Troll

1533 Kata
Alissa dan Edwyn kini sudah berada jauh dari lokasi mereka berpisah dengan jendral Aron, dan kini mereka sudah hampir tiba di jembatan perbatasan seperti yang di katakana oleh jendral Aron. Jembatan yang akan mereka lalui di jaga oleh beberapa troll, mereka adalah sejenis makhluk besar namun ukuran mereka lebih kecil dari pada raksasa. Para troll hidup di dalam sebuah gua yang dalam dan gelap, dan mereka di tugaskan untuk menjaga jembatan sebab dengan kekuatan yang mereka miliki mampu menghadang beberapa penyusup yang datang untuk merusak bumi bagian tengah. “ Kenapa jembatannya sangat sepi? Apa tidak ada yang berjaga.?” Tanya Edwyn sambil melirik kesana kemari. “ Kita tidak tahu dari arah mana mereka akan muncul.” Jawab Alissa lirih. Kuda yang mereka tumpangi tiba-tiba berhenti dan menolak untuk melangkah lebih jauh, hal itu membuat Alissa bingung dan mencoba untuk menenangkannya ketika kuda itu terlihat semakin gelisah. Getaran yang sangat kuat pun muncul dan membuat kuda tersebut menjatuhkan Alissa dan Edwyn dari punggungnya, kemudian dia lari meninggalkan mereka tepat di tengah-tengah jembatan. “ Apa yang kalian lakukan di jembatan ini.?” Suara itu muncul bersamaan dengan sosok besar dari sebuah gua yang terhalang oleh sebuah pohon besar di seberang sungai. “ Makhluk apa itu ? kenapa wajahnya sangat menakutkan.?” Tanya Edwyn yang bersembunyi di balik tubuh Alissa. “ Kami utusan dari tuan Eros, kami ingin pergi ke danau Siberi.” Jawab Alissa dengan lantang. “ Danau Siberi? Aku tidak pernah mendengar nama danau itu sebelumnya. Kenapa tuan Eros mennyuruh kalian untuk kesana.?” Tanya Troll itu lagi. “ Ini perintah, kami tidak boleh menyebutkan alasannya.” “ Jika benar kalian berdua adalah utusan tuan Eros, maka silahkan lewat.” Lanjutnya kemudian. Alissa dan Edwyn kemudian melanjutkan langkah mereka, namun yang terjadi adalah Troll itu langsung menyerang mereka hingga membuat keduanya terpental dari jembatan dan jatuh ke dasar sungai. Beruntung Alissa dan Edwyn pandai berenang sehingga mereka segera menepi ke sebuah batu besar yang berada di sungai tersebut, setelah mereka berdiri di atas batu tersebut, Alissa langsung protes kepadanya. “ Kenapa kau menyuruh kami untuk jalan jika kau ingin menyerang kami hah.?” “ Kalian pikir aku bodoh, aku di perintahkan oleh sang Valar untuk menjaga jembatan ini. Makhluk asing seperti kalian tidak boleh sembarangan masuk ke bumi bagian tengah.” Balas Troll itu sambil tertawa terbahak-bahak. “ Apa yang harus kita lakukan sekarang.?” Tanya Edwyn sambil menarik lengan Alissa. “ Aku tidak tahu harus berbuat apa, seandainya aku memiliki kekuatan aku pasti akan membuat troll itu membeku menjadi es.” Ucap Alissa benar-benar di buat kesal olehnya. “ Tidak ada danau Siberis di bumi bagian tengah, aku tahu kalau kalian hanya penipu yang ingin merusak bumi bagian tengah kan.?” Lontar Troll itu. “ Apa maksudnya? Lalu kenapa tuan Eros menyuruh kita kesana?” Ucap Edwyn. “ Sepertinya aku harus mengaku.” Gumam Alissa melangkah maju ke depan. “ Aku adalah putri dari Ratu Winola dan Valar Fanwe, biarkan aku lewat sekarang juga atau kau akan menyesal karena telah berurusan denganku.” Sahut Alissa seketika membuat suasana hening dan Troll itu terdia,. Tak begitu lama sampai Troll tersebut kembali tertawa cukup keras, lagi-lagi dia menganggap Alissa dengan berhalusinasi. Dia tidak percaya atas pengakuan Alissa jika dia adalah putri sang Ratu dan Valar, hal itu semakin membuat Alissa kesal dan meneriakinya sebagai monster yang jelek. Troll yang mendengarnya pun marah hingga menghampiri Alissa dengan wajah seriusnya, dengan senjata yang dia pegang membuatnya mengayunkan senjata tersebut dan akan menyerang mereka sekali lagi. Alissa dan Edwyn menutup kedua matanya saat suara tubrukan yang begitu keras terdengar sangat jelas, mereka membuka kedua mata secara perlahan saat tidak merasakan apapun yang menyentuh kecuali hembusan angin yang kencang. “ Kalian baik-baik saja.?” Suara itu membuat Alissa langsung mengenalinya. Gamora dan Thanos datang tepat waktu membuat serangan troll tersebut di tangkis dengan mudah, ukuran Gamora dan Thanos dua kali lebih besar dari pada Troll itu sehingga membuat tubuhnya juga ikut terpental. “ Kalian datang tepat waktu.” Ujar Alissa terlihat begitu senang. “ Jendral Aron yang memberitahu kami jika kalian mungkin terkendala di jembatan ini, makanya kami datang untuk membantu.” Jawab Gamora. Troll itu kembali bangkit sambil meringis kesakitan, wajahnya terlihat sangat kesal setelah mendapat pukulan yang kuat dari dua raksasa tersebut. “ Kalian para raksasa penghuni hutan Sandora, ini bukan daerah kekuasaan kalian.” Sahut Troll tersebut. “ Biarkan teman-temanku lewat, dia adalah putri dari sang Ratu Sandora. Jangan berani-berani berurusan dengannya.” Lontar Thanos. “ Aku tetap tidak percaya jika dia adalah anak sanga Ratu.” “ Aku berani bertaruh, dia hanya ingin lewat dan menemui ayahnya.” “ Jika benar dia anak sang Ratu dan Valar, kenapa dia pergi hanya berdua dengan seekor kuda yang sudah melarikan diri? Dimana para pengawal kaliam.?” “ Kami yang mengawal mereka berdua, hanya saja kami terlambat untuk sampai di jembatan ini karena ada suatu kendala.” Jelas Gamora. “ Oke, mereka berdua boleh lewat tapi tidak dengan kalian berdua.” Sambung troll itu kepada Gamora dan Thanos. Akhirnya setelah perdebatan panjang Troll itu mengizinkan Alissa dan Edwyn untuk lewat, namun tatapannya seakan masih mencurigai mereka berdua dan Alissa pun tak lepas menatap makhluk tersebut dengan tatapan yang tak kalah tajamnya. “ Alissa, tunggu.” Sahut Thanos seketika membuat gadis itu menoleh. “ Ini ada surat yang di berikan jendral Aron pada kami, dia meminta kami untuk menyerahkannya padamu.” Thanos menyerahkan secarik surat kepada Alissa dan di terima gadis itu dengan baik. “ Terima kasih, Thanos dan Gamora.” Lontar Alissa dan kembali melanjutkan langkahnya bersama Edwyn. ** Karena hanya dengan berjalan kaki, Alissa dan Edwyn tiba di sebuah pedesaan ketika langit sudah berubah menjadi gelap. Mereka lelah dan juga lapar sampai disana, keduanya terlihat kebingungan harus mendapatkan makanan dimana sementara mereka tidak memiliki apapun untuk di makan saat ini. “ Ini tidak seperti di dunia manusia, kita bisa mendapatkan uang dengan cara yang mudah untuk membeli makanan.” Gumam Alissa sambil menjatuhkan tubuhnya di sebuah batu yang cukup besar. “ Biasanya apa yang kalian gunakan untuk membeli sesuatu.?” Tanya Edwyn. “ Aku tidak tahu, sejak kecil aku sudah hidup berkecukupan. Aku bahkan tidak pernah membeli apapun di luar istana, jadi jangan heran jika aku tidak tahu harus bagaimana sekarang.” Jawab Alissa pasrah. “ Kalau begitu tunggu disini, aku akan mencarikan makanan untukmu.” Ujar Edwyn. “ Tapi kau kan tidak tahu apa-apa di tempat ini.” “ Kau juga sama, kau mungkin terlahir di dunia ini tapi kau tidak tahu cara bertahan hidup di luar selain di istanamu kan.” Alissa terdiam dan dia tidak bisa membalas ucapan Edwyn, tak ingin membuat pria itu pergi sendirian akhirnya dia ikut. Berdua akan jauh lebih baik, setidaknya Edwyn tidak harus terkejut sendirian melihat dunia ini yang begitu berbeda dari dunia manusia. Mereka berdua pun pergi ke rumah masyarakat di desa yang mereka datangi, kemudian melihat siapapun yang terlihat kesusahan. Hal ini biasanya di lakukan oleh Edwyn untuk mendapatkan imbalan, dan cara Edwyn ini termasuk hal yang berhasil sebab saat ini Edwyn dan Alissa berhasil menemukan target mereka yang merupakan penduduk bumi bagian tengah yang asli. Keduanya membantu wanita tua itu menarik gerobak sampai sejauh satu kilometer, disana merupakan rumah si wanita dan Edwyn bersama Alissa berhasil membantunya. Wanita itu berbaik hati memberikan dua potong roti dan s**u segar kepada mereka berdua, mereka pun tak lupa mengucapkan rasa terima kasih mereka kepada si wanita tersebut. “ Kau benar-benar bisa di andalkan, padahal ini bukan duniamu tapi kamu sudah menyelesaikan satu masalah dengan mudah.” Ujar Alissa ketika mereka sudah kembali di tempat pertama mereka tiba. “ Ku rasa dimana pun akan tetap sama, jika kita baik pada siapapun kita pasti akan kembali mendapatkan kebaikan.” Jawab Edwyn. Mereka pun mulai menyantap pemberian wanita tersebut dengan lahap, setidaknya rasa lapar mereka telah teratasi sehingga mereka sudah tidak merasa lapar lagi. Karena suasana sudah semakin gelap, sepertinya mereka harus beristirahat dan melanjutkan perjalanan mereka besok pagi. Beruntung masih ada tenda yang mereka gunakan kemarin, jika tidak ada tenda tersebut mungkin mereka akan kebingungan untuk dapat beristirahat dimana. “ Aku akan berjaga diluar, kau bisa tidur duluan.” Lontar Edwyn lirih. “ Tidak perlu, kita bisa sama-sama menunggu sampai mengantuk.” Jawab Alissa mengambil tempat di sebelah Edwyn. Dari kejauhan mereka tidak menyadari bahwa ada sosok misterius yang memperhatikan mereka di balik semak belukar, Alissa dan Edwyn sibuk mengobrol seputar perjalanan mereka serta rencana mereka ke depannya. Setelah mengobrol cukup lama, keduanya pun mulai merasa mengantuk. Alissa mengajak Edwyn untuk segera masuk ke dalam tenda dan tidur, besok pagi-pagi sekali keduanya harus bangun lebih awal. Ketika hendak memasuki tenda, Edwyn sempat merasa ada sesuatu yang aneh di ujung sana lebih tepatnya di balik semak belukar. Dia melihat semak-semak itu bergoyang sebentar dan menangkap bayangan aneh, rasa takut Edwyn pun muncul namun ketika melihat Alissa entah mengapa dia langsung berusaha untuk memberanikan diri. “ Kau seorang laki-laki, jangan menjadi penakut di depan seorang wanita.” Benak Edwyn sambil menggelengkan kepalanya. “ Apa yang kau lakukan? Kenapa tidak masuk.?” Tegur Alissa. Edwyn hanya tersenyum simpul membalasnya, kemudian dia masuk dan mengambil tempat di sudut. Sama seperti sebelumnya mereka memang tidur di dalam tenda yang sama namun tetap menjaga jarak sebagaimana mestinya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN