Pelatihan

1185 Kata
Rasa manis buah yang namanya tidak di ketahui oleh Edwyn itu terasa sangat manis dan segar, dia belum pernah mendapatkan buah dengan rasa seperti itu. Beberapa makanan dan minuman lainnya yang juga telah dia coba pun memiliki rasa yang enak, dia tidak menyangka akan begitu menyukai makanan yang ada di dunia tersebut. “ Ku dengar kau memiliki sesuatu yang tidak di miliki oleh manusia biasa.” Ucapan itu nyaris membuat Edwyn tersedak oleh makanannya sendiri, membuat pria itu meletakkan makanannya kembali dan mengedarkan pandangannya ke arah sumber suara. Namun dengan segera dia menemukan pusat utama dari suara itu, yang tidak lain berasal dari Yavanna yang entah sejak kapan berada di sana. “ Maaf, saya tidak mengerti ucapan anda.” Balas Edwyn dengan bahasa manusia berharap Yavanna juga dapat berbicara seperti Alissa dan Fanwe. “ Ikut aku keluar.” Ajak Yavanna dengan menggunakan bahasa manusia sepertinya. Saat ini Edwyn tidak tahu harus berkata apa lagi selain mengikuti Yavanna keluar dari kediaman Fanwe, dan saat mereka sudah berada di luar ternyata waktu sudah berganti menjadi malam. Tepat seperti yang di katakana oleh Fanwe jika waktu di dunia ini memang sangat cepat, Edwyn benar-benar baru menyadari semua itu sekarang. “ Kemana kita akan pergi.?” Tanya Edwyn sambil menatap punggung Yavanna di depannya. “ Diam dan ikut saja.” Balas Yavanna seketika membuatnya bungkam. Mesksipun tempat tersebut merupakan tempat hukuman bagi Fanwe, rupanya Yavanna bisa masuk sesuka hatinya yang entah apa tujuan aslinya datang ke tempat tersebut. Sekarang dia dan Edwyn sudah tiba di sebuah hutan yang cukup jauh dari keberadaan Fanwe dan Alissa, kemudian Yanvanna menyuruh Edwyn untuk maju ke hadapannya. “ Perlihatkan aku kekuatan sihirmu.” Titah Yavanna menatap Edwyn serius. “ Maaf, aku seorang manusia biasa. Aku sama sekali tidak memiliki kekuatan sihir.” Jawabnya lirih. “ Jangan berbohong, aku adalah Valar dan aku bisa merasakan energi yang berbeda dari dirimu.” “ Tapi aku seri” belum sempat Edwyn menyelesaikan kalimatnya, Yavanna sudah menyerangnya dengan harap Edwyn akan mengeluarkan kekuatannya. Pria itu terpental cukup jauh dan membuatnya langsung meringis kesakitan, Yavanna hanya menatapnya datar tanpa rasa bersalah karena telah menyerangnya secara mendadak. “ Sudah ku katakana, aku tidak memiliki kekuatan apapun.” Jawabnya sambil berusaha untuk bangkit. Yavanna kemudian mendekati Edwyn sambil menyentuh dagunya dan menatap kedua matanya dalam-dalam, jarak keduanya sangat dekat sehingga membuat Edwyn kesulitan untuk bernafas. “ Ada apa Yavanna.?” Suara itu berhasil membuat Yavanna melepaskan Edwyn dan melirik Fanwe yang baru saja menghampiri mereka. “ Apa kau sudah mengetahui tentang kekuatan anak ini.?” Tanya Yavanna. “ Belum, aku pun sama penasarannya denganmu tentang kekuatan anak ini.” Jawab Fanwe melirik Edwyn yang masih syok dengan sikap Yavanna barusan. “ Dia tidak mungkin seorang manusia biasa kan.?” “ Sepertinya begitu, aku pun curiga jika dia memiliki darah keturunan yang tidak biasa.” “ Lalu bagaimana dengan Alissa? Apa dia sudah mendapatkan kekuatannya kembali.?” Tanya Yavanna. “ Dia masih berusaha mengembalikannya, mungkin satu hingga dua hari lagi.” Jawab Fanwe lirih. “ Lalu kapan kau akan memberitahu Winola jika Alissa sudah kembali.?” “ Aku tidak akan memberitahunya.” “ Kenapa? Winola mungkin akan terus mencari Alissa, tidak menutup kemungkinan dia nekat untuk kembali ke dunia manusia.” “ Alissa masih harus menyelesaikan misinya, jika kita tidak bisa melakukannya maka dia yang akan mengurus semua itu.” “ Kau akan mengirim Alissa kembali ke dunia manusia.?” “ Bagaimana pun juga Alissa sudah cukup mengenal dunia manusia, dia pasti tahu apa yang harus dia lakukan.” “ Tapi itu sangat berbahaya, kau tahu kalau kita memiliki kesepakatan yang tidak boleh di langgar.” “ Aku tahu, tapi ini cara satu-satunya untuk menyelesaikan semuanya.” Ucap Fanwe seketika membuat Yavanna terdiam. “ Bagaimana jika Alissa mendapat masalah di dunia manusia.?” “ Dia bisa melakukannya, kekuatannya melebihi kita. Hanya saja sekarang dia belum bisa menguasainya dengan baik, maka dari itu aku akan melatihnya sebelum dia kembali ke dunia manusia.” “ Lalu bagaimana dengan Winola? Dia berhak tahu soal ini.” “ Aku tidak akan membuatnya khawatir, bagaimana pun juga dia adalah seorang ibu yang tidak akan membiarkan anaknya berjuang sendirian.” “ Bagaimana caramu mengatasinya.?” “ Aku memiliki cara lain untuk mengatasinya, ini akan membuat Winola berhenti untuk khawatir.” “ Cara lain? Apa maksudmu.?” ** “ Kau adalah anak dalam ramalan kami.” “ Hidupmu akan membuat semuanya kembali menjadi lebih baik.” “ Tidak ada kebencian, tidak ada peperangan.” “ Tapi kau harus ingat, jangan sampai salah dalam mengambil keputusan. Semua bergantung di tanganmu, hanya kau yang dapat melakukannya.” Gadis itu pun membuka kedua matanya secara perlahan, dia melihat situasi di sekitar yang terasa begitu tenang. Dirinya sadar jika saat ini dia sedang duduk di atas sebuah batu di tengah-tengah danau yang hijau, kemudian dia melirik kedua tangannya yang terasa aneh persis seperti pertama kali dirinya mendapatkan energi yang sangat besar. Namun saat itu Alissa teringat dengan suara-suara yang berbisik kepadanya sebelum ia membuka kedua matanya, dia tidak mengerti apa maksud dari bisikan itu. Kenapa suara itu seakan memberikan harapan yang sangat besar kepadanya, apa yang harus di lakukannya. Alissa kemudian mencoba apakah kekuatannya sudah kembali atau belum, dia menggerakan kedua tangannya dan melirik sebuah daun yang jatuh ke atas air yang kemudian mencoba untuk menggerakkannya dengan pikiran. Hal itu berhasil di lakukan sehingga membuat Alissa tersenyum dengan puas, setelah dua hari berdiam diri akhirnya kekuatannya sudah kembali. Ketika Alissa mencoba untuk bangkit dari atas batu itu tiba-tiba saja dirinya kehilangan kendali sehingga membuatnya hampir terjatuh ke dalam air. Kemudian Fanwe dan Edwyn muncul dan terkejut melihat Alissa yang sudah sadar, gadis itu berseru bahwa dirinya sudah selesai dan kekuatannya telah kembali. Fanwe dan Edwyn ikut senang mendengarnya, mereka pun membantu Alissa untuk kembali ke daratan dan memberikan makanan serta minuman untuknya yang selama dua hari ini belum menyentuhnya sama sekali. ** Alissa menemui Fanwe setelah dia selesai membersihkan dirinya, dia datang seorang diri sementara Edwyn berada di rumah. Gadis itu melihat sang ayah sedang berdiri menghadap danau Siberi, mengetahui putrinya sudah datang menemuinya membuat Fanwe kemudian menoleh dengan senyuman. “ Aku sudah mendapatkan kekuatanku kembali, dan sekarang aku bisa kembali ke dunia manusia untuk menyelamatkan mereka.” “ Jangan terburu-buru.” “ Tapi Ayah, banyak makhluk yang membutuhkan pertolonganku. Bagaimana jika mereka terlambat ku selamatkan, aku harus segera kesana.” “ Kau memang keturunan Winola, sama seperti ibumu yang selalu ingin bergerak cepat untuk menolong mereka yang kesusahan.” “ Ayah tidak menahanmu tetap berada disini tanpa sebab, ayah ingin kamu melatih diri dengan kekuatan yang kamu miliki. Kamu harus tahu batasan apa saja yang akan terjadi pada setiap kekuatanmu, apa sebab dan akibat dari semua itu.” “ Jadi, apa ayah akan melatihku sebelum aku kembali ke dunia manusia.?” Tanya Alissa menatap ayahnya serius. “ Tentu saja, ayah ingin kamu menguasai kekuatanmu itu. Alissa terdiam sejenak, seperti yang di katakana sang ayah. Alangkah baiknya jika dia mengasa kemampuannya terlebih dulu, tidak mungkin jika dia kembali ke dunia manusia dan hal kemarin kembali terulang. “ Baiklah, aku akan tetap tinggal dan mulai berlatih denganmu.” Jawab Alissa penuh percaya diri.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN