnya mereka pun menyantap masakan yang di buat oleh Edwyn. Meskipun saat ini masakan tersebut sudah dingin, bukan hal sulit bagi Fanwe membuat semuanya kembali menjadi hangat.
“ Aku belum pernah mencoba masakan manusia.” Ucap Fanwe ketika melihat bentuk dari masakan yang di buat oleh Edwyn.
“ Rasanya enak, aku yakin ayah pasti akan sangat menyukainya.” Jawab Alissa yang baru saja mengambil tempat di dekat mereka.
Fanwe kemudian mencicipinya sedikit yang kemudian menjadi berkali-kali, dia sangat ketagihan dengan rasa yang dia dapat dari tiap suapan. Fanwe memuji masakan Edwyn, dia belum pernah mencoba masakan selezat itu sebelumnya.
Mereka bertiga pun mulai menikmati makanan mereka dengan tenang, dan setelah semua beres yang bertanggung jawab untuk membersihkannya adalah Edwyn. Dia tidak ingin Alissa kelelahan karena telah berlatih cukup keras hari ini, melihat hal tersebut membuat Fanwe menatap Edwyn penuh tanya.
**
Alissa kembali terhempas yang kali ini lebih kuat dari sebelumnya, sekujur tubuhnya sudah mengalami memar akibat pelatihan kemarin bersama ayahnya dan begitu pun dengan hari ini yang jauh lebih ekstrim dari sebelumnya.
“ Kau harus mengatur energi di dalam tubuhmu sebelum mengeluarkan kekuatan dari telapak tanganmu, fokuskan pada satu titik kemudian bidik pada satu sasaran.” Sahut Fanwe yang mengamati Alissa bertarung dengan seekor hewan buas yang merupakan pengikut setia Fanwe.
“ Dia hanya seekor hewan tapi kekuatannya sangat hebat.” Benak Alissa tak mau kalah dari hewan tersebut.
Karena lengah Alissa berhasil di kalahkan oleh hewan tersebut, hewan yang bernama Elepus adalah gabungan seekor mammoth dan beruang raksasa yang memiliki kekuatan pukulan yang sangat hebat, bisa bergerak secepat kilat meskipun tidak memiliki energi sihir dalam tubuhnya.
Kemudian Alissa kembali bangkin, dia berusaha untuk tenang dan fokus pada energi dalam tubuhnya. Setiap arahan yang di ucapkan oleh Fanwe di ingatnya baik-baik, dengan penuh kesadaran Alissa mencoba mengikutinya hingga akhirnya dia bisa menyerang Elepus dengan sekali serangan.
Meskipun dampaknya tidak begitu besar karena masih dapat membuat Elepus bangkit, Alissa tidak menyerah dan mencobanya sekali lagi. Melihat perkembangan tersebut seketika membuat Fanwe puas, terhitung sudah satu minggu mereka belatih dan sedikit demi sedikit Alissa mulai menunjukkan perubahan.
Kemenangan duel tersebut akhirnya di menangkan oleh Alissa, dia berhasil membuat Elepus tumbang. Selanjutnya Fanwe akan memberikan tantangan terakhir, pelatihan kali ini akan memberikan kekuatan baru kepada Alissa yang belum aktif.
“ Kekuatan baru? “
“ Benar, sudah waktunya kau memiliki kekuatan tersebut.”
“ Kekuatan seperti apa.?” Tanya Alissa penasaran.
Fanwe kemudian menunjukkan kekuatan yang dia maksud kepada Alissa, sebuah energi yang sangat besar dimana mampu menghasilkan serangan yang tidak bisa di hindarkan oleh siapapun juga.
“ Ini dinamakan sebagai kutukan kematian, sihir ini bisa membuat korban kehilangan nyawanya dalam sekejap. Tapi kau harus ingat, segala sesuatu pasti akan ada akibatnya. Jadi usahakan jangan terlalu sering menggunakan kekuatan ini.” Ujar fanwe di balas anggukan cepat oleh Alissa.
Dan suara ledakan yang sangat dahsyat baru saja membuat Edwyn terperonjak kaget, dia segera keluar dari rumah dan melihat keluar dimana Alissa dan Fanwe sedang berlatih. Namun ada yang lebih membuatnya terkejut yaitu kerusakan yang terjadi di sebuah tebing penghalang dimana efek dari kekuatan Fanwe telah berhasil membuatnya hancur lebur.
“ Apa yang sudah terjadi? ku pikir barusan ada gempa bumi.” Ucap Edwyn masih melongo di buatnya.
**
Keesokan harinya Alissa dan Fanwe masih melanjutkan pelatihan mereka, terhitung sudah banyak kerusakan yang telah mereka buat namun pada akhirnya akan kembali dengan keadaan semula menggunakan kekuatan Fanwe.
Selama Alissa berlatih, Edwyn pun ikut mencaritahu tentang keadaan disana. Dia juga di minta oleh Fanwe membaca sejarah dari dunia para Elf, agar suatu saat nanti dia bisa membantu Alissa jika sesuatu terjadi kepadanya di dunia manusia.
Sudah banyak buku-buku yang telah dia baca, sebenarnya bukan Edwyn yang membacanya karena dia tidak pandai membaca tulisan tangan para Elf. Di rumah itu terdapat hewan kecil penerjemah yang bisa membuat Edwyn dengan mudah untuk memahami isinya.
Suara ketukan pintu baru saja membuat Edwyn menoleh, dia tidak tahu siapa yang datang. Biasanya jika Alissa atau Fanwe yang datang mereka tidak akan mengetuk pintu, karena penasaran akhirnya Edwyn bangkit dan segera keluar untuk menemuinya.
Ketika pintu terbuka, Edwyn di buat kaget dengan kemunculan sosok baru yang dia lihat. Sosok kali ini adalah seorang wanita cantik dengan rambut berwarna biru muda dengan bola mata yang bersinar terang, baik Edwyn dan wanita itu saling menatap satu sama lain hingga membuat mereka terkejut.
“ Kamu siapa.?” Tanya Nienna yang merupakan Valar pengasih dan kehidupan.
Edwyn terbata-bata di buatnya, dia tidak bisa bahasa mereka sementara Nienna yang mengetahui bahwa dia adalah manusia langsung membekukan Edwyn di tempat. Nienna mengira jika Edwyn adalah penyusup, dan dia segera mencari Fanwe untuk memberitahunya hal tersebut.
Nienna tidak menemukan Fanwe di dalam rumah, kemudian dia berjalan menuju ke belakang rumah dan disana dia bisa melihat Fanwe dengan seorang gadis yang kembali menarik perhatian Nienna.
“ Alissa? Apa itu Alissa.?” Sahut Nienna yang tidak percaya jika Alissa ternyata sedang bersama Fanwe saat ini.
Melihat kedatangan Nienna dari arah rumah sontak membuat Fanwe langsung terpikirkan soal Edwyn, dan ketika Nienna sampai di hadapan mereka barulah wanita itu menjelaskan bahwa dia telah menemukan penyusup di dalam rumah Fanwe dan saat ini sudah berhasil ia bekukan.
Alissa dan Fanwe terpaksa harus menyudahi latihan mereka hari itu, mereka harus kembali ke rumah untuk melepaskan Edwyn yang tak bersalah. Sepanjang perjalanan menuju rumah Fanwe yang memberitahu kepada Nienna tentang Alissa dan Edwyn serrta alasan mereka datang ke bumi bagian tengah.
Nienna merupakan salah satu teman Valar Fanwe yang dapat di percaya selain Yavanna, hanya mereka berdua yang sebenarnya layak mengetahui semua ini. Jika hal ini sampai di ketahui oleh Valar lain, mungkin nasib buruk akan menimpa mereka semua.